Senin, 31 Januari 2011

4 Februari 2011

Jumat, 04 Februari 2011                                                                                         Pw Agatha

Markus 6 : 14 – 29
Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Ayat Emas:
Ia tahu Yohanes seorang yang baik yang diutus oleh Allah (Mrk 6:20).

Belajar Setia

            Sepulang dari Sekolah Minggu, Galih mendapati teman-temannya sedang asyik bermain tamiya di teras rumahnya. Karena terkejut melihat teman-temannya itu, Galih pun bertanya kepada mereka, “Mengapa teman-teman tidak sekolah minggu?”. Lantas Dudi, yang ikut bermain itu menjawab, “Aku kan mau mencoba tamiyaku yang baru.” Kemudian, Galih berkata lagi, “Mencoba tamiya kan bisa sepulang dari Sekolah Minggu.” Sekali lagi jawab Dudi, “Ah… kamu sombong sekali Galih, mentang-mentang baru komuni pertama.” Mendengar perkataan itu, Galih hanya diam dan segera masuk rumah.
            Galih memang baru saja menyambut komuni pertama, dan ia tahu membedakan mana yang baik untuk dikerjakan terlebih dahulu, dan mana yang kurang baik untuk ditinggalkan. Seperti Yohanes Pemandi dan Santa Agatha yang kita peringati hari ini, Galih telah belajar setia menjadi anak Katolik yang baik. (Sr. Ann.)

3 Februari 2011

Kamis, 03 Februari 2011

Markus 6 : 7 – 13

Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Ayat Emas:
Ia memanggil kedua belas pengikut-Nya, lalu mengutus mereka berdua-dua dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat. (Mrk 6 : 7)

Kita Bersaudara

            Ketika liburan sekolah, Anton dan Andi adiknya hendak pergi ke rumah nenek di kampung. Setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya, mereka pun segera menempuh perjalanan.
            Namun ketika di tengah jalan, ternyata Andi merasa kehausan. Lantas, Andi meminta Anton, kakaknya, untuk memetikkan buah kelapa di kebun orang lain, “Kak, aku haus banget. Petikkan kelapa itu dong,” desak Andi. Lantas Anton pun menjawab singkat, “Jangan, mencuri itu dosa! aku tidak mau melakukannya. Lebih baik kita jalan sebentar lagi dan mampir ke rumah teman kita.”
            Tak lama kemudian, sampailah mereka di rumah Widi, teman dekat mereka yang rumahnya tak jauh dari tempat itu, dan mereka meminta air minum padanya. Akhirnya mereka dapat mengobati rasa haus tanpa harus berbuat dosa.
            Sebagai kakak yang baik, Anto telah mencegah adiknya untuk berbuat dosa. Kita semua adalah saudara, maka kita pun punya kewajiban yang sama untuk saling mengingatkan ketika melihat saudara kita hendak berbuat dosa supaya kita semua menjadi selamat. (Yohanes S)

2 Februari 2011




Rabu, 02 Februari 2011                                                       Pesta Yesus Dipersembahkan

Lukas 2 : 22 – 32

Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."

Tuhan Penyelamatku

            Pagi ini, Dian mendatangi rumahku. Ia mengajak aku untuk tidak pergi ke Gereja pada hari Minggu yang akan datang, tapi pergi jalan-jalan saja keliling kota dengan mengendarai sepeda motor sambil menghilangkan penat. Tapi aku tidak setuju dengan rencananya itu, karena bagiku hari Minggu adalah hari yang harus kupersembahkan untuk Tuhan, kesempatan untuk berjumpa dengan Tuhan dan menimba lagi kekuatan baru dari Tuhan untuk menjalani hari-hari yang akan datang. Maka, aku pun menolak ajakannya itu.
            Setelah beberapa hari berlalu, kini tibalah hari Minggu. Ternyata, Dian nekat pergi jalan-jalan keliling kota seorang diri dengan mengendarai sepeda motornya. Sedangkan aku tetap pergi ke Gereja, yang juga seorang diri.
            Sepulang dari Gereja, aku sengaja melintas di depan rumahnya seperti yang biasa aku lakukan selama ini. Namun kali ini, betapa terkejutnya aku ketika melihat banyak orang yang sedang berkumpul di depan rumah Dian. Maka aku pun segera menghampiri rumahnya dan bertanya kepada salah seorang yang ada di situ tentang apa yang sedang terjadi. “Dian kecelakaan.” jawab orang itu singkat. Mendengar jawaban itu, dengan setengah tidak percaya, aku pun segera bergegas masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan sahabatku tersebut. Syukurlah ia masih selamat dan tidak sampai meninggal dunia. Demikian juga aku yang harus lebih bersyukur karena telah diselamatkan oleh Tuhan. Seandainya aku tidak pergi ke Gereja dan lebih memilih ikut jalan-jalan, tentu aku pun akan mengalami hal serupa seperti Dian.
            Pengalaman itu, kini semakin meyakinkan aku untuk lebih mengutamakan Tuhan daripada menuruti kesenangan diri sendiri. Oleh karena itu, marilah kita selalu menyertakan Tuhan dalam hidup kita dan tidak meninggalkan kewajiban kita untuk tetap berbakti kepadaNya agar kita tetap selamat. (Didik)

Ayat Emas:
Sebab dengan  mataku sendiri aku sudah  melihat Penyelamat yang daripada-Mu (Luk 2 : 30).


Tuhan Penyelamatku

            Pagi ini, Dian mendatangi rumahku. Ia mengajak aku untuk tidak pergi ke Gereja pada hari Minggu yang akan datang, tapi pergi jalan-jalan saja keliling kota dengan mengendarai sepeda motor sambil menghilangkan penat. Tapi aku tidak setuju dengan rencananya itu, karena bagiku hari Minggu adalah hari yang harus kupersembahkan untuk Tuhan, kesempatan untuk berjumpa dengan Tuhan dan menimba lagi kekuatan baru dari Tuhan untuk menjalani hari-hari yang akan datang. Maka, aku pun menolak ajakannya itu.
            Setelah beberapa hari berlalu, kini tibalah hari Minggu. Ternyata, Dian nekat pergi jalan-jalan keliling kota seorang diri dengan mengendarai sepeda motornya. Sedangkan aku tetap pergi ke Gereja, yang juga seorang diri.
            Sepulang dari Gereja, aku sengaja melintas di depan rumahnya seperti yang biasa aku lakukan selama ini. Namun kali ini, betapa terkejutnya aku ketika melihat banyak orang yang sedang berkumpul di depan rumah Dian. Maka aku pun segera menghampiri rumahnya dan bertanya kepada salah seorang yang ada di situ tentang apa yang sedang terjadi. “Dian kecelakaan.” jawab orang itu singkat. Mendengar jawaban itu, dengan setengah tidak percaya, aku pun segera bergegas masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan sahabatku tersebut. Syukurlah ia masih selamat dan tidak sampai meninggal dunia. Demikian juga aku yang harus lebih bersyukur karena telah diselamatkan oleh Tuhan. Seandainya aku tidak pergi ke Gereja dan lebih memilih ikut jalan-jalan, tentu aku pun akan mengalami hal serupa seperti Dian.
            Pengalaman itu, kini semakin meyakinkan aku untuk lebih mengutamakan Tuhan daripada menuruti kesenangan diri sendiri. Oleh karena itu, marilah kita selalu menyertakan Tuhan dalam hidup kita dan tidak meninggalkan kewajiban kita untuk tetap berbakti kepadaNya agar kita tetap selamat. (Didik)


1 Februari 2011

Selasa, 01 Februari 2011

Markus 5 : 21 – 43

Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.
Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Ayat Emas: 
Tanpa mempedulikan apa yang dikatakan orang-orang itu, Yesus berkata kepada Yairus, "Jangan takut, percaya saja!" (Mark 5:36).

Belajar Percaya Diri

            Setiap kali hendak menghadapi ulangan harian, Widy selalu membuat contekan. Kali ini ia tidak memiliki bahan pelajaran yang akan ia buat sebagai contekan, karena ia tidak memiliki catatan pelajaran. Akhirnya, Widy tidak dapat mengerjakan soal-soal ulangan tersebut dan ia mendapat nilai nol. Karena itulah, ia pun menyesal dan berjanji pada dirinya sendiri untuk rajin belajar dan tidak mencontek lagi. Benarlah demikian, sejak rajin belajar Widy pun mendapatkan nilai yang bagus-bagus dan ia juga merasa puas dengan hasil belajarnya. Kini, Widy menjadi semakin percaya pada kemampuan dirinya sendiri.
            Orang yang mau terus berusaha mengembangkan kemampuan dirinya adalah orang yang tahu bersyukur kepada Tuhan yang telah menganugerahkan akal budi kepadanya. Maka, marilah kita belajar untuk semakin menyadari anugerah Tuhan dalam diri kita dan berani untuk percaya bahwa Tuhan sungguh-sungguh  bekerja di dalam diri kita.(Dyah).

Shalom Redaksi Edisi Februari 2011

YESUS MENCINTAI KELUARGA-NYA

                Adik-adik, siapa yang sayang papa-mama dan kakak-adik di rumah? Bagaimana dengan kanak-kanak Yesus sendiri? Pada bulan ini, tepatnya 2 Februari, kita merayakan pesta Yesus dipersembahkan ke Bait Allah. Dalam tradisi Yahudi semua anak sulung laki-laki adalah milik Tuhan karena Tuhan sendiri telah menebus dan menyelamatkan anak sulung Israel dari tulah kesepuluh di tanah perbudakan Mesir (bdk. Kel 12:12-13.29-30). Maka Yesus pun harus dipersembahkan kepada Tuhan dan ditebus oleh orang tuanya dengan persembahan sepasang burung tekukur atau dua ekor burung merpati sebab mereka berasal dari keluarga kurang mampu (bdk. Im 12:8). Selanjutnya kanak-kanak Yesus dibawa pulang dan dididik oleh Bunda Maria-Bapa Yosef di desa Nazaret. Mereka sangat menyayangi dan mencintai kanak-kanak Yesus seperti yang dilakukan pula oleh papa-mama kepada kalian. Yesus pun makin bertambah besar, mulai diajar untuk berjalan, berbicara, dan bergaul dengan teman-temannya di kampung. Sama seperti anak-anak lelaki Yahudi pada masa itu, pada umur lima tahun Yesus mulai bersekolah di Sinagoga desa Nazaret. Di sana dia belajar membaca dan menulis bahasa Ibrani, bahasa kitab suci, mengenal tumbuhan dan hewan yang disebut dalam kitab suci, dst. Pada usia dua belas tahun kanak-kanak Yesus baru diperkenankan untuk pertama kalinya membacakan Kitab Suci dalam ibadah di sinagoga. Dan selanjutnya disebut sebagai anak hukum (bar-mitzvah), artinya mulai wajib menjalankan semua hukum Taurat. Maka pada usia 12 tahun itu pula Yesus belia untuk pertama kalinya berziarah ke Bait Allah di Yerusalem dan di sanalah Ia bersoal jawab dengan para ahli Taurat sampai membuat mereka terheran-heran akan kecerdasannya (Luk 2:47). Seterusnya Dia kembali ke Nazaret dalam asuhan Bunda Maria dan Bapa Yosef. Niscaya selama tinggal bersama Bunda Maria dan Bapa Yosef Yesus pun mau membantu pekerjaan mereka, Yesus menghormati mereka dan membantu semampunya, sehingga dia pun makin dikasihi oleh Allah dan manusia (Luk 2:52).
          Bagaimana dengan adik-adik sendiri? Sungguhkah selama ini kalian telah mau meringankan pekerjaan orangtua di rumah? Mau menjaga dan bermain-main dengan adik? Mau menjaga dan bermain dengan adik? Tidak nakal dan bertengkar dengan kakak-adik? Dan tentunya mau tekun belajar sehingga semakin hari semakin pandai, sana seperti yang dilakukan oleh kanak-kanak Yesus? Atau, selama ini kalian lebih banyak bermain dan nonton TV sehingga hasil belajar belum memuaskan? Mari kita meneladan Yesus kecil yang sebaya kalian, untuk tekun belajar, mentaati orangtua, mau membantu orang lain dan mencintai anggota keluarga. Berkah Dalem!
Rm. Didik Bagiyowinadi,Pr
(http://bagiyowinadi.blogspot.com/)

Rabu, 26 Januari 2011

31 Januari 2011

SENIN, 31 JANUARI 2011
MARKUS 5:1-20
5:1 Kemudian Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sampai di seberang Danau Galilea, di daerah Gerasa.
5:2 Begitu Yesus turun dari perahu, Ia didatangi seorang laki-laki yang keluar dari gua-gua kuburan.
5:3 Orang itu dikuasai roh jahat dan tinggal di kuburan-kuburan. Ia sudah tidak dapat diikat lagi; walaupun dengan rantai.
5:4 Sudah sering kaki dan tangannya dibelenggu, tetapi selalu rantai-rantai itu diputuskannya, dan besi pada kakinya dipatahkannya. Ia begitu kuat sehingga tidak seorang pun dapat menahannya.
5:5 Siang malam ia berkeliaran di kuburan dan di bukit-bukit, sambil berteriak-teriak dan melukai badannya dengan batu.
5:6 Ketika dari jauh ia melihat Yesus datang, ia berlari-lari lalu sujud di hadapan Yesus.
5:7 Dengan suara yang keras ia berteriak, "Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi! Akan Kauapakan saya ini? Demi Allah, saya mohon, janganlah menyiksa saya!"
5:8 (Orang itu berkata begitu sebab Yesus berkata kepadanya,"Roh jahat, keluarlah dari orang ini!")
5:9 Lalu Yesus bertanya kepadanya, "Siapakah namamu?" Orang itu menjawab, "Nama saya 'Legiun' -- sebab kami ini banyak sekali!"
5:10 Berulang kali ia minta dengan sangat supaya Yesus jangan menyuruh roh-roh jahat itu keluar dari daerah itu.
5:11 Dekat tempat itu ada banyak sekali babi yang sedang mencari makan di lereng bukit.
5:12 Roh-roh jahat itu memohon kepada Yesus, "Suruhlah kami masuk ke dalam babi-babi itu."
5:13 Dan Yesus setuju. Jadi, roh-roh jahat itu keluar dari orang itu lalu masuk ke dalam babi-babi itu. Seluruh kawanan babi itu lari dan terjun dari pinggir jurang ke dalam danau lalu tenggelam -- semuanya ada kira-kira dua ribu babi.
5:14 Penjaga-penjaga babi itu lari, dan menyiarkan kabar itu di kota dan di desa sekitarnya. Lalu orang-orang keluar untuk melihat apa yang telah terjadi.
5:15 Mereka datang kepada Yesus, lalu melihat orang yang tadinya kemasukan roh jahat itu, sedang duduk di situ. Ia sudah berpakaian, dan pikirannya juga sudah waras. Maka mereka semua menjadi takut.
5:16 Orang-orang yang telah menyaksikan sendiri kejadian tentang orang itu dan babi-babi itu menceritakan apa yang telah terjadi.
5:17 Lalu penduduk daerah itu minta supaya Yesus meninggalkan daerah itu.
5:18 Waktu Yesus naik ke dalam perahu, orang yang tadinya dikuasai roh jahat itu minta kepada Yesus, supaya boleh ikut.
5:19 Tetapi Yesus tidak setuju, kata-Nya, "Pulanglah dan beritahukan kepada sanak saudaramu apa yang sudah dilakukan Tuhan untukmu dan betapa baiknya Ia terhadapmu!"
5:20 Orang itu pun pergi, dan mulai menceritakan di daerah Sepuluh Kota apa yang telah diperbuat Yesus kepadanya. Semua orang heran mendengarnya.

AYAT EMAS – Mrk 5:19
Tetapi Yesus tidak setuju, kata-Nya, "Pulanglah dan beritahukan kepada sanak saudaramu apa yang sudah dilakukan Tuhan untukmu dan betapa baiknya Ia terhadapmu!"(Markus 5:19)


WASPADALAH TERHADAP SI JAHAT

            Pagi itu, tiba-tiba Ika berteriak-teriak di kamar, “Bu, mana buku-buku pelajaran yang akan saya bawa ke sekolah, kok belum ada di tas?” tanyanya sambil marah-marah. Karena sikap Ika itu, maka Ibu terpaksa harus meninggalkan adik dan mengambilkan buku-buku pelajaran yang hendak dibawa Ika ke sekolah. Sikap Ika sangatlah tidak baik. Belajar dan menyiapkan buku pelajaran itu sebenarnya merupakan tanggungjawab Ika sendiri sebagai pelajar. Kemalasannya itulah yang menjadi penyebab kemarahannya. Malas dan amarah adalah sumber dari perbuatannya yang tak terpuji itu, dan semuanya itu berasal dari si jahat. Karena itu, marilah kita selalu waspada terhadap si jahat dengan rajin berdoa. Dengan berdoa berarti kita selalu dekat dengan Tuhan, sang sumber kasih itu. Dan bila kita dekat dengan sumber kasih berarti kita pun akan sanggup untuk berbuat kasih kepada sesama. Mari kita menjadi saksi Kristus dengan berbuat kasih dan tidak lekas marah pada semua orang. (Nirina).

30 Januari 2011

MINGGU, 30 JANUARI 2011
MATIUS 5:1-12ª
5:1 Waktu Yesus melihat orang banyak itu, Ia naik ke atas bukit. Sesudah Ia duduk, pengikut-pengikut-Nya datang kepada-Nya,
5:2 lalu Ia mulai mengajar mereka:
5:3 "Berbahagialah orang yang merasa tidak berdaya dan hanya bergantung pada Tuhan saja; mereka adalah anggota umat Allah!
5:4 Berbahagialah orang yang bersedih hati; Allah akan menghibur mereka!
5:5 Berbahagialah orang yang rendah hati; Allah akan memenuhi janji-Nya kepada mereka!
5:6 Berbahagialah orang yang rindu melakukan kehendak Allah; Allah akan memuaskan mereka!
5:7 Berbahagialah orang yang mengasihani orang lain; Allah akan mengasihani mereka juga!
5:8 Berbahagialah orang yang murni hatinya; mereka akan mengenal Allah.
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai di antara manusia; Allah akan mengaku mereka sebagai anak-anak-Nya!
5:10 Berbahagialah orang yang menderita penganiayaan karena melakukan kehendak Allah; mereka adalah anggota umat Allah!
5:11 Berbahagialah kalian kalau dicela, dianiaya, dan difitnah demi Aku.
5:12 Nabi-nabi yang hidup sebelum kalian pun sudah dianiaya seperti itu. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah upah di surga yang disediakan Tuhan untuk kalian."

AYAT EMAS Mat 5:9
Berbahagialah orang yang membawa damai di antara manusia; Allah akan mengaku mereka sebagai anak-anak-Nya!

ENO SANG PENDAMAI

            Ketika Eno sedang asyik bermain bersama Stefan dan teman-temannya yang lain di halaman sekolah, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kedatangan Exel yang tanpa alasan mendorong tubuh Stefan keras-keras hingga jatuh tersungkur di tanah. Akibat perbuatannya itu, dahi Stefan pun terluka dan berdarah. Lantas Stefan menangis keras karena kesakita dan ia segera bangkit berdiri membalas memukul punggung Exel. Tak lama kemudian keduanya saling beradu mulut dan saling menyalahkan.
            Dari adu mulut itu akhirnya dapat diketahui alasannya mengapa Exel berbuat dmeikain. Ternyata ia marah karena tidak diajak bermain. Sementara Stefan tidak suka bermain dengan Exel karena Exel suka mengganggu dan kasar.
Melihat kejadian itu, Eno pun segera mendekati mereka dan berusaha melerai pertengkaran tersebut sambil berkata, “Sudah-sudah, jangan bertengkar lagi. Lebih baik kita berteman daripada saling bermusuhan begini.” Lantas Eno mengajak mereka sambil bersalaman untuk sama-sama meminta dan memberi maaf. Setelah berdamai, Eno yang ditemani Exel mengantar Stefan ke UKS untuk diobati. Sejak itu, mereka justru berteman semakin akrab.
Dengan demikian Eno telah melaksanakan tugas mulia sebagai anak Allah, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Yesus, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”. Mereka yang disebut sebagai anak-anak Allah adalah semua orang yang mencerminkan kasih Allah dengan mengasihi sesamanya dan menjalin hubungan persahabatan dengan tulus hati. (Sr. Bernardine,SPM).

29 Januari 2011

SABTU, 29 JANUARI 2011
MARKUS 4:35-41

4:35 Pada sore hari itu juga, Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Marilah kita berlayar ke seberang danau."
4:36 Maka Yesus naik ke perahu, dan pengikut-pengikut-Nya meninggalkan orang banyak di tepi danau, lalu naik ke perahu yang sama. Perahu-perahu lain ada juga di situ. Kemudian Yesus dan pengikut-pengikut-Nya mulai berlayar.
4:37 Tak lama kemudian datang angin keras. Ombak mulai memukul perahu dan masuk ke dalam sehingga perahu itu hampir penuh dengan air.
4:38 Di buritan perahu itu, Yesus sedang tidur dengan kepala-Nya di atas bantal. Pengikut-pengikut-Nya membangunkan Dia. Mereka berkata, "Bapak Guru, apakah Bapak tidak peduli, kita celaka?"
4:39 Yesus bangun, lalu membentak angin itu, dan berkata kepada danau, "Diam, tenanglah!" Angin pun reda, dan danau menjadi sangat tenang.
4:40 Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Mengapa kalian takut? Mengapa kalian tidak percaya kepada-Ku?"
4:41 Maka mereka menjadi takut dan berkata satu sama lain, "Siapakah sebenarnya orang ini, sampai angin dan ombak pun taat kepada-Nya."

AYAT EMAS Mrk 4:40
Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Mengapa kalian takut? Mengapa kalian tidak percaya kepada-Ku?"
JANGAN TAKUT!

            Adik-adik, pernahkah kalian merasa takut sendirian di rumah? Adalah Dina dan Diani, anak kembar kelas IV SD yang masih memiliki rasa takut untuk tinggal sendirian di rumah. Akibatnya mereka pun protes kepada orangtua saat mau ditinggal pergi latihan koor. Mendengar protes mereka, sang ibu pun menasihati, “Kenapa kalian harus takut? Bukankah Tuhan Yesus selalu menemani kita? Lihatlah, ada salib di rumah kita, itu artinya ada Tuhan Yesus yang selalu menjaga kita. Jadi, kita tidak perlu takut lagi, sebab Tuhan sendiri yang telah menemani kita, dan Ia pasti akan selalu menjaga kalian berdua.”
            Setelah mendengar perkataan ibunya itu, akhirnya Dia dan Dini pun merasa tenang. Kini mereka menjadi semakin percaya bahwa ada Tuhan yang selalu menjaga dan menemani mereka, sehingga mereka tidak merasa takut lagi berada di rumah sendirian.
            Tuhan itu snagat baik, Ia telah mengorbankan Diri-Nya sendiri untuk menyelamatkan kita. Oleh karena itu, Ia tidak akan pernah membiarkan kita celaka. Maka, sudah selayaknya bila kita menyerahkan diri sepenuhnya pada perlindungan Tuhan, sebab bila kita takut berarti kita masih meragukan kemampuan Tuhan. Jadi, marilah kita percaya bahwa Tuhan sellau ada bersama kita dan menjaga kita. (Lucia Yutri Y)

28 Januari 2011


JUMAT, 28 JANUARI 2011
MARKUS 4:26-34

4:26 Yesus menyambung pembicaraan-Nya lagi, "Bila Allah memerintah sebagai Raja, keadaannya dapat diumpamakan seperti seorang yang menabur benih di ladangnya.
4:27 Malam hari ia tidur; siang hari ia bangun. Dan sementara itu benih-benih itu terus bertumbuh dan menjadi besar. Tetapi bagaimana caranya benih-benih itu tumbuh dan menjadi besar, orang itu tidak tahu.
4:28 Tanah itulah yang dengan sendirinya mengeluarkan hasil: mula-mula tangkainya, kemudian bulirnya, lalu buahnya.
4:29 Dan kalau gandum itu sudah masak, orang itu pun mulailah menyabit karena sudah waktunya untuk menuai."
4:30 "Apabila Allah memerintah, dengan apa kita dapat membandingkannya?" tanya Yesus pula. "Contoh apakah yang dapat kita pakai untuk menerangkannya?
4:31 Apabila Allah memerintah, keadaannya seperti perumpamaan ini: Sebuah biji sawi diambil seseorang lalu ditanam di tanah. Biji sawi adalah benih yang terkecil di dunia.
4:32 Tetapi kalau sudah tumbuh, ia menjadi yang terbesar di antara tanaman-tanaman. Cabang-cabangnya sedemikian rindang sehingga burung-burung dapat datang, dan membuat sarang di bawah naungannya."
4:33 Begitulah Yesus mengajar orang dengan menggunakan banyak perumpamaan seperti itu, sejauh mereka dapat mengerti.
4:34 Yesus selalu memakai perumpamaan kalau Ia mengajar orang-orang itu. Tetapi kalau Ia sendiri dengan pengikut-pengikut-Nya, Ia menjelaskan semuanya kepada mereka.
AYAT EMAS Mrk 4:31-32
Apabila Allah memerintah, keadaannya seperti perumpamaan ini: Sebuah biji sawi diambil seseorang lalu ditanam di tanah. Biji sawi adalah benih yang terkecil di dunia. Tetapi kalau sudah tumbuh, ia menjadi yang terbesar di antara tanaman-tanaman. Cabang-cabangnya sedemikian rindang sehingga burung-burung dapat datang, dan membuat sarang di bawah naungannya."

ANAK JALANAN YANG MENJADI ARTIS

            Brendi adalah anak yatim piatu yang gigih ingin terus bersekolah. Oleh sebab itu, setiap sepulang dari sekolah ia mengamen untuk mendapatkan uang. Suatu ketika, ia mencoba mendaftarkan diri untuk mengikuti acara Indonesia Mencari Bakat. Ternyata ia diterima. Tak disangka, penampilannya yang sangat menghibur itu disukai oleh banyak orang dan kini ia telah menjadi artis cilik terkenal.
            Meski telah menjadi artis terkenal, Brendi tetap rendah hati. Ia tetap ingin terus belajar untuk meraih cita-citanya sebagai seorang arsitek. Selamat berjuang ya Bendi, meskipun telah menjadi orang terkenal tapi engkau tetap rendah hati. Kami doakan, semoga engkau dapat meraih cita-citamu.
            Nah, sekarang giliran kita. Tuhan telah memberikan bakat khusus pada setiap orang, dan kita bisa berkembang menjadi lebih baik untuk meraih cita-cita yang kita inginkan dengan bakat yang telah kita miliki itu. Jadi, janganlah berkecil hati kalau saat ini kita masih belum bisa mengerjakan yang terbaik. Asalkan kita mau terus berusaha, pastilah cita-cita itu akan terwujud. Selamat berjuang ya kawan. (Yovita).

27 Januari 2011

KAMIS, 27 JANUARI 2011 – Pw Thomas Aquino
MARKUS 4:21-25

4:21 Selanjutnya Yesus berkata pula, "Pernahkah orang menyalakan lampu lalu menutupnya dengan tempayan, atau meletakkannya di bawah tempat tidur? Apakah ia tidak menaruh lampu itu pada kaki lampu?
4:22 Tidak ada yang tersembunyi yang tidak akan kelihatan; dan tidak ada yang dirahasiakan yang tidak akan terbongkar.
4:23 Sebab itu, kalau punya telinga, dengarkan!"
4:24 Lalu Yesus berkata lagi, "Perhatikanlah apa yang kalian dengar ini! Ukuran yang kalian pakai untuk orang lain akan dipakai juga oleh Allah untuk kalian -- dan bahkan lebih banyak lagi.
4:25 Sebab orang yang sudah mempunyai, akan diberi lebih banyak lagi; tetapi orang yang tidak mempunyai, sedikit yang masih ada padanya akan diambil juga."
AYAT EMAS – Mark 4:22
Tidak ada yang tersembunyi yang tidak akan kelihatan; dan tidak ada yang dirahasiakan yang tidak akan terbongkar.

SI KELINCI YANG BAIK HATI

            Di sebuah hutan, hiduplah seekor kelinci yang baik hati. Suatu hari, ketika ia hendak menyebarang sungai untuk mencari makanan di seberang hutan, tiba-tiba datanglah si tupai dari atas pohon dan menyiramkan air sungai itu ke arahnya. Kemudian sambil meledek kelinci yang basah kuyub itu, ia berjingkat-jingkat hendak menjauhi aliran air dan meloncat ke pohon yang ada di pinggir sungai tersebut.
            Namun, pada saat itu di kelinci sedang mencoba mengusapi seluruh tubuhnya, tiba-tiba terdengar suara :byuurr...!! Ternyata si tupai terjatuh ke dalam derasnya aliran sungai dan terhanyut. Melihat si tupai yang kepayahan di derasnya arus sungai itu, si kelinci tak mempedulikan dirinya lagi dan segera mencebur ke dalam sungai itu untuk menyelamatkannya. Ia berhasil menangkap lengan si tupai dan menghantarnya ke tepian hingga akhirnya si tupai itu selamat. Tapi sayang, dirinya sendiri tak sempat lagi untuk menepi karena derasnya aliran air sungai itu telah terburu menghanyutkannya. Kini, si tupai yang usil itu menyesali perbuatannya karena ternyata si kelinci itu sangat baik. Ia telah rela mengorbankan diri untuk mnyelamatkannya. Lantas ia menceritakan kejadian itu kepada para sahabatnya hingga akhirnya seluruh penghuni hutan mendengar tentang kabar tersebut. Sejak saat itu, si kelinci selalu dikenang oleh para sahabatnya karena kebaikannya. Demikian juga baik buruknya perbuatan kita, lambat laun akan diketahui orang lain. (Yosefina)

26 Januari 2011

RABU, 26 JANUARI 2011 – Pw Timotius dan Titus
LUKAS 10:1-9
10:1 Setelah itu Tuhan memilih tujuh puluh  pengikut lagi, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului Dia ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
10:2 "Hasil yang akan dituai banyak," kata-Nya kepada mereka, "tetapi pekerja untuk menuainya hanya sedikit. Sebab itu, mintalah kepada Pemilik ladang supaya Ia mengirimkan pekerja untuk menuai hasil tanaman-Nya.
10:3 Nah, berangkatlah! Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala.
10:4 Jangan membawa dompet atau kantong sedekah, ataupun sepatu. Jangan berhenti di tengah jalan untuk memberi salam kepada seorang pun juga.
10:5 Kalau kalian masuk sebuah rumah, katakanlah lebih dahulu, 'Semoga sejahteralah dalam rumah ini.'
10:6 Kalau di situ ada orang yang suka damai, salam damaimu itu akan tetap padanya; kalau tidak, tariklah kembali salam damaimu itu.
10:7 Tinggallah di satu rumah saja. Terimalah apa yang dihidangkan di situ kepadamu, sebab orang yang bekerja berhak menerima upahnya. Jangan berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah yang lain.
10:8 Apabila kalian datang ke sebuah kota dan di sana kalian disambut dengan baik, makanlah apa yang dihidangkan di situ kepadamu.
10:9 Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di kota itu, dan beritakanlah kepada orang-orang di situ, 'Allah segera akan mulai memerintah sebagai Raja di tengah-tengah kalian.'

AYAT EMAS – Luk 10:2
"Hasil yang akan dituai banyak," kata-Nya kepada mereka, "tetapi pekerja untuk menuainya hanya sedikit. Sebab itu, mintalah kepada Pemilik ladang supaya Ia mengirimkan pekerja untuk menuai hasil tanaman-Nya.

SAAT ROMO SAKIT

            Ema sangat sedih saat mendengar Romo Michael, romo pendamping Minggu Gembira, mengalami kecelakaan sepulang dari stasi. Bahkan Misa minggu tadi dipimpin oleh romo tamu. Ema khawatir kalau Romo Michael tidak bisa ikut acara anjangsana Minggu Gembira ke Malang Selatan. Saat pertemuan Minggu Gembira, pembina mengajak anak-anak untuk mendoakan Romo Michael. Puji Tuhan, seminggu kemudian Romo Michael sudah sembuh sehingga bisa ikut anjangsana ke Malang Selatan. Kini Ema menjadi tahu, betapa repotnya kalau romo sampai sakit.
            Adik-adik terkasih, kehadiran romo atau pastor memang sanat berarti bagi kehidupan umat dan Gereja. Sayang bahwa jumlah pastor sangat sedikit, padahal banyak pelayanan yang perlu dilakukan. Seperti yang disabdakan Tuhan Yesus tadi, “Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit”. Maka mari kita berdoa, agar banyak yang terpanggil untuk menjadi pastor. Tetapi juga mari berdoa agar pastor paroki kita senantiasa sehat dan bahagia. (Tweety).

Jumat, 21 Januari 2011

Shalom dari Redaksi PELANGI KASIH

Adik-adik, selamat berjumpa dengan renungan harian anak kristiani PELANGI KASIH. PELANGI KASIH ingin mengajak kalian untuk setiap hari membaca kitab suci, seperti yang dibacakan dalam perayaan Ekaristi harian di seluruh dunia. Selain itu, kalian bisa menyimak aneka kisah kasih dan renungan kecil yang telah disiapkan oleh tim PELANGI KASIH, yakni para pendamping Minggu Gembira, guru TK-SD, dan kakak-kakak pencinta anak dari Keuskupan Malang. Mereka ingin berbagi kisah-kasih dan renungannya kepada kalian. Selanjutnya kalian bisa menuliskan doa-doa dan niat pribadi pada ruang yang telah disediakan. PELANGI KASIH ingin menyapa semua anak kristiani Indonesia dan mengajak kalian untuk tekun membaca dan merenungkan kitab suci setiap hari.
            Mengapa kita perlu membaca kitab suci setiap hari? Karena kitab suci, Alkitab, adalah sabda Tuhan sendiri. Melalui kitab suci, Tuhan bersabda kepada kita. Tulis pemazmur, ”Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, cahaya untuk menerangi jalanku” (Mzm 119:105). Apalagi manfaat kitab suci? Menurut St. Paulus, ”Semua yang tertulis dalam Alkitab, diilhami oleh Allah dan berguna untuk mengajarkan yang benar, untuk menegur dan membetulkan yang salah, dan untuk mengajar manusia supaya hidup menurut kemauan Allah” (2Tim 3:16). Dalam kitab Injil kita bisa bertemu dengan Tuhan Yesus yang bersabda dan berkarya 2000 tahun lalu. Namun terlebih, melalui kitab Injil ini kita bisa berjumpa dan mendengarkan Tuhan Yesus yang bersabda kepada kita secara pribadi. Maka mari kita mulai membiasakan diri, hari demi hari, membaca dan merenungkan kitab suci agar kita bisa menemukan pesan Tuhan untuk hidup harian kita. Semakin kita mengenal dan mencintai kitab suci, semakin kita mengenal Tuhan Yesus, dan semakin pula kita mensyukuri kasih-Nya yang kita alami setiap hari. Mari bersama PELANGI KASIH setiap hari kita membaca dan merenungkan kitab suci. Ajak juga kakak-adik dan teman-temanmu untuk mulai mengenal dan mencintai kitab suci, serta memanfaatkan PELANGI KASIH ini. Berkah Dalem!
Rm. Didik Bagiyowinadi,Pr
NB:
Alamat pemesanan Renungan harian anak Pelangi Kasih:
Redaksi Pelangi Kasih, Jl. Bromo 24, MALANG 65112
0341-353237; HP 081233901967
Email: renunganhariananak@yahoo.com
Harga: Rp. 5.000,- per eksemplar/bulan; Rp. 25.000,- per set (6 bulan, Jan-Jul 2011). Ongkos kirim ditanggung oleh pemesan.
BCA Malang, AC No. 011.099.5377, a.n. Emanuel Wahyu Widodo

25 Januari 2011

SELASA, 25 JANUARI 2011 – Pesta Bertobatnya St. Paulus
MARKUS 16:15-18

16:15 Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia dan siarkanlah Kabar Baik dari Allah itu kepada seluruh umat manusia.
16:16 Orang yang tidak percaya akan dihukum. Tetapi orang yang percaya dan dibaptis, akan selamat.
16:17 Sebagai bukti bahwa mereka percaya, orang-orang itu akan mengusir roh jahat atas nama-Ku; mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak mereka kenal.
16:18 Kalau mereka memegang ular atau minum racun, mereka tidak akan mendapat celaka. Kalau mereka meletakkan tangan ke atas orang-orang yang sakit, orang-orang itu akan sembuh."
AYAT EMAS- Mrk 16:15
 "Pergilah ke seluruh dunia dan siarkanlah Kabar Baik dari Allah itu kepada seluruh umat manusia.


“ FACEBOOK “

Setiap hari Tessa selalu membuka facebook. Bila sudah online dan asyik curhat dengan teman-temannya yang ada di dunia maya, ia tidak mau lagi diganggu oleh urusan lain. Lama kelamaan. Bahkan setiap kali dimintai tolong ayah dan ibunya pun ia selalu menolaknya dengan alas an sedang sibuk. Kini, Tessa telah memiliki ribuan teman di dunia maya, tapi ia tidak punya teman di rumah
Bijaklah menyikapi kemajuan teknologi. Teknologi diciptakan untuk menunjang kebutuhan manusia. Jangan sampai kita justru diperbudak oleh teknologi. Mari kita teladani sikap Santo Paulus yang tak kunjung henti mewartakan kabar gembira kepada semua orang. Manfaatkan kemajuan teknologi, termasuk facebook maupun tweeter, untuk mewartakan kabar keselamatan Kerajaan Allah kepada semua orang untuk kebaikan hidup kita.
              ( Sheline )