Minggu, 09 Januari 2011

7 Januari 2011

JUMAT, 7 JANUARI 2011
LUKAS 5:12-16


5:12 Pada suatu hari, Yesus berada di suatu kota. Di sana ada seorang laki-laki yang badannya penuh dengan penyakit kulit yang mengerikan. *penyakit kulit yang mengerikan: Menurut peraturan agama Yahudi, penyakit ini menyebabkan penderitanya tidak layak menyembah Allah di tempat ibadah. (Lihat kamus).* Ketika ia melihat Yesus, ia sujud di hadapan-Nya sambil memohon, "Pak, kalau Bapak mau, Bapak dapat menyembuhkan saya!"
5:13 Yesus menjamah orang itu sambil berkata, "Aku mau, sembuhlah!" Saat itu juga penyakitnya hilang.
5:14 Lalu Yesus melarang orang itu menceritakan hal itu kepada siapa pun, kata-Nya, "Pergilah kepada imam, dan minta dia untuk memastikan engkau sudah sembuh. Lalu pergilah mempersembahkan kurban seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti kepada orang-orang bahwa engkau sungguh-sungguh sudah sembuh."
5:15 Tetapi kabar tentang Yesus makin tersebar ke mana-mana, dan banyak orang datang untuk mendengar-Nya dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka.
5:16 Setelah itu Yesus pergi berdoa ke tempat yang sunyi.
AYAT EMAS Luk 5:13
Yesus menjamah orang itu sambil berkata, "Aku mau, sembuhlah!" Saat itu juga penyakitnya hilang.


Ketika pulang dari sekolah minggu, kira-kira jam lima sore, aku bersama kedua anakku, Sisil dan Felix, melewati jalan sepi yang ada di dekat kapel tempat dimana kami mengadakan sekolah minggu. Tiba-tiba tampak seorang kakek jatuh tersungkur di jalan raya karena tertabrak sepeda motor. Ketika melihat peristiwa itu, kami berusaha lari menghindar. Tapi ternyata, Felix yang masih berusia 5 tahun itu sangat pemberani, ia tidak setuju dengan tindakan kami. la justru berusaha mendekati kakek itu dan menolongnya. Akhirnya kami pun turut membantunya dan membawa kakek itu ke klinik terdekat.
Syukurlah jiwa kakek tersebut masih tertolong dan keluarganya berusaha mencari sang penolong untuk mengucapkan terima kasih. Kami bangga karena anak kami telah berhasil mengajak kami menolong seorang kakek yang menjadi korban tabrak lari. Ternyata, menolong sesama itu lebih membahagiakan. Maka, marilah kita belajar saling menolong satu dengan yang lain tanpa pamrih. (Antonina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar