Senin, 31 Januari 2011

2 Februari 2011




Rabu, 02 Februari 2011                                                       Pesta Yesus Dipersembahkan

Lukas 2 : 22 – 32

Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."

Tuhan Penyelamatku

            Pagi ini, Dian mendatangi rumahku. Ia mengajak aku untuk tidak pergi ke Gereja pada hari Minggu yang akan datang, tapi pergi jalan-jalan saja keliling kota dengan mengendarai sepeda motor sambil menghilangkan penat. Tapi aku tidak setuju dengan rencananya itu, karena bagiku hari Minggu adalah hari yang harus kupersembahkan untuk Tuhan, kesempatan untuk berjumpa dengan Tuhan dan menimba lagi kekuatan baru dari Tuhan untuk menjalani hari-hari yang akan datang. Maka, aku pun menolak ajakannya itu.
            Setelah beberapa hari berlalu, kini tibalah hari Minggu. Ternyata, Dian nekat pergi jalan-jalan keliling kota seorang diri dengan mengendarai sepeda motornya. Sedangkan aku tetap pergi ke Gereja, yang juga seorang diri.
            Sepulang dari Gereja, aku sengaja melintas di depan rumahnya seperti yang biasa aku lakukan selama ini. Namun kali ini, betapa terkejutnya aku ketika melihat banyak orang yang sedang berkumpul di depan rumah Dian. Maka aku pun segera menghampiri rumahnya dan bertanya kepada salah seorang yang ada di situ tentang apa yang sedang terjadi. “Dian kecelakaan.” jawab orang itu singkat. Mendengar jawaban itu, dengan setengah tidak percaya, aku pun segera bergegas masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan sahabatku tersebut. Syukurlah ia masih selamat dan tidak sampai meninggal dunia. Demikian juga aku yang harus lebih bersyukur karena telah diselamatkan oleh Tuhan. Seandainya aku tidak pergi ke Gereja dan lebih memilih ikut jalan-jalan, tentu aku pun akan mengalami hal serupa seperti Dian.
            Pengalaman itu, kini semakin meyakinkan aku untuk lebih mengutamakan Tuhan daripada menuruti kesenangan diri sendiri. Oleh karena itu, marilah kita selalu menyertakan Tuhan dalam hidup kita dan tidak meninggalkan kewajiban kita untuk tetap berbakti kepadaNya agar kita tetap selamat. (Didik)

Ayat Emas:
Sebab dengan  mataku sendiri aku sudah  melihat Penyelamat yang daripada-Mu (Luk 2 : 30).


Tuhan Penyelamatku

            Pagi ini, Dian mendatangi rumahku. Ia mengajak aku untuk tidak pergi ke Gereja pada hari Minggu yang akan datang, tapi pergi jalan-jalan saja keliling kota dengan mengendarai sepeda motor sambil menghilangkan penat. Tapi aku tidak setuju dengan rencananya itu, karena bagiku hari Minggu adalah hari yang harus kupersembahkan untuk Tuhan, kesempatan untuk berjumpa dengan Tuhan dan menimba lagi kekuatan baru dari Tuhan untuk menjalani hari-hari yang akan datang. Maka, aku pun menolak ajakannya itu.
            Setelah beberapa hari berlalu, kini tibalah hari Minggu. Ternyata, Dian nekat pergi jalan-jalan keliling kota seorang diri dengan mengendarai sepeda motornya. Sedangkan aku tetap pergi ke Gereja, yang juga seorang diri.
            Sepulang dari Gereja, aku sengaja melintas di depan rumahnya seperti yang biasa aku lakukan selama ini. Namun kali ini, betapa terkejutnya aku ketika melihat banyak orang yang sedang berkumpul di depan rumah Dian. Maka aku pun segera menghampiri rumahnya dan bertanya kepada salah seorang yang ada di situ tentang apa yang sedang terjadi. “Dian kecelakaan.” jawab orang itu singkat. Mendengar jawaban itu, dengan setengah tidak percaya, aku pun segera bergegas masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan sahabatku tersebut. Syukurlah ia masih selamat dan tidak sampai meninggal dunia. Demikian juga aku yang harus lebih bersyukur karena telah diselamatkan oleh Tuhan. Seandainya aku tidak pergi ke Gereja dan lebih memilih ikut jalan-jalan, tentu aku pun akan mengalami hal serupa seperti Dian.
            Pengalaman itu, kini semakin meyakinkan aku untuk lebih mengutamakan Tuhan daripada menuruti kesenangan diri sendiri. Oleh karena itu, marilah kita selalu menyertakan Tuhan dalam hidup kita dan tidak meninggalkan kewajiban kita untuk tetap berbakti kepadaNya agar kita tetap selamat. (Didik)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar