Jumat, 30 September 2011

5 Oktober 2011

Rabu, 5 Oktober 2011
Lukas 11:1-4

Pada suatu hari Yesus berdoa di suatu tempat. Sehabis berdoa, salah seorang dari pengikut-pengikut-Nya berkata, "Tuhan, coba ajarkan kami berdoa seperti Yohanes mengajar pengikut-pengikutnya berdoa."  2 Maka Yesus berkata kepada mereka, "Kalau kalian berdoa, katakanlah begini, 'Bapa, Engkaulah Allah yang Esa. Semoga Engkau disembah dan dihormati.  3 Berilah setiap hari makanan yang kami perlukan.  4 Ampunilah dosa-dosa kami, sebab kami juga mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membiarkan kami kehilangan percaya pada waktu kami dicobai.'"

Ayat Emas : Tuhan , coba ajarkan kami berdoa seperti Yohanes mengajar pengikut-pengikutnya berdoa. ( Luk. 11:1 )
           
Menghafal Doa-Doa Katolik

Kiki sangat sulit menghafal doa-doa Katolik seperti Doa salam Maria, kemuliaan, dan Bapa Kami. Dia merasa mindert bila melihat teman-teman lainnya sudah hafal doa-doa itu. Kiki ingin sekali dapat menghafal doa-doa itu di luar kepala, dan membuktikan kepada teman-temannya bahwa dia juga bisa.
Frater Dion mengerti kesulitan Kiki untuk menghafal doa-doa itu. Suatu kali, Frater memanggil Kiki ketika ia hendak pulang sekolah. Frater mengajak Kiki untuk berdoa bersama di ruang kelas yang sudah sepi. Doa-doa itu pertama-tama bukan untuk dihafalkan, tapi untuk didoakan. Kalau Kiki masih belum lancar dalam berdoa, sebelum berdoa katakana ini : Tuhan Yesus, ajari Kiki berdoa…..” Demikian nasihat Frater kepada Kiki.
Tuhan Yesus mengajarkan doa Bapa Kami yang sangat indah. Doa ini diajarkan kepada kita supaya kita mendoakannya setiap hari. ( Maria )

4 Oktober 2011

Selasa, 4 Oktobert 2011
Lukas 10:38-42
38 Kemudian Yesus dan pengikut-pengikut-Nya meneruskan perjalanan, lalu tiba di sebuah desa. Di situ seorang wanita, bernama Marta, mengundang Dia ke rumahnya.  39 Marta mempunyai saudara perempuan bernama Maria. Maria ini duduk dekat Tuhan Yesus mendengarkan ajaran-ajaran-Nya.  40 Tetapi Marta sibuk sekali dengan pekerjaan rumah tangganya. Ia pergi kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, apakah Tuhan tidak peduli Maria membiarkan saya bekerja sendirian saja? Suruhlah dia menolong saya!"  41 "Marta, Marta!" jawab Tuhan. "Engkau khawatir dan sibuk memikirkan ini dan itu;  42 padahal yang penting hanya satu. Dan Maria sudah memilih yang baik, yang tidak akan diambil dari dia." 

Ayat Emas : Maria ini duduk dekat Tuhan Yesus mendengarkan ajaran-ajaran – Nya. ( Luk.10:39)

Ngobrol di Saat Misa

Rico dan Gani duduk di bangku paling depan di gereja. Sejak awal hingga akhir misa, mereka terus ngobrol sendiri tanpa menghiraukan orang-orang yang mau berdoa dengan khusyuk. Sebelum mereka pulang, Suster Maria memanggil mereka berdua. Tanya Suster Maria kepada mereka berdua “ Tadi Romo Andre cerita apa waktu khotbah ? Serentak mereka kaget mendengar pertanyaan itu.
Sebagai hukuman karena mereka ngobrol terus pada waktu misa, mereka harus mengikuti misa lagi keesokan hari dan mencatat kotbah Romo. Catatan itu harus dimintakan tanda tangan Romo dan ditunjukan kepada Suster ketika di sekolah.
Tuhan Yesus ingin berbicara dan menyapa kita setiap hari, setiap saat. Dia ingin dan rindu sekali berbicara dengan kita. Maukah kita meluangkan waktu untuk duduk mendengarkan Tuhan berbicara ? ( Amos )

3 Oktober 2011

Senin, 3 Oktober 2011
Lukas 10:25-37

25 Kemudian seorang guru agama tampil untuk menjebak Yesus. Ia bertanya, "Bapak Guru, saya harus melakukan apa supaya dapat menerima hidup sejati dan kekal?"  26 Yesus menjawab, "Apa yang tertulis dalam Alkitab? Bagaimana pendapatmu tentang hal itu?"  27 Orang itu menjawab, "'Cintailah Tuhan Allahmu dengan sepenuh hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segala kekuatanmu, dan dengan seluruh akalmu,' dan 'Cintailah sesamamu seperti engkau mencintai dirimu sendiri.'"  28 "Jawabanmu itu benar," kata Yesus. "Lakukanlah itu, maka engkau akan hidup."  29 Tetapi guru agama itu mau membenarkan diri. Ia bertanya, "Siapa sesama saya itu?"  30 Yesus menjawab, "Ada seorang laki-laki turun dari Yerusalem ke Yerikho. Di tengah jalan ia diserang perampok, dirampas segala yang dimilikinya, dipukul setengah mati, lalu ditinggalkan tergeletak di jalan dengan luka parah.  31 Kebetulan seorang imam berjalan juga di jalan itu. Ketika dilihatnya orang itu, ia menyingkir ke seberang jalan, lalu berjalan terus.  32 Begitu juga dengan seorang Lewi yang berjalan di situ; ketika dilihatnya orang itu, ia mendekatinya untuk mengamatinya. Tetapi ia pun menyingkir ke seberang jalan, lalu berjalan terus.  33 Tetapi kemudian seorang Samaria yang sedang bepergian, lewat juga di situ. Ketika dilihatnya orang itu, sangat terharu hatinya karena kasihan.  34 Maka didekatinya orang itu lalu membersihkan luka-lukanya dengan anggur dan mengobatinya dengan minyak, kemudian membalut luka-luka itu. Sesudah itu, ia menaikkan orang itu ke atas keledainya sendiri, lalu membawanya ke sebuah losmen dan merawatnya.  35 Keesokan harinya ia mengambil dua keping uang perak dan memberikannya kepada pemilik losmen itu serta berkata, 'Rawatlah dia, dan kalau ada ongkos-ongkos lain, akan saya bayar nanti apabila saya kembali ke mari.'"  36 Kemudian Yesus mengakhiri cerita itu dengan pertanyaan ini, "Dari ketiga orang itu yang manakah, menurut pendapatmu, yang bertindak sebagai sesama dari orang yang dirampok itu?"  37 Guru agama yang ditanyai itu menjawab, "Orang yang telah menolong orang itu." "Nah, pergilah dan perbuatlah seperti itu juga!" kata Yesus.

Ayat Emas : Lakukanlah itu, maka engkau akan hidup.” ( Luk 10:28 )

Doa Malam
Bu, kenapa kita harus berdoa sebelum tidur dan sesudah bangun tidur ? Tanya Emma kepada ibunya. Kemudian ibu berjalan mendekati tempat tidur Emma dan duduk di sampingnya. Kita berdoa kepada Tuhan pada malam hari sebelum tidur untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dan mohon lindungannya selama kita tidur. Kita berdoa pada waktu bangun untuk mengucapkan terima kasih atas istirahat malam dan mohon perlindungan Tuhan untuk hari baru. “ Sesudah menjelaskan kepada Emma, ibu mengajak berdoa Bapa Kami bersama.
Tuhan Yesus mengajarkan banyak hal kepada kita; berbuat baik memaafkan, mencintai, rajin berdoa. Pelajaran dari Tuhan tidak berarti kalau kita tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh setiap hari. ( Puji )

2 Oktober 2011

Minggu, 2 Oktober 2011
Bacaan : Matius 21:33-43

33 "Dengarkan perumpamaan yang satu ini lagi," kata Yesus. "Seorang tuan tanah menanami sebidang kebun anggur. Ia memasang pagar di sekelilingnya, dan menggali lubang untuk alat pemeras anggur, kemudian mendirikan menara jaga. Sesudah itu ia menyewakan kebun anggur itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke negeri lain.  34 Ketika sudah sampai musim petik buah anggur, tuan tanah itu mengirim pelayan-pelayannya kepada penggarap-penggarap kebun itu untuk menerima bagiannya.  35 Tetapi penggarap-penggarap kebun itu menangkap pelayan-pelayan tuan tanah itu: Yang seorang dipukul, yang lain dibunuh, dan yang lain lagi dilempari batu.  36 Tuan tanah itu mengirim lagi pelayan-pelayan lain, lebih banyak dari yang pertama kalinya. Tetapi mereka diperlakukan dengan cara yang sama.  37 Akhirnya tuan tanah itu mengirim kepada mereka anaknya sendiri. 'Pasti anak saya akan dihormati,' pikirnya.  38 Tetapi ketika penggarap-penggarap kebun itu melihat anak tuan tanah itu, mereka berkata satu sama lain, 'Nah, ini dia, ahli warisnya. Mari kita bunuh dia, supaya kita mendapat warisannya!'  39 Maka anak itu ditangkap, dibuang ke luar, lalu dibunuh."  40 Yesus bertanya, "Nah, kalau pemilik kebun anggur itu kembali, ia akan berbuat apa terhadap penggarap-penggarap itu?"  41 Mereka menjawab, "Pasti ia akan membunuh orang-orang jahat itu, lalu menyewakan kebun anggur itu kepada orang lain yang mau memberi bagian hasil tanah itu kepadanya pada waktunya."  42 Maka Yesus berkata kepada mereka, "Belum pernahkah kalian membaca yang tertulis dalam Alkitab? 'Batu yang tidak terpakai oleh tukang bangunan sudah menjadi batu yang terutama. Inilah perbuatan Tuhan; alangkah indahnya!'"  43 "Jadi ingatlah," kata Yesus, "semua hak sebagai umat Allah akan dicabut daripadamu dan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menjalankan perintah-perintah Allah.

Ayat Emas : Batu yang tidak terpakai oleh tukang bangunan sudah menjadi batu yang terutama. Inilah perbuatan Tuhan ; alangkah indahnya ! ( Mat. 21:42 )
           
Mengumpulkan Koran Bekas
            
Aku tidak punya buku pelajaran seperti yang kalian miliki “, demikian keluh Fani ketika kami sedang belajar kelompok. Keluarga Fani memang berkekurangan. Ayahnya hanyalah seorang buruh harian dan ibunya tidak bekerja karena harus mengasuh adiknya yang masih kecil.
            Apa yang dapat kita buat untuk membantu Fani ? Tanya Hani kepada teman-teman. Uang saku kami tidak cukup untuk membeli buku pelajaran. Dendi mengusulkan untuk mengumpulkan Koran bekas yang ada di rumah kami, lalu menjualnya. Syukurlah, hasil penjualannya lebih dari cukup untuk membelikan buku pelajaran buat Fani. Fani bersyukur punya teman-teman yang baik kepadanya. Dia juga berjanji akan belajar lebih rajin karena telah memiliki buku pelajaran.
            Tuhan Yesus telah memberikan banyak hal kepada kita; kesehatan, orang tua, kehidupan, teman-teman, dan masih banyak lagi. Kalau Tuhan telah memberikan itu semua kepadamu, tugasmu adalah menghasilkan buah berlimpah dalam hidupmu dengan rajin belajar dan berdoa. ( Mega )

1 Oktober 2011

Sabtu, 1 Oktober 2011
Bacaan : Matius 18 : 1-4

Pada waktu itu pengikut-pengikut Yesus datang kepada-Nya dan bertanya, "Siapa yang dianggap terbesar di antara umat Allah?"  2 Yesus memanggil seorang anak kecil, dan membuat dia berdiri di depan mereka.  3 Lalu Yesus berkata, "Percayalah! Hanya kalau kalian berubah dan menjadi seperti anak-anak, kalian akan menjadi anggota umat Allah.  4 Orang yang merendahkan dirinya dan menjadi seperti anak ini, dialah yang terbesar di antara umat Allah.

Ayat Emas : “ Dan orang yang menerima anak yang seperti ini9 karena Aku, berarti menerima Aku. “ ( Mat. 18:5)

Kelahiran Baru
            
Pagi itu kami mendapat berita dari Yuli bahwa Bu. Elisabet baru melahirkan seorang anak laki-laki pertamanya. Bu Elisabet adalah guru muda yang mengajar bahasa Inggris. Sudah tiga minggu lebih beliau tidak mengajar kami . Beliau sedang mempersiapkan kelahiran anaknya yang pertama.
            Sepulang sekolah, kami mengajak Pak Heru untuk menjenguk Bu. Elisabet di rumah kediamannya. Kedatangan kami disambut oleh suaminya, sedang Bu Elisabet masih berbaring di dekat bayi mungilnya. Kami semua senang berada di tempat itu. Keluarga Bu Elisabet merasa bersyukur dan bergembira atas kelahiran bayi laki-laki di tengah-tengah mereka.
            Ketika hati kita sedih, Tuhan Yesus hadir untuk menghibur kita. Kedatangan Tuhan Yesus memberikan sukacita, kegembiraan dan syukur. Seperti kegembiraan seorang ibu yang melahirkan anak pertamanya. Demikian pula kehadiran Tuhan memberikan kebahagiaan di hati kita. ( Desy )
           

Shalom Redaksi -Anak Manis Maria

           Adik-adik terkasih, siapa dari kalian yang belum mengenal Santa Perawan Maria? Malaikat Gabriel menyebutnya berbahagia karena beliau penuh rahmat dan dipilih Tuhan untuk menjadi Ibu Sang Penebus (lih. Luk 1:28). Ada juga orang yang memuji Bunda Maria karena telah mengandung dan menyusui Yesus, namun Tuhan Yesus justru memuji Maria karena telah mendengarkan dan melaksanakan Sabda Tuhan (lih. Luk 11:27-28). Saat Yesus disalibkan, Bunda Maria berada di bawah salib (Yoh 19:25). Dan akhirnya beliau memangku jenazah Yesus yang telah diturunkan dari salib, yang lukisannya sering disebut dengan Pieta karya Michelangelo dari abad XV.
            Namun, Bunda Maria bukan hanya Bunda dari Tuhan Yesus. Saat disalibkan, Tuhan Yesus telah mengangkat Bunda Maria juga menjadi bunda dari semua murid Yesus (lih. Yoh 19:25-29). Akhirnya Bunda Maria menyertai para rasul bertekun dalam doa menantikan kedatangan Roh Kudus (Kis 1:13). Sebagai Bunda dari semua pengikut Kristus, Bunda Maria juga akan menyampaikan kepada Tuhan Yesus segala kesulitan dan permohonan kita, seperti beliau lakukan pada perkawinan di Kana (lih. Yoh 2:1-11).
            Sebagai anak-anak Tuhan dan sekaligus anak Bunda Maria, kita pun menghormati Bunda Maria, misalnya dengan berdoa Salam Maria. Dalam doa Salam Maria kita mengulang pujian Malaikat Gabriel (Luk 1:28) dan Elisabeth (Luk 1:42) dan memohon bantuan doa Bunda Maria untuk kita. Dan secara khusus pada bulan Mei dan Oktober, umat Katolik mengadakan devosi atau penghormatan kepada Bunda Maria, misalnya dengan mendoakan rosario atau berziarah ke tempat ziarah Maria. Doa rosario yang kita panjatkan merupakan suatu buket mawar rohani yang juga bisa kita tujukan untuk ujub-ujub kesejahteraan dan kesehatan orang lain.
            Akhirnya, dengan berdevosi kepada Bunda Maria kita diajak untuk menjadi anak-anak manis Bunda Maria yang senantiasa mencintai dan menghormati beliau, namun terlebih dengan meneladan beliau dalam melakukan kehendak Tuhan. Tentunya kita semua ingin menjadi anak-anak manis Bunda Maria. Berkah Dalem!
Rm. Didik Bagiyowinadi Pr

Selasa, 27 September 2011

30 September 2011

Jumat, 30 September 2011
Lukas 10:13-16
13 "Celakalah kamu, Korazim! Dan celakalah kamu, Betsaida! Seandainya keajaiban-keajaiban yang dibuat di tengah-tengahmu itu sudah dibuat di kota Tirus dan Sidon, pasti orang-orang di sana sudah lama bertobat dari dosa-dosa mereka, dan memakai pakaian berkabung serta menaruh abu di atas kepala mereka.  14 Pada Hari Kiamat, orang-orang Tirus dan Sidon akan lebih mudah diampuni Allah daripada kamu.  15 Dan kamu, Kapernaum! Kamu pikir, kamu akan ditinggikan sampai ke surga? Tidak! Malah kamu akan dibuang ke neraka!"  16 Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Orang yang mendengar kalian, mendengar Aku. Orang yang menolak kalian, menolak Aku. Dan orang yang menolak Aku, juga menolak Dia yang mengutus Aku."

Ayat Emas : Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikutNya, “ Orang yang mendengar kalian, mendengar Aku. Orang yang menolak kalian, menolak Aku.” ( Lukas 10:16)

Tidak Menghormati Pastor

Suatu hari Nino terlambat datang ke Gereja. Padahal saat itu dia tugas Putra Altar. Sesampai di Sakristi, Nino ditegur Pastor. Pastor menasehati Ninoi supaya disiplin dan tepat waktu. Apalagi ketika bertugas menjadi Putra Altar. Perayaan Ekaristi bisa terlambat jika Putra Altar terlambat datang. Dan itu artinya juga menghambat umat yang hendak ikut perayaan Ekaristi, hendaklah berdoa dan bertemu dengan Tuhan Yesus.
Mendengar teguran Pastor, Nino diam saja. Tetapi setelah selesai bertugas, di depan teman-temannya Nino malah marah-marah dan mengatakan yang tidak baik tentang Pastor. Teman-teman Nino jadi heran.
Adik-adik terkasih. Sikap Nino sangat tidak terpuji. Dia tidak mau mengakui kesalahannya dan tidak mau menerima nasihat baik dari orang lain. Padahal nasihat itu sangat penting untuk perbaikan diri. Yang sangat tidak terpuji lagi adalah sikap tidak hormat terhadap seorang Pastor. Pastor adalah Gembala kita. Wakil Kristus. Dia adalah perpanjangan tangan Tuhan Yesus sendiri. Kalau kita tidak menghormati Pastor, bahkan menjelek-jelekannya, berarti kita juga tidak menghormati Yesus dan sama halnya menjelek-jelekan Yesus sendiri. Bacaan hari ini sangat jelas mengingatkan kita akan hal ini. ( Leoni S )
   

29 September 2011

Kamis, 29 September  2011
Yohanes 1:47-51
47 Yesus melihat Natanael datang, lalu berkata tentang dia, "Lihat, itu orang Israel sejati. Tak ada kepalsuan padanya."  48 "Bagaimana Bapak mengenal saya?" tanya Natanael kepada Yesus. Yesus menjawab, "Sebelum Filipus memanggilmu, Aku sudah melihat engkau di bawah pohon ara itu."  49 "Bapak Guru," kata Natanael, "Bapak adalah Anak Allah! Bapaklah Raja bangsa Israel!"  50 Yesus berkata, "Engkau percaya, hanya karena Aku mengatakan bahwa Aku sudah melihat engkau di bawah pohon ara itu? Hal-hal yang jauh lebih besar dari itu akan kaulihat!"  51 Kata Yesus pula, "Sungguh, percayalah, engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah naik turun pada Anak Manusia."

Ayat Emas : Yesus berkata, “ Engkau percaya, hanya karena Aku mengatakan bahwa Aku sudah melihat engkau di bawah pohon ara itu ? Hal-hal yang jauh lebih besar dari itu akan kaulihat (Yohanes 1:50)

Berdoa dengan Tulus Hati

Menjelang ujian kenaikan kelas Amir mulai rajin berdoa. Hampir setiap malam ia berdoa. Bahkan buku doa milik ibunya ia pinjam untuk berdoa. Semua anggota keluarga heran dengan sikap Amir. “ Tumben kamu rajin berdoa Amir, ada apa ? “ Tanya ibu. Dengan tersipu malu Amir menjawab, “ Biar naik kelas bu, sebentar lagi kan Amir ujian kenaikan kelas.
Sebulan setelah ujian Amir menerima raport. Hasil yang di dapat tidak seperti yang diharapkan. Bukan hanya nilai yang jelek tetapi juga pmberitahuan kalau tidak naik kelas.
Adik-adik terkasih. Apa yang terjadi dengan Amir bukan sesuatu yang baru. Ada banyak anak yang rajin berdoa karena ada maunya. Mau ujian, mau ulangan, mau sesuatu. Doa terjadi bukan karena ada ketulusan hati. Tetapi doa karena ada maunya. Hasilnya apa ? Pastilah sebuah kekecewaan.
Doa yang baik muncul dari ketulusan. Dari hati yang dalam sebagai ungkapan cinta. Ungkapan cinta kita pada Tuhan. Hari ini Yesus menegur Natanael yang mengakui Yesus sebagai Anak Allah karena sebuah keajaiban. Bukan dari ketulusan hati. Mari mulai saat ini kita ubah kecenderungan kita berdoa karena ada maunya. Mari kita berdoa karena ketulusan hati. Berdoa karena kita cinta pada Tuhan Yesus. ( Titus Ario )

28 September 2011

Rabu, 28 September 2011
Lukas 9:57-62
57 Sementara Yesus dan pengikut-pengikut-Nya meneruskan perjalanan, ada orang berkata kepada Yesus, "Pak, saya mau mengikuti Bapak ke mana saja!"  58 Yesus menjawab, "Serigala punya liang, dan burung punya sarang, tetapi Anak Manusia tidak punya tempat berbaring."  59 Lalu Yesus berkata kepada seorang yang lain, "Ikutlah Aku." Tetapi orang itu berkata, "Pak, izinkanlah saya pulang dahulu untuk menguburkan ayah saya."  60 Yesus menjawab, "Biarkan orang mati menguburkan orang matinya sendiri. Tetapi engkau, pergi dan siarkanlah berita bahwa Allah sudah mulai memerintah."  61 Ada juga seorang lain yang berkata, "Pak, saya mau mengikuti Bapak, tetapi izinkanlah saya pulang dahulu untuk pamit."  62 Yesus berkata kepada orang itu, "Orang yang sudah mulai membajak, lalu menengok ke belakang, tidak layak menjadi anggota umat Allah."

Ayat Emas : Yesus berkata kepada orang itu, “ Orang yang sudah mulai membajak, lalu menengok ke belakang, tidak layak menjadi anggota umat Allah. ( Lukas 9:62 )

Melayani dengan Tulus

Siang itu Rahmat mendatangi Boby di rumahnya. Rahmat mengajak Boby untuk terlibat di Putra Altar.” Ayolah Bob, ikut misdinar ya. Kita perlu banyak misdinar. Masak sih setiap misa yang misdinar itu-itu saja, “ kata Rahmat. “ Baiklah, aku akan ikut Putra Altar, tetapi aku hanya mau misdinar kalau pas hari raya saja. Pas Natal atau Paskah,” jawab Boby.
Rahmat amat kecewa dengan sikap Boby. Boby hanya mau terlibat menjadi Putra Altar kalau mau misdinar waktu Natal atau Paskah saja. Rahmat amat sedih karena rupanya banyak anak di paroki yang memiliki pikiran yang sama dengan Boby. Hanya mau menjadi misdinar waktu Natal dan Paskah saja.
Adik-adik yang terkasih. Sikap Boby sangat tidak terpuji. Dia hanya mau menjadi misdinar waktu Natal dan Paskah saja. Artinya dia mau terlibat menjadi misdinar bukan karena ketulusan hatinya melayani Tuhan Yesus tetapi karena ada motivasi yang lain. Jika dia benar-benar tulus mel;ayani Tuhan, dia pasti tidak akan menuntut syarat. Tuhan Yesus hari ini menegur orang yang ingin menjadi muridnya tetapi dengan syarat. Tanpa ketulusan. ( Euricka )

Selasa, 20 September 2011

27 September 2011

Selasa, 27 September  2011
Lukas 9:51-56
51 Ketika sudah dekat waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengambil keputusan untuk pergi ke Yerusalem.  52 Maka Ia menyuruh orang pergi mendahului Dia. Orang-orang yang disuruh-Nya itu pergi, lalu masuk ke sebuah kampung di Samaria untuk menyiapkan segala sesuatu bagi Yesus.  53 Tetapi orang-orang di kampung itu tidak mau menerima Yesus, sebab nyata sekali Ia sedang menuju ke Yerusalem.  54 Maka pada waktu pengikut-pengikut Yesus, yaitu Yakobus dan Yohanes tahu tentang hal itu, mereka berkata, "Tuhan, apakah Tuhan mau, kami minta api turun dari langit untuk membinasakan orang-orang ini?"  55 Yesus berpaling, lalu memarahi mereka.  56 Setelah itu mereka pergi ke kampung yang lain.

Ayat Emas : Yesus berpaling, lalu memarahi mereka. ( Lukas 9:55 )

Tidak Mudah Menghakimi

Sore itu Ani dan Nina bermain masak-masakan. Dengan kompor kecil dan wajan kecil yang terbuat dari plastic, Ani mencoba memasak tempe-tempean yang terbuaqt dari daun. Lalu Nina mencoba memasak daun. Karena mereka berdua bermain masak-masakan di teras rumah, mau tidak mau teras menjadi kotor. Melihat itu Budi langsung marah. “ Kamu tahu tidak “. Karena ulahmu bermain di teras. Teras menjadi kotor. Mikir dong pakai otak. Awas nanti kalau mama pulang dari arisan, aku akan bilang mama,” kata Budi keras sekali. Budi selalu dan selalu senang memarahi adiknya. Bahkan boleh dikatakan ia amat cerewert dan suka mengadu. Ia merasa paling tua, paling pintar dan berkuasa.
Pulang dari arisan, mama langsung mendapat laporan dari Budi. Bahkan di depan mamanya budi masih mengolok-olok adiknya. Melihat kebiasaan Budi yang tidak baik itu mama justru memarahi Budi. “ Budi, kamu itu anak mama yang paling besar. Seharusnya kamu bisa memberi contoh yang baik pada adik-adikmu. Bukan sebaliknya. Sebagai anak yang paling besar malah memberi contoh yang buruk. Kamu tidak berhak memarahi dan mengolok-olok adik-adikmu, mentang-mentang kamu anak yang paling besar. Ayo minta maaf dan jangan diulangi lagi,” kata mama pada Budi.
Adik-adik yang dikasihi Tuhan, kita memang memiliki kecenderungan menegur dan memarahi orang-orang yang telah berbuat kesalahan. Apalagi jika orang itu lebih muda dari kita. Sebagai orang yang lebih tua kita merasa berhak untuk berbuat seperti itu. Tetapi adik-adik, ternyata kecenderungan itu tidak baik dan tidak benar. Tuhan Yesus dalam bacaan yang telah kit abaca di atas, secara jelas marah pada murid-muridnya yang kebetulan memiliki kecenderungan seperti itu. Yesus tidak senang jika ada orang yang sukanya menghakimi orang lain. Yesus lebih ingin supaya kita saling mengasihi. ( Ibu. Lucia )

26 September 2011

Senin, 26 September  2011
Lukas 9:46-50
46 Di antara pengikut-pengikut Yesus timbul pertengkaran tentang siapa dari mereka yang terbesar.  47 Yesus tahu pikiran mereka, sebab itu Ia mengambil seorang anak kecil dan membuat anak itu berdiri di samping-Nya.  48 Lalu Ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Orang yang menerima anak ini karena Aku, berarti menerima Aku. Dan orang yang menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku. Sebab orang yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar!"  49 Yohanes berkata, "Tuan, kami melihat orang mengusir setan atas nama Tuan, dan kami melarang dia, sebab ia bukan dari kita."  50 "Jangan melarang dia," kata Yesus kepada Yohanes dan pengikut-pengikut Yesus yang lainnya, "sebab orang yang tidak melawan kalian, berarti berpihak pada kalian."

Ayat Emas : “ Orang yang menerima anak ini karena Aku, berarti menerima Aku. Dan orang yang menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku ( Lukas 9:48 )

Temanku yang Unik

Inggar memiliki seorang sahabat yang memiliki keunikan dibandingkan dengan teman-teman lainnya. Lusia memiliki panjang kaki yang tidak sama. Ketika dia berjalan tubuhnya bergerak naik turun. Inggar dan Lusia bersahabat sejak duduk di kelas 3. Karena fisik yang tidak sempurna, sering Lusia menjadi bahan ejekan teman-teman kelasnya. Teman-teman mengoloknya sebagai “ monster “
Sebagai seorang sahabat, Inggar sering membela Lusia bila ia diolok-olok oleh teman-temannya. Suatu kali Lusia begitu malu karena diolok-olok teman-temannya. Ketika olah raga dia tidak dapat berlari kencang karena kakinya yang panjang sebelah. Sampai-sampai Lusia tidak mau masuk ke ruang kelas karena takut diolok-olok lagi. Melihat hal itu, Pak Yosep mencoba membujuk Lusia agar ia mau masuk kelas lagi dan memberitahu seluruh anggota kelas agar menerima Lusia sebagai sahabat bagi semua anak.
Anak kecil sering dianggap sebagai orangt yang lemah dan tidak tahu banyak hal. Tapi Tuhan Yesus sangat mencintai anak-anak. Bila Tuhan Yesus mencintai anak-anak, mengapa kita membenci teman-teman kita ? ( Stanislaus )

25 September 2011

Minggu, 25 September 2011
Matius 21:28-32
28 "Sekarang bagaimana pendapatmu tentang hal ini?" kata Yesus selanjutnya. "Adalah seorang ayah yang mempunyai dua anak laki-laki*. Orang itu pergi kepada anaknya yang sulung dan berkata, 'Nak, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini.'*, ia datang kepada anaknya yang pertama dan berkata, 'Nak, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini.'*  29 *'Saya tidak mau,' jawab anak itu. Tetapi kemudian ia berubah pikiran dan pergi ke kebun anggur itu. *Anak itu menjawab, 'Baik, Ayah!' Tetapi ia tidak pergi.*  30 *Kemudian ayah itu pergi kepada anaknya yang kedua, dan mengatakan hal yang sama. 'Baiklah, Ayah,' jawab anak yang kedua itu. Tetapi ia tidak pergi. *Lalu ayah itu datang kepada anaknya yang kedua dan mengatakan hal yang sama. Anak itu menjawab, 'Saya tidak mau,' tetapi kemudian berubah pikiran lalu pergi juga.*  31 *Nah, dari antara kedua anak itu, manakah yang melakukan kehendak ayahnya?" "Yang sulung," jawab imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi itu. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Percayalah: Penagih-penagih pajak dan wanita-wanita pelacur akan lebih dahulu menjadi anggota umat Allah daripada kalian. *Dari antara kedua anak itu, yang manakah yang melakukan kehendak ayahnya?" "Yang kedua," jawab imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi itu.*  32 Karena Yohanes Pembaptis datang, dan menunjukkan kepada kalian cara hidup yang dikehendaki Tuhan, namun kalian tidak mau percaya pada ajarannya; tetapi penagih-penagih pajak dan wanita-wanita pelacur percaya kepadanya. Tetapi meskipun kalian sudah melihat semuanya itu, kalian tidak juga mengubah pikiranmu dan tidak percaya kepada Tuhan."

Ayat Emas : Maria akan melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu harus engkau beri nama Yesus, karena Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. ( Matius 21:32b )

Iman dalam Perbuatan

Suatu hari, Parjan dan Karjo ikut ayah ke sawah. Sesampainya di sawah, ayah pun segera menyiangi rerumputan dan gulma yang telah mulai terlihat tumbuh di sekitar pohon padi. Sementara Parjan dan Karjo terlihat asyik memancing belut yang bersembunyi di dalam lumpur. Tanpa terasa, waktu berlalu begitu cepat dan hari telah menjelang siang. Ketika terik matahari mulai terasa panas, ayah baru menyadari kalau saat berangkat tadi ayah lupa membawa botol air minum. Karena ayah masih akan meneruskan pekerjaannya sampai sore hari, ayah pun memanggil Parjan dan memintanya untuk kembali ke rumah guna mengambil air minum untuk kita, “ kata ayah.” Iya, yah,” jawab Parjan tanpa beranjak dari tempatnya memancing. Karena ia tak ingin kehilangan belut yang sudah terasa mulai memakan umpannya. Melihat Parjan yang tak segera melakukan permintaan ayah itu, maka ayah meminta Karjo untuk melakukannya. “ Karjo, kalau begitu kamu saja yang pulang dan segera kembali membawa air minumnya ya ?” kata ayah, “ Aduh , yah. Karjo sudah hamper dapat belut juga ni, yah” kemudian Karjo sambil berusaha menarik senar pancingnya. Namun, beberapa saat kemudian Karjo memandang ayahnya yang telah berkeringat dan tampak lelah itu pun ia menjadi tidak sampai hati. Lantas, Karjo segera meninggalkan pancingnya dan segera melakukan perintah ayahnya.
Perumpamaan Yesus dan kisah ini sebenarnya dimaksudkan untuk menggambarkan tentang bagaimana kita harus beriman yang benar. Beriman bukan hanya sebatas kata-kata bahwa kita percaya dan mencintai Tuhan, melainkan cinta dan kepercayaan itu haruslah terwujud secara nyata dalam perbuatan kita. Bukankah para pemimpin Yahudi juga sangat percaya kepada Tuhan ? Tapi mengapa Yesus mengatakan bahwa para penagih pajak dan pelacur yang dianggap berdosa itu yang justru akan terlebih dahulu menjadi umat Allah ? Karena setelah diberitahu oleh Yohanes Pembaptis tentang cara hidup yang benar, mereka segera bertobat dan mengubah cara hidup mereka menjadi lebih baik seperti yang dikehendaki Allah. Apakah cara beriman yang benar seperti ini juga sudah tercermin dalam sikap hidup kita ? Jika belum, mari kita mulai dari sekarang. Tidak ada kata terlambat bagi Tuhan, Ia selalu member kita kesempatan pada kita untuk menjadi lebih baik. ( Theresiana )

24 September 2011

Sabtu, 24 September  2011
Lukas 9:43b-45
Pada waktu orang-orang masih terheran-heran melihat semua yang dilakukan-Nya, Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya,  44 "Perhatikanlah baik-baik dan jangan lupa kata-kata-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan kepada kuasa manusia."  45 Tetapi pengikut-pengikut Yesus itu tidak mengerti perkataan-Nya itu. Hal itu dirahasiakan kepada mereka supaya mereka tidak mengerti. Tetapi mereka takut menanyakan hal itu kepada-Nya.

Ayat Emas : “ Perhatikanlah baik-baik dan jangan lupa kata-kata Ku ini : Anak Manusia akan diserahkan kepada kuasa manusia.” ( Lukas 9:44 )

Kasih di Balik Penderitaan

Suatu hari, Viky harus dirawat di rumah sakit karena terserang demam berdarah. Baru dua hari ia menjalani rawat inap, datanglah Poppy menjenguknya. Dalam pertemuan itu, Poppy juga bermaksud mau memberitahunya kalau besok pagi ia sudah harus mengikuti ayahnya pindah ke Semarang. Sebenarnya, Poppy sendiri merasa berat meninggalkan sahabat karibnya itu, apalagi disaat Vicky sedang terbaring sakit seperti ini. Tapi ia tidak punya pilihan lain kecuali menurut pada kedua orang tuanya. Setelah mendengar semua ucapan Poppy, Vicky pun tidak berkata apa-apa lagi. Ia hanya terdiam memandangi Poppy dan tak lama kemudian ia pun mulai menangis. Lantas, Poppy segera memeluknya,”Maafkan aku, Vicky…Maafkan aku. “ Poppy tak mengerti lagi apa yang harus ia katakana kecuali kata maaf, Ia pun benar-benar turut bersedih dan merasa berat untuk meninggalkan Vicky, sahabatnya yang setia. Setelah jam berkunjung habis, maka Poppy pun harus segera meninggalkan Vicky seorang diri.
Dalam kesendiriannya, Vicky masih saja menangis. “ Sempurna sudah penderitaanku kali ini, ya Tuhan. Kau memberiku sakit, dan Kau memisahkan aku dengan sahabatku. Sekarang, apa lagi yang Kau inginkan dariku, ya Tuhan ?” Vicky protes pada Tuhan. Ia berpikir, mengapa Tuhan yang ia anggap paling baik dan yang paling ia percaya tega membuatnya menderitas, bahkan lahir dan batin.
Sikap Poppy yang menyalahkan Tuhan ini memang tidak tepat. Tapi, bukankah terkadang kita pun bersikap demikian ketika kita mengalami penderitaan yang kita anggap berat ? Satu hal penting yang perlu kita sadari bersama bahwa dengan mengikuti Tuhan tidak berarti menjadikan kita terbebas dari penderitaan dan disaat seperti inilah akan terlihat seberapa besar iman kita kepada Tuhan. Mari kita belajar dari Tuhan Yesus sendiri. Meskipun Tuhan telah mengetahui bahwa DiriNya akan menderita, ia tetap taat dan setia kepada Allah Bapa serta mempercayakan seluruh hidupNya kepada kuasa kasih Allah. Demikian juga Bunda Maria yang sebelum menerima kabar dari Allah Bapa, hidupnya berjalan wajar adanya dan tidak banyak persoalan yang harus ia hadapi. Tapi, setelah menerima kabar dari Allah dan menyatakan kesediaannya untuk menuruti kehendak Allah, ia justru mengalami penderitaan. Mulai sekarang, mari kita belajar dari sikap Tuhan Yesus sendiri dan dari Bunda Maria. Dalam hal apapun dan dalam keadaan hidup yang bagaimanapun, kita haruslah tetap setia dan percaya bahwa Allah Bapa tetap mengasihi kita . Di balik setiap penderitaan, Tuhan punya rencana baik untuk hidup kita. Karena , kasihNya jauh lebih besar daripada penderitaan yang kita alami. ( Waskito Hadiprojo )

23 September 2011

Jumat, 23 September 2011
Lukas 9:19-22
19 Mereka menjawab, "Ada yang berkata Yohanes Pembaptis. Ada juga yang berkata Elia, yang lain lagi berkata salah seorang nabi zaman dahulu yang sudah hidup kembali."  20 "Tetapi menurut kalian sendiri, Aku ini siapa?" tanya Yesus. Petrus menjawab, "Bapak adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah."  21 Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Jangan sekali-kali memberitahukan hal itu kepada siapa pun."  22 Yesus berkata juga, "Anak Manusia memang harus banyak menderita dan ditentang oleh pemimpin-pemimpin dan imam-imam kepala, serta guru-guru agama. Ia akan dibunuh, tetapi pada hari ketiga akan dibangkitkan kembali."

Ayat Emas : “ Tetapi menurut kalian sendiri, Aku ini siapa ? “ Tanya Yesus ( Lukas 9:20a )

Arti Yesus untuk Kita

Saat sekolah Minggu bu Dartik bertanya pada anak-anak, siapakah Tokoh Yesus Kristus itu. Dari sekian banyak anak yang menjawab hanya satu anak yang diam berpikir. Dia adalah Doni. Karena penasaran bu Dartik bertanya,” Kenapa kamu diam saja Doni ? Apakah kamu tidak mengerti yang ibu tanyakan ?”
Setelah lama ditunggu, akhirnya Doni berbicara.” Maaf bu saya tidak menjawab karena saya bingung. Jawaban saya panjang. Tiodak seperti jawaban teman-teman “ kata Doni dengan nada memelas. Mendengar itu bu Dartik akhirnya meminta Doni untuk menjelaskan dengan bebas.
“ Menurut saya, Yesus Kristus itu orang yang baik. Ia selalu menolong orang yang menderita, terutama yang sakit. Ia bisa menyembuhkan semua penyakit manusia. Ia juga sering membela orang-orang yang dituduh jahat ‘. Setiap hari orang tuaku berdoa kepada Yesus supaya keluarga diberi berkat melimpah.”
Adik-adik terkasih. Mengenal Yesus sangat penting. Apalagi jika kita bisa menemukan arti penting kehadiran Yesus untuk hidup kita. Doni sangat baik, dia amat mengenal pribadi Yesus. Cerita mengenai Yesus amat panjang keluar dari mulutnya. Dan bahkan keluarganyapun amat menghormati Tuhan Yesus. Tuhan Yesus amat berarti bagi keluarganya. Hari ini Santo Petrus menunjukkan bahwa Yesus sebenarnya adalah Raja Penyelamat. ( Dion )

22 September 2011


Kamis, 22 September 2011
Lukas 9:7-9
7 Ketika Herodes, yang memerintah di Galilea, mendengar tentang semua kejadian itu, ia bingung. Sebab ada yang berkata bahwa Yohanes Pembaptis sudah hidup kembali.  8 Ada juga yang berkata bahwa Elia sudah muncul lagi. Orang lain pula berkata bahwa seorang nabi dari nabi-nabi dahulu kala sudah hidup kembali.  9 Herodes berkata, "Saya sudah menyuruh orang memancung kepala Yohanes. Tetapi Orang ini, siapa sebenarnya Dia? Ada banyak yang sudah saya dengar tentang Dia." Maka Herodes berusaha untuk melihat Yesus.

Ayat Emas : Maka Herodes berusaha untuk melihat Yesus. ( Lukas 9:9 )


Jangan Menghindar Ancaman

Saat penerimaan raport akhir tahun, Sardi merasa sangat senang setelah mengetahui bahwa dirinya naik kelas. Namun, yang menjadi kegembiraan Sardi pertama-tama bukanlah karena ia naik kelas, melainkan dengan naik kelas maka ia merasa tidak akan bertemu lagi dengan Bu. Hartini. Sardi sangat membenci Bu. Hartini karena menurutnya Bu. Hartini terlalu cerewet. Bahkan ketika ia terlambat baru beberapa menit saja sudah dinasehati macam-macam. Itulah sebabnya mengapa Sardi merasa benar-benar telah terbebas dari Bu. Hartini.
Namun, di kelas yang baru ternyata Sardi harus merasakan kejengkelan yang sama, karena, Bu Ida, guru yang mengajar di kelas barunya itu ternyata tidak jauh beda dengan Bu Hartini. Bu Ida justru lebih sering menegur Sardi setiap kali9 ia terlambat masuk gara-gara bangun kesiangan.
Lama-kelamaan Sardi merasa tidak betah lagi sekolah, hingga pada suatu hari ia meminta ibunya untuk pindah ke sekolah lain. Namun ketika ia memaksa ibunya untuk segera memindahkannya, ibunya justru menasehati , demikian katanya, “ Sardi, itulah pentingnya guru. Mereka telah menjalankan tugasnya dengan baik, karena mereka telah membantu ibu untuk menasehati kamu. Mereka masih mau menasehati kamu, itu tandanya mereka masih saying dan perhatian padamu dan mereka ingin supaya kamu bisa menjadi anak yang lebih baik dan mampu menjadi anak mandiri, supaya kelak kamu bisa mengatur hidupmu sendiri. Selama kamu masih sering melakukan pelanggaran, tentu kamu akan terus menerima nasehat serupa bahkan teguran dari orang lain yang menginginkan supaya kamu dapat menjadi anak yang baik. Karena apa yang dikatakan sebagai kebaikan itu sebenarnya dimana-mana sama dan selama orang-orang masih mengharapkan keadaan yang lebih baik, maka kebaikan itulah yang akan menyelamatkan hidup kita. Jadi, kamu jangan berusaha menghindari orang-orang yang menginginkan supaya kamu menjadi baik. Bagaimana kalau nanti sudah tidak ada orang yang mau menasehati kamu ? Tentu kamu justru akan menjadi susah.” Setelah mendapat nasehat dari Ibu. Sardi akhirnya sadar. ( Wawan )