Rabu, 23 Maret 2011

28 Maret 2011


Senin, 28 Maret 2011
Lukas 4:24-30
24 Yesus menambahkan, "Ingatlah, tidak ada nabi yang dihormati di kampung halamannya sendiri.  25 Tetapi dengarlah: pada zaman Elia, ketika tidak turun hujan tiga setengah tahun lamanya, terjadi kelaparan yang hebat di seluruh negeri. Pada waktu itu ada banyak janda-janda di Israel.  26 Meskipun begitu, Allah tidak menyuruh Elia pergi kepada salah satu dari janda-janda itu melainkan hanya kepada seorang janda di Sarfat di daerah Sidon.  27 Begitu juga pada zaman Nabi Elisa ada banyak orang di Israel berpenyakit kulit yang mengerikan, namun tidak seorang pun dari mereka yang disembuhkan, kecuali Naaman orang Siria itu."  28 Semua orang di rumah ibadat itu marah sekali waktu mendengar hal itu.  29 Mereka berdiri lalu mengusir Yesus ke luar kota, dan membawa-Nya ke tebing gunung, di mana kota mereka dibangun. Mereka bermaksud mendorong Dia ke dalam jurang.  30 Tetapi Yesus menerobos orang banyak itu lalu pergi.

Ayat Emas : Yesus menambahkan, "Ingatlah, tidak ada nabi yang dihormati di kampung halamannya sendiri  (Lukas. 4:24).

BELAJAR MENDENGARKAN

            Saat istirahat pelajaran, Ipung dan Berli terlihat sedang duduk bersama di bawah pohon. Awalnya mereka terlihat asyik bercanda sambil makan es krim. Namun tak lama kemudian, tiba-tiba Ipung melemparkan es krimnya ke badan Berli dan marah-marah padanya. Retha yang terkejut melihat kejadian itupun segera menghampiri mereka berdua dan bertanya, “ Mengapa kalian tiba-tiba jadi bertengkar begini ?” Ipung yang merasa lebih besar itu pun segera menyahut, “ Ah, kau ini tahu apa ? Anak masih bau kencur aja mau ikut campur urusan orang lain ! “ Lantas Berli berusaha menjelaskan, “ Aku sudah minta maaf karena tadi tidak sengaja es krimku menetes di baju Ipung. “ Kemudian kata Bertha, Nah, Berli kan sudah minta maaf. Bukankah Tuhan Yesus mengajari kita untuk saling memaafkan ?” Tapi Ipung malah menjadi semakin kesal kepada mereka berdua, Ah, sudah-sudah. Pergi sana !”
            Tanpa kita sadari seringkali kita bersikap seperti Ipung yang merasa diri benar dan tidak mau mendengarkan orang lain. Terlebih lagi bila yang menasihati kita usianya jauh di bawah usia kita. Maukah kita belajar rendah hati untuk mendengarkan orang lain ? (Gracia)

31 Maret 2011

Kamis, 31 Maret 2011
Lukas 11:14-23

14 Pada suatu hari Yesus mengusir roh jahat keluar dari seorang bisu. Setelah roh jahat itu keluar, orang itu mulai berbicara. Banyak orang heran,  15 tetapi ada yang berkata, "Ia bisa mengusir roh jahat karena kuasa Beelzebul, kepala roh jahat itu."  16 Ada juga orang-orang lain yang mau menjebak Yesus, jadi mereka minta Ia melakukan suatu keajaiban sebagai tanda bahwa Ia datang dari Allah.  17 Tetapi Yesus tahu maksud mereka. Maka Ia berkata kepada mereka, "Kalau suatu negara terpecah dalam golongan-golongan yang saling bermusuhan, negara itu tidak akan bertahan. Dan sebuah keluarga yang terpecah-pecah dan bermusuhan satu sama lain, akan hancur.  18 Begitu juga di dalam kerajaan Iblis; kalau satu kelompok berkelahi dengan kelompok yang lain, kerajaan itu akan runtuh. Kalian berkata bahwa Aku mengusir roh jahat karena kuasa Beelzebul.  19 Kalau begitu, dengan kuasa siapa pengikut-pengikutmu mengusir roh-roh jahat itu? Pengikut-pengikutmu itu sendirilah yang membuktikan bahwa kalian salah!  20 Tetapi Aku mengusir roh jahat dengan kuasa Allah, dan itu berarti bahwa Allah sudah mulai memerintah di tengah-tengah kalian.  21 Kalau seorang yang kuat, dengan bersenjata lengkap, menjaga rumahnya sendiri, semua miliknya akan selamat.  22 Tetapi kalau seorang yang lebih kuat menyerang dan mengalahkan dia, maka orang yang lebih kuat itu akan merampas semua senjata yang diandalkan oleh pemilik rumah itu, lalu membagi-bagikan semua barang-barangnya.  23 Orang yang tidak memihak Aku, sesungguhnya melawan Aku, dan orang yang tidak membantu Aku, sesungguhnya merusak pekerjaan-Ku!"

Ayat Emas : "Kalau suatu negara terpecah dalam golongan-golongan yang saling bermusuhan, negara itu tidak akan bertahan. Dan sebuah keluarga yang terpecah-pecah dan bermusuhan satu sama lain, akan hancur.  ( Lukas 11:17).

BATAL PIKNIK

            Ketika liburan sekolah Pak Johan hendak mengajak ke dua anaknya, Erni dan Yoke, pergi piknik bersama. Kali ini Pak Johan member kesempatan Erni dan Yoke untuk berunding menentukan tempat yang akan mereka kunjungi untuk bersenang-senang bersama. Namun ketika berunding, Erni dan Yoke justru saling berbantah-bantah. Sebab Erni ingin pergi ke taman bermain, sedangkan Yoke ingin berlibur ke pantai. Karena keduanya tidak ada yang saling mengalah, akhirnya Pak Johan menghampiri mereka dan berkata. “ Sudah, tidak ada yang perlu dipertengkarkan lagi. Kalau rencana piknik bersama yang seharusnya dapat menyenangkan ini justru hanya menimbulkan perpecahan, lebih baik kita batalkan saja !” Setelah mendengar keputusan ayah itu, keduanya terdiam.
            Hal yang baik dapat berubah menjadi buruk bila kita lebih suka memaksakan kehendak kita sendiri. Dan pertengkaran sering terjadi karena di antara kita tidak ada yang mau mengalah serta merasa diri benar. Supaya semuanya dapat menjadi baik dan membahagiakan, mari kita belajar rendah hati untuk mendengarkan pendapat orang.

30 Maret 2011

Rabu, 30 Maret 2011
Matius 5:17-19

17 "Janganlah menganggap bahwa Aku datang untuk menghapuskan hukum Musa dan ajaran nabi-nabi. Aku datang bukan untuk menghapuskannya, tetapi untuk menunjukkan arti yang sesungguhnya.  18 Ingatlah! Selama langit dan bumi masih ada, satu huruf atau titik yang terkecil pun di dalam hukum itu, tidak akan dihapuskan, kalau semuanya belum terjadi!  19 Oleh karena itu, barangsiapa melanggar salah satu dari perintah-perintah itu, sekalipun yang terkecil, dan mengajar orang lain berbuat begitu juga, akan menjadi yang paling kecil di antara umat Allah. Sebaliknya, barangsiapa menjalankan perintah-perintah itu dan mengajar orang lain berbuat begitu juga, akan menjadi besar di antara umat Allah.

Ayat Emas : barangsiapa melanggar salah satu dari perintah-perintah itu, sekalipun yang terkecil, dan mengajar orang lain berbuat begitu juga, akan menjadi yang paling kecil di antara umat Allah (Matius. 15:19a).

PENGARUH BURUK

            Indra tidak suka mengikuti kegiatan sekolah minggu, tapi karena ibu selalu menyuruhnya datang, maka ia terpaksa datang ke sekolah minggu. Namun, sesampainya di tempat itu ia tidak mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung, tapi justru lebih sering membuat keributan. Bahkan bila ada temannya yang tidak mau diajaknya bermain, ia tidak segan-segan memukulnya.
            Kini, kenakalannya semakin parah. Setiap hari minggu ia pamit kepada ibunya untuk berangkat ke sekolah minggu. Namun sesampainya di tempat sekolah minggu ia justru mempengaruhi teman-temannya untuk diajaknya main kelereng di lapangan. Pada mulanya, ibunya merasa lega dan sangat senang karena ia mengira Indra sudah berubah menjadi anak yang baik. Tapi setelah mengetahui perbuatan Indra yang buruk itu, ibu menjadi sangat kecewa.
            Bila kita tidak patuh, bahkan berani mencoba mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan dosa. Tuhan pasti kecewa dan kita tidak menjadi berdosa padaNya. Mulai hari ini, mari kita ubah semua sikap kita yang keliru dan kembali mengikuti jalan Tuhan. (Nanda)

29 Maret 2011

Selasa, 29 Maret 2011
Matius 18:21-35

21 Kemudian Petrus datang kepada Yesus dan bertanya, "Tuhan, kalau saudara saya berdosa terhadap saya, sampai berapa kali saya harus mengampuni dia? Sampai tujuh kalikah?"  22 Yesus menjawab, "Tidak, bukan sampai tujuh kali, tetapi tujuh puluh kali tujuh kali!  23 Sebab apabila Allah memerintah, keadaannya seperti dalam perumpamaan ini: Seorang raja mau menyelesaikan utang-utang hamba-hambanya.  24 Waktu ia mulai mengadakan pemeriksaan, dihadapkan kepadanya seorang hamba yang berutang berjuta-juta,  25 dan tidak dapat melunasinya. Jadi, raja itu memerintahkan supaya hamba itu dijual bersama-sama dengan anak istrinya, dan segala harta miliknya untuk membayar utangnya.  26 Hamba itu sujud di depan raja itu, dan memohon, 'Tuan, sabarlah terhadap hamba. Hamba akan melunasi semua utang hamba.'  27 Raja itu kasihan kepadanya, sehingga ia menghapuskan semua utangnya.  28 Ketika hamba itu keluar, ia berjumpa dengan kawannya, seorang hamba juga, yang berutang kepadanya beberapa ribu. Ia menangkap kawannya itu, mencekiknya, dan berkata, 'Bayarlah semua utangmu!'  29 Lalu kawannya itu sujud di depannya sambil memohon, 'Sabarlah dulu kawan, semuanya akan saya bayar!'  30 Tetapi hamba itu menolak. Sebaliknya, ia memasukkan dia ke dalam penjara sampai ia membayar utangnya.  31 Ketika hamba-hamba yang lain melihat apa yang sudah terjadi, mereka sedih dan melaporkan hal itu kepada raja.  32 Maka raja itu memanggil hamba yang jahat itu dan berkata kepadanya, 'Hamba yang jahat! Seluruh utangmu sudah kuhapuskan hanya karena engkau memohon kepadaku.  33 Bukankah engkau pun harus menaruh kasihan kepada kawanmu seperti aku pun sudah menaruh kasihan kepadamu?'  34 Raja itu sangat marah. Hamba yang jahat itu dimasukkannya ke dalam penjara sampai ia melunasi semua utangnya."  35 Yesus mengakhiri cerita-Nya dengan kata-kata ini, "Begitu juga Bapa-Ku di surga akan memperlakukan kalian masing-masing, kalau kalian tidak mengampuni saudaramu dengan ikhlas."

Ayat Emas : Yesus menjawab, "Tidak, bukan sampai tujuh kali, tetapi tujuh puluh kali tujuh kali!  (Matius 18:22).

MENGAMPUNI SESAMA

            Pada suatu hari, Andri disuruh ibunya untuk membeli obat. Toko obat itu letaknya sangat jauh, maka Andri pun meminjam sepeda Anto, sahabatnya. Namun, karena tergesa-gesa ia menabrak batu besar yang ada di pinggir jalan sehingga ia pun terjatuh. Demikian juga sepeda Anto menjadi rusak. Andri sangat takut dimarahi ayah Anto, karena telah merusakkan sepeda Anto tersebut. Setelah pulang di rumah, Andri menceritakan kepada ibunya tentang peristiwa kecelakaannya itu dan ia tidak berani mengembalikan sepeda itu kepada Anto. Namun demikian, ibunya menasihatinya supaya ia tetap mengembalikan sepeda itu kepada Anto dan meminta maaf bila telah merusakkannya. Di luar dugaan, ternyata Anto dan ayahnya tidak marah tapi justru memaafkannya, bahkan mereka mengajak Andri pulang ke rumahnya untuk mengunjungi ibunya yang sedang sakit.
            Memang, setiap kali kita melakukan kesalahan, baik yang kita lakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja, hati kita selalu menjadi tidak tenang, gelisah dan ketakutan yang sangat mendalam. Dan hal itu hanya bisa dihilangkan bila kita berani mengakui kesalahan itu, berdamai dengan diri sendiri, dan meminta maaf atas kesalahan yang pernah kita perbuat. Demikian pula ketika kita mengampuni kesalahan orang lain, hati kita pun menjadi tenang dan damai. Oleh karena itu, marilah kita saling mengampuni supaya kita pun diampuni dan memperoleh kedamaian hidup. ( M. Turgustin )

27 Maret 2011

Minggu, 27 Maret 2011
Yoh 4:5-42

5 Maka sampailah Yesus di sebuah kota di Samaria yang bernama Sikhar, tidak jauh dari tanah yang dahulu diberikan Yakub kepada Yusuf anaknya.  6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus lelah sekali karena perjalanan, sebab itu Ia duduk di pinggir sumur. Waktu itu kira-kira pukul dua belas siang,  7 dan pengikut-pengikut Yesus sudah pergi ke kota untuk membeli makanan. Kemudian seorang wanita Samaria datang menimba air. Yesus berkata kepadanya, "Bu, boleh Aku minta minum?"  8 9 Wanita Samaria itu menjawab, "Tuan orang Yahudi, saya orang Samaria; mengapa Tuan minta minum dari saya?" (Sebab orang-orang Yahudi tidak ada hubungan dengan orang Samaria.)  10 Yesus menjawab, "Sekiranya engkau tahu pemberian Allah dan siapa yang minta minum kepadamu, pasti engkau sendiri yang minta minum kepada-Nya, dan Ia akan memberi kepadamu air hidup."  11 Kata wanita itu, "Tuan tidak punya timba, dan sumur ini dalam sekali. Dari mana Tuan mendapat air hidup?  12 Yakub, bapak leluhur kami, memberi kami sumur ini. Ia sendiri mengambil air minumnya dari sini; begitu pula anak-anaknya serta binatang ternaknya. Apakah Tuan sangka Tuan lebih besar dari Yakub?"  13 "Orang yang minum air ini akan haus lagi," kata Yesus,  14 "tetapi orang yang minum air yang akan Kuberikan, tidak akan haus lagi selama-lamanya. Sebab air yang akan Kuberikan itu akan menjadi mata air di dalam dirinya yang memancar keluar dan memberikan kepadanya hidup sejati dan kekal."  15 Kata wanita itu, "Tuan, berilah saya air itu, supaya saya tidak haus lagi; dan tidak perlu kembali ke sini untuk mengambil air."  16 "Pergilah, panggil suamimu, lalu kembalilah ke sini," kata Yesus.  17 "Saya tidak punya suami," jawab wanita itu. "Memang benar katamu," kata Yesus.  18 "Sebab engkau sudah kawin lima kali, dan laki-laki yang hidup bersamamu sekarang bukan suamimu."  19 "Sekarang saya tahu Tuan seorang nabi," kata wanita itu.  20 "Nenek moyang kami menyembah Allah di bukit ini, tetapi bangsa Tuan berkata bahwa hanya di Yerusalem saja tempatnya orang menyembah Allah."  21 "Percayalah," kata Yesus kepadanya, "satu waktu orang akan menyembah Bapa, bukan lagi di bukit ini, dan bukan juga di Yerusalem.  22 Kalian orang Samaria menyembah yang tidak kalian kenal, sedangkan kami orang Yahudi menyembah Dia yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari orang Yahudi.  23 Tetapi waktunya akan datang, malahan sudah datang, bahwa dengan kuasa Roh Allah orang-orang akan menyembah Bapa sebagai Allah yang benar seperti yang diinginkan Bapa.  24 Sebab Allah itu Roh, dan hanya dengan kuasa Roh Allah orang-orang dapat menyembah Bapa sebagaimana Ia ada."  25 Wanita itu berkata kepada Yesus, "Saya tahu Raja Penyelamat (yang disebut Kristus) akan datang. Kalau Ia datang, Ia akan memberitahukan segala sesuatu kepada kita."  26 "Akulah Dia," kata Yesus, "Aku yang sekarang sedang berbicara dengan engkau."  27 Pada waktu itu pengikut-pengikut Yesus kembali. Mereka heran melihat Yesus berbicara dengan seorang wanita. Tetapi tidak seorang pun dari mereka yang bertanya kepada wanita itu, "Ibu perlu apa?" atau yang bertanya kepada Yesus, "Mengapa Bapak berbicara dengan wanita itu?"  28 Maka wanita itu meninggalkan tempayannya di situ lalu lari ke kota dan berkata kepada orang-orang di sana,  29 "Mari lihat orang yang memberitahukan kepada saya segala sesuatu yang pernah saya lakukan. Mungkinkah Ia itu Raja Penyelamat?"  30 Maka orang-orang itu pun meninggalkan kota lalu pergi kepada Yesus.  31 Sementara itu pengikut-pengikut-Nya mengajak Yesus makan. "Bapak Guru," kata mereka, "silakan makan."  32 Tetapi Yesus menjawab, "Ada makanan pada-Ku, yang tidak kalian tahu."  33 Maka pengikut-pengikut-Nya mulai saling bertanya, "Apakah ada orang membawa makanan untuk Dia?"  34 Lalu Yesus berkata, "Makanan-Ku adalah mengikuti kemauan Dia yang mengutus Aku, dan menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan-Nya kepada-Ku.  35 Kalian berkata, 'Empat bulan lagi musim panen.' Tetapi Aku berkata kepadamu: Pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning, siap untuk dituai!  36 Orang yang menuai sudah mulai menerima upahnya dan mengumpulkan hasil untuk hidup yang sejati dan kekal. Maka orang yang menabur dan orang yang menuai boleh bersenang bersama-sama.  37 Peribahasa ini benar juga, 'Yang satu menanam, yang lain menuai.'  38 Aku menyuruh kalian pergi menuai di ladang yang tidak kalian usahakan; orang lain sudah bekerja di sana, dan kalian menerima keuntungan dari pekerjaan mereka."  39 Banyak orang Samaria penduduk kota itu percaya kepada Yesus, karena wanita itu berkata, "Ia mengatakan kepada saya segala sesuatu yang pernah saya lakukan."  40 Maka ketika orang-orang Samaria itu bertemu dengan Yesus, mereka minta dengan sangat supaya Ia tinggal dengan mereka. Jadi Yesus tinggal di situ dua hari lamanya.  41 Kemudian lebih banyak lagi orang percaya kepada Yesus karena apa yang diajarkan-Nya sendiri kepada mereka.  42 Mereka berkata kepada wanita itu, "Kami percaya sekarang, bukan lagi karena apa yang engkau katakan kepada kami, tetapi karena kami sendiri sudah mendengar Dia, dan tahu bahwa Ia memang Penyelamat dunia."

Ayat Emas : "Akulah Dia," kata Yesus, "Aku yang sekarang sedang berbicara dengan engkau"  (Yohanes 4:26).

TEMAN BAIK

            Pada mulanya Nanang dan Agnes berteman dekat. Tapi sekarang Agnes mulai menjauhi Nanang karena telinga Nanang sering mengeluarkan lender dan berbau. Sejak itu Agnes memanggil Nanang “ Si Kopok “ dan ia mengajak teman-temannya untuk menjauhi Nanang. Kini, Nanang dikucilkan oleh teman-temannya dan setiap kali pelajaran Nanang hanya duduk seorang diri di bangku sudut kelas. Namun demikian, ada seorang teman yang bernama Parlin tetap mau berkawan dekat dengannya. Setiap kali Nanang terlihat murung, Parlin selalu berusaha mendekati dan menghiburnya. Betapa mulia hati Parlin yang tetap setia mau menemani Nanang.
            Sikap Parlin sangat patut kita contoh. Ia telah mengikuti teladan Yesus yang tetap mau bergaul dengan siapapun tanpa membeda-bedakan, baik orang Yahudi maupun orang Samaria. Demikian juga Parlin yang tetap berkawa dengan Nanang yang meskipun memiliki kekurangan. Bagaimana dengan kita ? Apakah kita mau berkawan dengan semua orang, ataukah kita hanya mau bergaul dengan mereka yang kita anggap baik ? ( Wisnu )

26 Maret 2011

Sabtu, 26 Maret 2011
Luk 15:1-3.11-32

1 Pada suatu hari, banyak penagih pajak dan orang-orang yang dianggap tidak baik oleh masyarakat, datang mendengar Yesus.  2 Orang-orang Farisi dan guru-guru agama mulai mengomel. Mereka berkata, "Cih, orang ini menerima orang-orang yang tidak baik dan malah makan bersama mereka!"  3 Oleh sebab itu Yesus menceritakan kepada mereka perumpamaan ini,  "Adalah seorang bapak yang mempunyai dua anak laki-laki.  12 Yang bungsu berkata kepadanya, 'Ayah, berilah kepadaku sekarang ini bagianku dari kekayaan kita.' Maka ayahnya membagi kekayaannya itu antara kedua anaknya.  13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual bagian warisannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan uangnya dengan hidup berfoya-foya.  14 Ketika uangnya sudah habis semua, terjadilah di negeri itu suatu kelaparan yang besar, sehingga ia mulai melarat.  15 Lalu ia pergi bekerja pada seorang penduduk di situ, yang menyuruh dia ke ladang menjaga babinya.  16 Ia begitu lapar sehingga ingin mengisi perutnya dengan makanan babi-babi itu. Walaupun ia begitu lapar, tidak seorang pun memberi makanan kepadanya.  17 Akhirnya ia sadar dan berkata, 'Orang-orang yang bekerja pada ayahku berlimpah-limpah makanannya, dan aku di sini hampir mati kelaparan!  18 Aku akan berangkat dan pergi kepada ayahku, dan berkata kepadanya: Ayah, aku sudah berdosa terhadap Allah dan terhadap Ayah.  19 Tidak layak lagi aku disebut anak Ayah. Anggaplah aku seorang pekerja Ayah.'  20 Maka berangkatlah ia pulang kepada ayahnya. Masih jauh dari rumah, ia sudah dilihat oleh ayahnya. Dengan sangat terharu ayahnya lari menemuinya, lalu memeluk dan menciumnya.  21 'Ayah,' kata anak itu, 'aku sudah berdosa terhadap Allah dan terhadap Ayah. Tidak layak lagi aku disebut anak Ayah.'  22 Tetapi ayahnya memanggil pelayan-pelayannya dan berkata, 'Cepat! Ambillah pakaian yang paling bagus, dan pakaikanlah kepadanya. Kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya.  23 Sesudah itu ambillah anak sapi yang gemuk dan sembelihlah. Kita akan makan dan bersukaria.  24 Sebab anakku ini sudah mati, sekarang hidup lagi; ia sudah hilang, sekarang ditemukan kembali.' Lalu mulailah mereka berpesta.  25 Sementara itu, anak yang sulung ada di ladang. Ketika ia pulang dan sampai di dekat rumah, ia mendengar suara musik dan tari-tarian.  26 Ia memanggil salah seorang dari pelayan-pelayannya, lalu bertanya, 'Ada apa ini di rumah?'  27 Pelayan itu menjawab, 'Adik Tuan kembali! Dan ayah Tuan sudah menyuruh menyembelih anak sapi yang gemuk, sebab ia sudah mendapat kembali anaknya dalam keadaan selamat!'  28 Anak yang sulung itu marah sekali sehingga ia tidak mau masuk ke rumah. Lalu ayahnya keluar dan membujuk dia masuk.  29 Tetapi ia berkata, 'Bertahun-tahun lamanya aku bekerja mati-matian untuk Ayah. Tidak pernah aku membantah perintah Ayah. Dan apakah yang Ayah berikan kepadaku? Seekor kambing pun belum pernah Ayah berikan untuk aku berpesta dengan kawan-kawanku!  30 Anak Ayah itu sudah menghabiskan kekayaan Ayah dengan perempuan pelacur, tetapi begitu ia kembali, Ayah menyembelih anak sapi yang gemuk untuk dia!'  31 'Anakku,' jawab ayahnya, 'engkau selalu ada di sini dengan aku. Semua yang kumiliki adalah milikmu juga.  32 Tetapi kita harus berpesta dan bergembira, sebab adikmu itu sudah mati, tetapi sekarang hidup lagi; ia sudah hilang, tetapi sekarang telah ditemukan kembali.'

Ayat Emas : 'Anakku,' jawab ayahnya, 'engkau selalu ada di sini dengan aku. Semua yang kumiliki adalah milikmu juga.  (Lukas 15:31).

CINTA AYAH

            Ketika ayah dan ibu sedang tidak berada di rumah, Edo bermain api dan lilin di dalam rumah. Karena terlalu asyik, tanpa disadari api itu menjalar sampai ke almari dan menghanguskan beberapa barang yang lain. Untunglah kejadian itu segera diketahui oleh para tetangganya, sehingga mereka segera memadmkannya. Sementara Edo yang ketakutan melihat kebakaran itu berlari meninggalkan rumah. Ketika ayahnya datang, ia sangat sedih melihat keadaan rumahnya itu. Tapi yang lebih menyedihkannya lagi ketika mengetahui bahwa anak yang sangat dicintainya telah pergi meninggalkan rumah. Setelah beberapa hari mencarinya dan tidak menemukannya, kini ia hanya bisa pasrah dan terus berdoa supaya anaknya mau kembali lagi. Tanpa diduga, pada keesokan harinya Edo telah kembali dan ia meminta maaf pada ayah.  Saat itu juga, ayah dan ibunya segera memeluk Edo dengan penuh kasih. Ayahpun berkata, “ Edo, engkau lebih berharga dari apapun, karena engkau adalah buah cinta Tuhan yang diberikan pada ayah dan ibu. “ Kemudian, mereka mengucap syukur pada Tuhan yang telah mempertemukan mereka kembali.
            Kita hanya sanggup untuk mengampuni bila kita memiliki cinta yang besar. Tidak ada cinta yang lebih besar daripada cinta Tuhan terhadap kita, dan tidak ada cinta terhadap Tuhan bila kita tidak mencintai sesame. Mari kita wujudkan cinta kita terhadap Tuhan dengan mencintai sesama. ( Lia )

25 Maret 2011 - HR Kabar Sukacita

Jumat, 25 Maret 2011, Hari Raya Kabar Sukacita
Luk 1:26-38

26 Ketika Elisabet sudah mengandung enam bulan, Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke Nazaret, sebuah kota di daerah Galilea.  27 Gabriel diutus kepada seorang perawan, bernama Maria. Perawan itu sudah bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf, keturunan Raja Daud.  28 Malaikat itu datang kepada Maria dan berkata, "Salam, engkau yang diberkati Tuhan secara istimewa! Tuhan bersama dengan engkau!"  29 Mendengar perkataan malaikat itu Maria terkejut, sehingga bertanya-tanya dalam hati apa maksud salam itu.  30 Maka malaikat itu berkata kepadanya, "Jangan takut, Maria, sebab engkau berkenan di hati Allah.  31 Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak, yang harus engkau beri nama Yesus.  32 Ia akan menjadi agung dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan menjadikan Dia raja seperti Raja Daud, nenek moyang-Nya.  33 Dan Ia akan memerintah sebagai raja atas keturunan Yakub selama-lamanya. Kerajaan-Nya tidak akan berakhir."  34 "Tetapi saya masih perawan," kata Maria kepada malaikat itu, "bagaimana hal itu bisa terjadi?"  35 Malaikat itu menjawab, "Roh Allah akan datang kepadamu, dan kuasa Allah akan meliputi engkau. Itulah sebabnya anak yang akan lahir itu akan disebut Kudus, Anak Allah.  36 Ingat: Elisabet, sanak saudaramu itu sudah hamil enam bulan, walaupun ia sudah tua dan orang mengatakan bahwa ia mandul.  37 Sebab untuk Allah tidak ada yang mustahil."  38 Lalu Maria berkata, "Saya ini hamba Tuhan; biarlah terjadi pada saya seperti yang engkau katakan." Lalu malaikat itu pergi meninggalkan Maria.

Ayat Emas : Malaikat itu datang kepada Maria dan berkata, "Salam, engkau yang diberkati Tuhan secara istimewa! Tuhan bersama dengan engkau!" (Lukas 1:28).

BERKAT NOVENA
            
Dalam kesempatan liburan ini, Rupanya Elly sudah tak sabar lagi untuk segera diajak ke rumah paman di kampong seperti yang sudah dijanjikan oleh ayah tempo hari. Karena itu, pada hari pertama liburan ia bangun lebih awal dari biasanya dan lekas-lekas membangunkan ayah dan ibunya. Melihat tingkah Elly itu, ayah merasa heran dan berkata, “ sekarang aja, Pak. Elly kan ingin cepat-cepat cerita pada paman kalau Elly sudah naik kelas.” Ayah tersenyum mendengar perkataan Elly, lalu kembali katanya, Baiklah, kalau begitu ayah mandi dulu. Sabar sebentar ya saying. “ Tak lama kemudian, Elly sekeluarga pun berangkat ke rumah paman.
            Setelah sampai di rumah paman, Elly segera berlari untuk menjumpai paman dan memeluknya. Lalu katanya,” Paman, aku sudah naik kelaaass ! Katanya sambil tertawa riang. “ Selamat ya. Paman senang mendengarnya.” Kata paman dengan senyum khasnya sambil memeluk Elly. “ Paman, Elly mau cerita nih. Paman tahu gak kenapa Elly selalu berdoa mohon pertolongan Bunda Maria. Setiap mau belajar Elly selalu berdoa mohon pertolongan Bunda Maria. Jadi, saat belajar Elly selalu ditemani Bunda. Elly senang sekali karena Bunda sangat baik hati.” Paman pun kembali tersenyum mendengar cerita Elly. Bagaimana dengan kita ? Apakah kita juga tekun berdoa dan belajar ? ( Hartini )

24 Maret 2011

Kamis, 24 Maret 2011
Luk 16:19-31
 19 "Adalah seorang yang kaya. Pakaiannya mahal-mahal, dan hidupnya mewah setiap hari.  20 Di depan pintu rumahnya diletakkan seorang miskin bernama Lazarus. Badannya penuh dengan borok.  21 Ia ingin mengisi perutnya dengan remah-remah yang jatuh dari meja orang kaya itu. Anjing bahkan datang menjilat boroknya.  22 Orang miskin itu kemudian meninggal lalu dibawa malaikat ke tempat terhormat di samping Abraham di surga. Orang kaya itu meninggal juga dan dikuburkan.  23 Di dunia orang mati ia menderita sekali. Dan pada waktu ia memandang dari sana ke atas, ia melihat Abraham di tempat yang jauh dan Lazarus ada di samping Abraham.  24 'Bapak Abraham!' seru orang kaya itu. 'Kasihanilah saya. Suruhlah Lazarus mencelupkan jarinya ke dalam air lalu datang membasahi lidah saya. Saya sengsara sekali di dalam api ini!'  25 Tetapi Abraham menjawab, 'Ingatlah anakku: seumur hidupmu engkau sudah mendapat semua yang baik-baik, sedangkan Lazarus mendapat yang jelek-jelek. Sekarang ia senang di sini, dan engkau sengsara.  26 Selain itu, di antara engkau dan kami sudah dibuat sebuah jurang yang besar, supaya orang dari sini tidak dapat ke sana dan orang dari sana tidak dapat ke sini!'  27 'Kalau begitu, Pak,' kata orang kaya itu, 'saya minta dengan sangat Bapak mengutus Lazarus ke rumah ayah saya.  28 Ada lima saudara saya di situ. Suruhlah Lazarus memperingatkan mereka, supaya jangan sampai mereka pun jatuh ke tempat siksaan ini.'  29 Abraham menjawab, 'Mereka sudah punya buku-buku Musa dan buku para nabi! Biarlah mereka menuruti apa yang tertulis dalam buku-buku itu!'  30 Tetapi orang kaya itu menjawab, 'Itu tidak cukup, Bapak Abraham. Tetapi kalau ada orang mati hidup kembali dan datang kepada mereka, mereka akan bertobat dari dosa-dosa mereka.'  31 Tetapi Abraham berkata, 'Kalau mereka tidak menghiraukan perintah Musa dan nabi-nabi, pastilah mereka tidak akan percaya juga, biarpun ada orang mati yang hidup kembali.'"

Ayat Emas : Tetapi Abraham menjawab, 'Ingatlah anakku: seumur hidupmu engkau sudah mendapat semua yang baik-baik, sedangkan Lazarus mendapat yang jelek-jelek. Sekarang ia senang di sini, dan engkau sengsara (Lukas 16:25).

NGGAK MAU RUGI

            Seusai olah raga bersama, Mansyur merasa sangat haus. Lantas, ia segera berlari menuju kantin sekolah dan memesan dua gelas es the. Setelah es the pesanannya tiba, Mansyur pun lekas-lekas meneguknya. “ Ah, lega rasanya,”katanya. Tak lama kemudian, datanglah Sardi yang juga membeli es teh di kantin itu. “ aha, mumpung ada Sardi nih,” pikir Mansyur. Lalu katanya pada Sardi, “ sar, kamu bayarin dulu ya. Nanti gampang dah.” “Oke. Aku bayarin,”demikian jawab Sardi yang kemudian membayar ketiga gelas es the itu. Kemudian Mansyur dan Sardi kembali berjalan ke ruang kelas. Namun, sebelum sampai di ruang kelas Mansyur melihat Caria yang hendak ke kantin. Kata Mansyur pada Caria, “ Caria, aku lapar nih. Apa kamu gak kasihan sama aku ? Beliin jajan dong. Mau apa ?” Mansyur berusaha merayu Caria supaya ia mau membelikan jajanan untuk dirinya. Kemudian Mansyur pun dibelikan jajanan oleh Caria. Kini Mansyur pun dibelikan jajanan oleh Caria. Kini Mansyur telah kenyang. “Ah, kalau begini kan uangku tetap bisa aku simpan,” pikirnya. Padahal Mansyur ini sebenarnya anak orang kaya, tapi ia sangat saying pada uangnya dan lebih suka minta ditraktir oleh teman-temannya. Dasar Mansyur anak pelit, untuk dirinya sendiri saja, tidak mau rugi.
            Tuhan tidak suka dengan orang pelit. Tuhan memberikan semua yang baik kepada kita supaya kita pun mau berbagi dan memberikan yang baik kepada sesame. Bermurah hatilah, karena Tuhan murah hati. ( Virty )

23 Maret 2011

Rabu, 23 Maret 2011
Matius 20:17-28

17 Ketika Yesus menuju ke Yerusalem, di tengah jalan Ia memanggil kedua belas pengikut-Nya berkumpul tersendiri. Lalu Ia berkata kepada mereka,  18 "Dengarkan! Kita sekarang menuju Yerusalem. Di sana Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan guru-guru agama. Lalu Ia akan dihukum mati,  19 kemudian diserahkan kepada orang-orang bukan Yahudi. Mereka akan mengolok-olok Dia, menyiksa Dia, dan menyalibkan Dia. Tetapi pada hari ketiga, Ia akan dibangkitkan kembali."  20 Kemudian istri Zebedeus datang dengan anak-anaknya kepada Yesus. Di hadapan Yesus ia sujud untuk minta sesuatu.  21 "Ibu mau apa?" tanya Yesus. Ibu itu menjawab, "Saya ingin kedua anak saya ini duduk di kiri dan kanan Bapak apabila Bapak menjadi Raja nanti."  22 "Kalian tidak tahu apa yang kalian minta," kata Yesus kepada mereka. "Sanggupkah kalian minum dari piala penderitaan yang harus Aku minum?" "Sanggup," jawab mereka.  23 Yesus berkata, "Memang kalian akan minum juga dari piala-Ku. Tetapi mengenai siapa yang akan duduk di kiri dan kanan-Ku, itu bukan Aku yang berhak menentukan. Tempat-tempat itu adalah untuk orang-orang yang sudah ditentukan oleh Bapa-Ku."  24 Waktu kesepuluh pengikut yang lain mendengar hal itu, mereka marah kepada kedua orang bersaudara itu.  25 Sebab itu Yesus memanggil mereka semua lalu berkata, "Kalian tahu bahwa pemimpin-pemimpin bangsa yang tidak mengenal Allah menindas rakyatnya. Dan pembesar-pembesar mereka menekan mereka.  26 Tetapi kalian tidak boleh begitu. Sebaliknya, orang yang mau menjadi besar di antara kalian, harus menjadi pelayanmu.  27 Dan orang yang mau menjadi yang pertama di antara kalian, harus menjadi hambamu.  28 Sama seperti Anak Manusia itu juga; Ia datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani, dan menyerahkan nyawa-Nya untuk membebaskan banyak orang."


Ayat Emas : Dan orang yang mau menjadi yang pertama di antara kalian, harus menjadi hambamu  (Matius 20:27).


SAUDAGAR YANG BIJAKSANA

            Ada seorang saudagar kaya yang bijaksana, ia mempunyai dua orang anak laki-laki yang baik dan sopan, serta seorang pembantu yang sudah tua tetapi masih tetap tekun bekerja. Suatu hari, saudagar itu memanggil kedua anaknya dan meminta mereka untuk menggantikan tugas pelayan. Mendengar keinginan ayahnya itu, si sulung berkata,”Mengapa kami harus mengerjakan pekerjaan pembantu ? “ Mendengar perkataannya saudagar itu sangat sedih. Lalu ia bertanya kepada anaknya yang kedua, Maukah kau melakukan keinginan ayah itu ? “ Jawabnya, Baik, Ayah. Saya akan melakukannya.” Setelah mendengar perkataan itu, legalah hati saudagar itu, lalu katanya kepada mereka, Anak-anakku, bila kalian ingin menjadi pemimpin, kalian harus mengetahui apa saja yang dikerjakan oleh orang-orang yang akan kalian pimpin. Supaya jangan sampai mereka berkata mengabdimu tapi ternyata tetapi sedang menyiapkan pemberontakan terhadapmu. Dan bila kalian ingin mereka setia kepadamu, layanilah mereka. Sehingga sebelum kalian memintanya, mereka telah melakukan apapun yang kau kehendaki. Setelah mendengar nasihat ayah itu, kini mereka baru menyadari bahwa untk menjadi pemimpin haruslah mau melayani terlebih mau melayani terlebih dahulu. Agar kelak mereka dapat menjadi pemimpin yang bijaksana dan dicintai oleh rakyatnya. Bila dulu kita masih malas melayani orang lain, mulai sekarang kita layani orang lain yuk dengan memulainya dari membantu ibu dan ayah di rumah. ( Chen-Chen )

Kamis, 17 Maret 2011

22 Maret 2011

Selasa, 22 Maret 2011
Mat 23:1-12
Matthew 23:1-12  Lalu Yesus berkata kepada orang banyak dan kepada pengikut-pengikut-Nya,  2 "Guru-guru agama dan orang-orang Farisi mendapat kekuasaan untuk menafsirkan hukum Musa.  3 Sebab itu taati dan turutilah semuanya yang mereka perintahkan. Tetapi jangan melakukan apa yang mereka lakukan, sebab mereka tidak menjalankan apa yang mereka ajarkan.  4 Mereka menuntut hal-hal yang sulit dan memberi peraturan-peraturan yang berat, tetapi sedikit pun mereka tidak menolong orang menjalankannya.  5 Semua yang mereka lakukan hanyalah untuk dilihat orang saja. Mereka sengaja memakai tali sembahyang yang lebar-lebar dan memanjangkan rumbai-rumbai jubah mereka!  6 Mereka suka tempat yang terbaik pada pesta-pesta, dan kursi istimewa di rumah-rumah ibadat.  7 Mereka senang dihormati orang di pasar-pasar, dan dipanggil 'Bapak Guru'.  8 Tetapi kalian, janganlah mau dipanggil 'Bapak Guru', sebab Gurumu hanya ada satu dan kalian semua bersaudara.  9 Dan janganlah kalian memanggil seorang pun di dunia ini 'Bapak', sebab Bapakmu hanya satu, yaitu Bapa yang di surga.  10 Dan janganlah kalian mau dipanggil 'Pemimpin', sebab pemimpinmu hanya ada satu, yaitu Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah.  11 Orang yang terbesar di antara kalian, haruslah menjadi pelayanmu.  12 Orang yang meninggikan dirinya akan direndahkan, dan orang yang merendahkan dirinya akan ditinggikan."

Ayat EmasOrang yang terbesar di antara kalian, haruslah menjadi pelayanmu (Matius 23:11).

SUKA MEMBANTU

Marcia, Robert dan Ani adalah para calon yang diajukan untuk menjadi ketua kelas lima. Marcia adalah anak yang paling pandai di kelas . Namun, ia tidak suka bila ada temannya yang minta diajari olehnya. Karena itu, teman-teman sekelasnya tidak ada yang berani minta tolong padanya. Sedangkan Robert sangatlah badung. Namun karena ia adalah anak orang kaya dan suka mentraktir jajan teman-temannya, ia menjadi banyak teman. Tapi, setiap kali ada ulangan harian tidak ada satu teman pun yang mendekatinya.
Sementara itu, Ani adalah anak orang miskin. Ia telah terbiasa membantu ibunya bekerja di rumah dan kebiasaan itu rupanya terbawa di sekolah. Ia sangat rajin membantu membersihkan kelas sebelum pelajaran dimulai dan ketika teman-temannya minta tolong untuk diajari ia melakukannya dengan senang hati. Akhirnya, yang terpilih menjadi ketua kelas adalah Ani. Karena selama ini ia suka membantu teman-temannya. Agar disukai Tuhan dan banyak orang. Kita rajin menolong yuk. ( Liu )

21 Maret 2011

Senin, 21 Maret 2011
Luk 6:36-38
36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."  37 "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.  38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Ayat Emas : Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati ( Lukas 6:36).

DITA YANG PELIT

Di Sekolah Dasar Bunda Pertiwi, ada seorang murid yang bernama Dita. Ia dikenal sebagai anak paling kaya di sekolah itu. Tetapi ia juga dikenal sebagai anak paling pelit. Ia tidak suka bila ada temannya yang meminjam barang-barang miliknya. Oleh karena sikapnya itulah, maka tidak ada satu teman pun yang suka padanya.
Suatu hari, ketika Dita mengerjakan tugas di kelas, ternyata kotak pensilnya tertinggal di rumah. Sehingga ia sama sekali tidak dapat menulis. Kemudian ia mencoba meminjam alat tulis kepada teman-temannya, namun tidak ada satu pun diantara temannya itu yang mau meminjamkan alat tulis kepadanya. Dita hamper saja menangis, ia takut dihukum oleh ibu guru karena tidak mengerjakan tugas kelasnya.
Namun, tak lama kemudian ada salah satu temannya yang bernama Irene merasa kasihan melihat Dita yang tampak sedang kebingungan. Lantas, Irene pun mendekati Dita dan meminjaminya alat tulis itu. Dengan wajah heran, Dita bertanya padanya, “ Mengapa kau baik padaku ?” Mendengar pertanyaannya itu Irene pun menjawab, “ Karena Tuhan Yesus telah mengajarkan padaku supaya aku murah hati kepada semua orang.”
Bila kita sunguh-sungguh menyadari, sebenarnya kita tidak akan pernah rugi berbuat baik kepada orang lain, termasuk kepada orang yang jahat kepada kita. Seperti halnya langit yang telah menurunkan air hujan, ia tidak pernah berharap air itu kembali lagi naik ke atas, dan langit itu tidak pernah merasa rugi karena telah menyirami bumi. Berilah, maka kamu akan diberi. Jika kita menabur benih sedikit, maka kita pun akan menuai panenan sedikit yang sedikit. Demikian juga bila kita menabur benih banyak, maka kita pun akan menuai panenan yang banyak. Oleh karena itu, taburlah banyak benih bila kita ingin menuai panenan yang berlimpah, dan jangan pernah mengharapkan panenan yang berlimpah bila kita hanya menabur benih sedikit. ( Eni )

20 Maret 2011

Minggu, 20 Maret 2011
Mat 17:1-9
1 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.  2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.  3 Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.  4 Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."  5 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."  6 Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan.  7 Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: "Berdirilah, jangan takut!"  8 Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorangpun kecuali Yesus seorang diri.  9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: "Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."

Ayat Emas : Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." (Matius 17:5).

SI BUTUT

Parjan memang anak dari keluarga miskin, namun ia baik hati. Di sekolah ia sering diolok-olok oleh teman-temannya karena ia selalu memakai sepatu yang sudah butut. Akhirnya ia pun sering dijuluki “ Si Butut “. Namun demikian ia tidak pernah marah ataupun sakit hati karena panggilan itu.
Suatu hari ia ditanya oleh Selly,”Kenapa tidak kamu marahin teman-teman yang suka ngolok-olok itu ?” Kata Parjan,”Mengapa aku harus marah ?” “ Iya,soalnya kalau dibiarkan terus, lama-lama mereka akan semakin merendahkanmu, “ Jawab Selly.” Tidak apa-apa. Aku memang anak orang miskin, dan aku tidak mau menambahi beban orang tuaku. Lagian, Tuhan Yesus kan sudah bilang kalau tidak ada murid yang melebihi gurunya. Kalau Tuhan Yesus sendiri aja tidak protes saat setelah mendengar kata-kata Parjan itu, Selly menjadi semakin suka berteman dengan Parjan yng baik hati itu.
Karena Parjan lebih mendengarkan nasihat Tuhan Yesus, ia menjadi semakin disukai oleh banyak teman. Kalau saja saat itu ia lebih mendengarkan Selly untuk memarahi teman-temannya, mungkin justru akan terjadi pertengkaran. Karena itu, marilah kita selalu mendengarkan suara Tuhan supaya kita menjadi semakin sabar dan rendah hati. ( Chu Yong )

19 Maret 2011 - HR Santo Yusuf, Suami Bunda Maria

Sabtu, 19 Maret 2011 – Hari Raya St. Yusuf
Mat 1:16.18-21.24a
16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.  18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.  19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.  20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.  21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."  24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.

Ayat Emas : Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.(Matius 1:19).

KETULUSAN HATI BOBI

Bobi adalah anak yang jujur dan polos. Setiap hari ia selalu bangun pagi untuk membantu ibu menyapu halaman rumah. Setelah selesai membantu ibu, ia baru mulai mandi dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Suatu hari, ketika ia baru saja sampai di sekolah, ia dihampiri oleh beberapa temannya. Mereka ingin mengajak Bobi membolos, kata salah satu dari mereka, “ Bob, di stasion game ada permainan baru nih. Kita main ke sana aja yuk. Lagian pelajaran hari ini kan sulit, bikin pusing aja. Hidup sekali kok dibikin susah. Yuk berangkat.” Katanya sambil menarik baju Bobi. “ Memang sih pelajaran sulit, tapi kalau kita gak ikut malah semakin gak paham. Disamping itu, aku gak mau mengecewakan ibuku karena tadi pagi kan aku pamitnya mau berangkat ke sekolah. Lagian kasihan sama ibu guru yang udah jauh-jauh datang ke sekolah untuk mengajar kita.” Kata Bobi polos. “ Ya udah kalau gak mau, gak usah banyak petuah gitu.” Kata salah satu temannya itu sambil meninggalkannya sendirian di halaman depan sekolah itu.
Bobi memang anak yang baik, ia memiliki hati yang tulus. Meskipun ibunya tidak berada di dekatnya, tapi ia tetap tidak ingin membohongi dan mengecewakannya. Demikian juga seperti Santo Yusuf. Mari kita meneladani ketulusan hatinya. ( Yossi )

18 Maret 2011

Jumat, 18 Maret 2011
Mat 5:20-26
20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.  21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.  22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.  23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,  24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.  25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.  26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

Ayat Emas : Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum (Matius 5:22ยช).

JANGAN MARAH YA….

Ketika Misa hari Minggu itu sudah hamper mulai, ternyata Vivi yang saat itu bertugas sebagai misdinar masih belum datang juga. Lena yang saat itu sedang kebingungan untuk mencari pengganti Vivi. Akhirnya Lena mencoba menemui Lucy dan meminta tolong padanya.
Ketika Lucy telah memakai pakaian misdinar dan siap menjalankan tugas itu, tiba-tiba Vivi datang. Namun karena melihat Lucy yang telah menggantikan tugasnya, Vivi pun marah kepada Lucy yang dianggap telah merebut tugasnya. Namun Lena mencoba menjelaskan pada Vivi, Dia tidak merebut tugasmu, tapi aku yang minta tolong padanya karena aku khawatir kamu tidak datang. Jadi jangan marah ya ?. Gak mau , sahut Vivi ketus. Namun sekali lagi Lena mencoba merayunya, kita kan sama-sama ingin melayani Tuhan, masak marah-marah ?. Ayo dong, jangan marah ya ?. Ya udah, gak papa kok. Selamat bertugas ya, maaf kalau aku tadi terlambat, jawab Vivi sambil meminta maaf pada mereka. Dan mereka pun kembali berdamai. Amarah adalah akar kejahatan dan dapat merusak diri sendiri, karena itu mari kita belajar untuk lebih bersabar dan mudah memaafkan. ( Tania )