Senin, 31 Januari 2011

4 Februari 2011

Jumat, 04 Februari 2011                                                                                         Pw Agatha

Markus 6 : 14 – 29
Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Ayat Emas:
Ia tahu Yohanes seorang yang baik yang diutus oleh Allah (Mrk 6:20).

Belajar Setia

            Sepulang dari Sekolah Minggu, Galih mendapati teman-temannya sedang asyik bermain tamiya di teras rumahnya. Karena terkejut melihat teman-temannya itu, Galih pun bertanya kepada mereka, “Mengapa teman-teman tidak sekolah minggu?”. Lantas Dudi, yang ikut bermain itu menjawab, “Aku kan mau mencoba tamiyaku yang baru.” Kemudian, Galih berkata lagi, “Mencoba tamiya kan bisa sepulang dari Sekolah Minggu.” Sekali lagi jawab Dudi, “Ah… kamu sombong sekali Galih, mentang-mentang baru komuni pertama.” Mendengar perkataan itu, Galih hanya diam dan segera masuk rumah.
            Galih memang baru saja menyambut komuni pertama, dan ia tahu membedakan mana yang baik untuk dikerjakan terlebih dahulu, dan mana yang kurang baik untuk ditinggalkan. Seperti Yohanes Pemandi dan Santa Agatha yang kita peringati hari ini, Galih telah belajar setia menjadi anak Katolik yang baik. (Sr. Ann.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar