Rabu, 26 Januari 2011

27 Januari 2011

KAMIS, 27 JANUARI 2011 – Pw Thomas Aquino
MARKUS 4:21-25

4:21 Selanjutnya Yesus berkata pula, "Pernahkah orang menyalakan lampu lalu menutupnya dengan tempayan, atau meletakkannya di bawah tempat tidur? Apakah ia tidak menaruh lampu itu pada kaki lampu?
4:22 Tidak ada yang tersembunyi yang tidak akan kelihatan; dan tidak ada yang dirahasiakan yang tidak akan terbongkar.
4:23 Sebab itu, kalau punya telinga, dengarkan!"
4:24 Lalu Yesus berkata lagi, "Perhatikanlah apa yang kalian dengar ini! Ukuran yang kalian pakai untuk orang lain akan dipakai juga oleh Allah untuk kalian -- dan bahkan lebih banyak lagi.
4:25 Sebab orang yang sudah mempunyai, akan diberi lebih banyak lagi; tetapi orang yang tidak mempunyai, sedikit yang masih ada padanya akan diambil juga."
AYAT EMAS – Mark 4:22
Tidak ada yang tersembunyi yang tidak akan kelihatan; dan tidak ada yang dirahasiakan yang tidak akan terbongkar.

SI KELINCI YANG BAIK HATI

            Di sebuah hutan, hiduplah seekor kelinci yang baik hati. Suatu hari, ketika ia hendak menyebarang sungai untuk mencari makanan di seberang hutan, tiba-tiba datanglah si tupai dari atas pohon dan menyiramkan air sungai itu ke arahnya. Kemudian sambil meledek kelinci yang basah kuyub itu, ia berjingkat-jingkat hendak menjauhi aliran air dan meloncat ke pohon yang ada di pinggir sungai tersebut.
            Namun, pada saat itu di kelinci sedang mencoba mengusapi seluruh tubuhnya, tiba-tiba terdengar suara :byuurr...!! Ternyata si tupai terjatuh ke dalam derasnya aliran sungai dan terhanyut. Melihat si tupai yang kepayahan di derasnya arus sungai itu, si kelinci tak mempedulikan dirinya lagi dan segera mencebur ke dalam sungai itu untuk menyelamatkannya. Ia berhasil menangkap lengan si tupai dan menghantarnya ke tepian hingga akhirnya si tupai itu selamat. Tapi sayang, dirinya sendiri tak sempat lagi untuk menepi karena derasnya aliran air sungai itu telah terburu menghanyutkannya. Kini, si tupai yang usil itu menyesali perbuatannya karena ternyata si kelinci itu sangat baik. Ia telah rela mengorbankan diri untuk mnyelamatkannya. Lantas ia menceritakan kejadian itu kepada para sahabatnya hingga akhirnya seluruh penghuni hutan mendengar tentang kabar tersebut. Sejak saat itu, si kelinci selalu dikenang oleh para sahabatnya karena kebaikannya. Demikian juga baik buruknya perbuatan kita, lambat laun akan diketahui orang lain. (Yosefina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar