Rabu, 02 Januari 2013

4 Jan 2013



3 Jan 2013


2 Jan 2013


1 Jan 2013


Selamat Tahun Baru 2013- Shalom



Adik-adik terkasih, Bapa Suci Benediktus XVI telah mencanangkan tahun 2012-2013 ini sebagai tahun iman untuk memperingati 50 tahun Konsili Vatikan II (1962-1965). Salah satu buah konsili tersebut adalah keputusan para bapa Uskup agar Kitab Suci semakin sering dibuka, dibaca, dan direnungkan oleh umat Katolik (bdk. Dei Verbum, art. 25). Penerbitan Pelangi Kasih ini pun terinspirasi oleh cita-cita para Bapa Konsili Vatikan II yang mengharapkan kita semakin mengenal Kristus dengan cara mengenal dan merenungkan Kitab Suci. Maka selama tahun 2013 ini kita akan mengenal para rasul yang menjadi soko guru Gereja sebab iman Katolik itu bersumber dari pengajaran para rasul. Istilah keren-nya bersifat apostolis. Selain itu, kita juga akan mengenal para pengarang Injil.
                Pada urutan pertama kita akan mengenal St. Petrus. Kalian tahu, nama aslinya adalah Simon, anak Yohanes (Yoh 1:42), Tuhan Yesus kemudian menyebutnya dengan nama Kefas (Aram) Petrus (Yunani) karena dia seperti petra (artinya: batu karang), yang kokoh dan tidak tergoyahkan, kendati kadang-kadang juga keras kepala. Bersama adiknya, St. Andreas, dia termasuk murid-murid pertama Tuhan Yesus. Dari profesi sebagai penjala ikan Tuhan Yesus hendak membentuk dan menjadikan dia sebagai penjala manusia (Luk 5:10)! Wow…tugas yang keren. Kerap dia tampil sebagai juru bicara bagi teman-temannya (lih. Mrk 8:29; Yoh 6:67-71), ibarat ketua kelompok atau ketua kelas di antara kita ya. Demikian pula saat peristiwa Pentakosta Petrus juga tampil berkhotbah (Kis 2). Dia diberi kesempatan istimewa untuk mengikuti Tuhan Yesus dan menyaksikan bagaimana Tuhan Yesus menghidupkan putri Yairus (Mrk 5:37), menyatakan kemuliaan-Nya di gunung yang tinggi (Mrk 9:2-13), dan berdoa dalam sakratul maut di taman Getsemani (Mrk 14:32-42). Namun, saat Yesus diadili, kita tahu bagaimana Petrus sampai tiga kali menyangkal bahwa dirinya adalah murid Yesus. Namun, Tuhan berkenan mengampuni dia dengan tiga kali bertanya: “Simon, Anak Yohanes, Apakah engkau mengasihi Aku?” Pertanyaan yang sama ditanyakan kepada kita semua. Semoga kita juga berani menjawab, “Tuhan tahu, betapa aku mencintai-Mu!”
Berkah Dalem,
Rm. Didik Bagiyowinadi