Minggu, 09 Januari 2011

4 Januari 2011

SELASA, 4 JANUARI 2011
MARKUS 6:34-44

6:34 Ketika Yesus turun dari perahu, Ia melihat orang banyak. Ia kasihan kepada mereka, sebab mereka seperti domba yang tidak punya gembala. Maka Ia pun mulai mengajarkan banyak hal kepada mereka.
6:35 Ketika sudah petang, pengikut-pengikut Yesus berkata kepada-Nya, "Sudah hampir malam dan tempat ini terpencil.
6:36 Lebih baik Bapak menyuruh orang-orang ini pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan kampung-kampung di sekitar ini."
6:37 Tetapi Yesus menjawab, "Kalian saja memberi mereka makan." "Wah, apakah kami harus pergi membeli roti seharga dua ratus uang perak *uang perak: Sekeping uang perak adalah upah harian bagi seorang pekerja biasa (lih. Mat. 20:2).* untuk memberi makan orang-orang ini?" begitu kata pengikut-pengikut Yesus itu.
6:38 Lalu tanya Yesus, "Ada berapa roti pada kalian? Coba pergi lihat." Sesudah mereka pergi melihat, mereka berkata, "Ada lima roti dan ada dua ikan juga."
6:39 Lalu Yesus menyuruh semua orang itu duduk berkelompok-kelompok di rumput yang hijau.
6:40 Orang-orang itu pun duduk dengan teratur, berkelompok-kelompok. Ada yang seratus orang sekelompok, dan ada juga yang lima puluh orang sekelompok.
6:41 Kemudian Yesus mengambil lima roti dan dua ikan itu, lalu menengadah ke langit dan mengucap terima kasih kepada Allah. Sesudah itu, Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya dan memberikannya kepada pengikut-pengikut-Nya untuk dibagi-bagikan kepada orang banyak itu. Dan dua ikan itu dibagi-bagikan juga kepada mereka semua.
6:42 Mereka makan sampai kenyang.
6:43 Kemudian kelebihan makanan itu dikumpulkan oleh pengikut-pengikut Yesus -- semuanya ada dua belas bakul penuh.
6:44 Orang laki-laki yang makan roti itu ada kira-kira lima ribu

AYAT EMAS Mat 6:34
Ketika Yesus turun dari perahu, Ia melihat orang banyak. Ia kasihan kepada mereka, sebab mereka seperti domba yang tidak punya gembala. Maka Ia pun mulai mengajarkan banyak hal kepada mereka.


Saat musim hujan tiba, pepohonan kembali mengnijau. Ketika itu muncullah anak ulat di antara dedaunan. "Halo... daun-daunku yang indah," sapa si anak ulat pada dedaunan itu. Lanjutnya, "Maukah kamu berbagi denganku, kawan? Sebenarnya aku tidak ingin menyakitimu, tapi aku kelaparan." Untuk beberapa saat, daun-daun itu berunding, "jika kita memberikan padanya, bagaimana hidup kita nanti? Kalaupun tak mati, kita akan terlihat jelek karena tubuh kita menjadi banyak lubang?," tanya salah satu dari dedaunan itu. Kemudian, kata yang lain, "Tapi, apakah kita akan membiarkannya mati? Aku kira tidaklah menjadi masalah jika kita memberikan sebagian dari diri kita." Lalu ia berkata pada sianak ulat itu, "Baiklah kawan, makanlah akusampai kamu kenyang." Ulat itu pun berkata, "Terima kasih kawan, kamu memang baik hati". Perlahan-lahan si anak ulat memakannya hingga kenyang.
Setelah melihat si anak ulat itu bahagia, daun itu pun turut bahagia karena telah menyelamatkan hidupnya meskipun kini tubuhnya sendiri tak lagi terlihat indah. Beberapa hari kemudian, kebahagiaannya menjadi semakin lengkap dengan tumbuhnya tunas baru yang akan meneruskan hidupnya. Daun yang lain menyesal, karena menjadi tua dan kering. siapa memberi, kepadanya akan ditambahkan oleh Tuhan. Demikianlah hendaknya kita pun mau berbagi dan menjadikan sikap berbagi itu sebagai perbuatan yang menyukakan hati. (Digna R. P)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar