Senin, 21 Februari 2011

28 Februari 2011

Senin, 28 Februari 2011

Markus 10 : 17 – 27

10:17 Waktu Yesus meneruskan lagi perjalanan-Nya, seorang datang berlari-lari kepada Yesus. Orang itu sujud di hadapan Yesus dan bertanya, "Guru yang baik, saya harus berbuat apa supaya dapat menerima hidup sejati dan kekal?"
10:18 "Mengapa engkau mengatakan Aku baik?" tanya Yesus. "Tidak ada yang baik, selain Allah sendiri.
10:19 Engkau sudah tahu perintah-perintah Allah, 'Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan bersaksi dusta, jangan menipu, hormatilah ayah dan ibumu.' "
10:20 "Bapak Guru," kata orang itu, "semua perintah itu sudah saya turuti sejak muda."
10:21 Yesus memandang orang itu dengan sayang lalu berkata, "Tinggal satu hal lagi yang engkau perlukan. Pergilah jual semua milikmu; berikanlah uangnya kepada orang miskin, dan engkau akan mendapat harta di surga. Sesudah itu datanglah mengikuti Aku."
10:22 Mendengar Yesus berkata begitu, orang itu kecewa, lalu meninggalkan tempat itu dengan susah hati karena ia kaya sekali.
10:23 Maka Yesus memandang pengikut-pengikut-Nya lalu berkata kepada mereka, "Sukar sekali untuk orang kaya menjadi anggota umat Allah!"
10:24 Pengikut-pengikut-Nya heran mendengar perkataan Yesus itu. Tetapi Yesus berkata pula, "Anak-anak-Ku, memang sukar untuk menjadi anggota umat Allah!
10:25 Lebih mudah seekor unta masuk lubang jarum daripada seorang kaya masuk Dunia Baru Allah."
10:26 Kata-kata Yesus itu membuat pengikut-pengikut-Nya heran, sehingga mereka bertanya satu sama lain, "Kalau begitu, siapa yang bisa selamat?"
10:27 Yesus memandang mereka dan menjawab, "Bagi manusia itu mustahil, tetapi tidak mustahil bagi Allah; semua mungkin bagi Allah."
Ayat Emas: Mrk 10:27
Yesus memandang mereka dan menjawab, "Bagi manusia itu mustahil, tetapi tidak mustahil bagi Allah; semua mungkin bagi Allah.

Buah Doa dan Usaha

            Di sudut kapel, Ari berdoa sambil menangis, “Tuhan Yesus, ayahku sakit. Kemarin, waktu menimbang batu dia terkena longsoran tanah dan terjepit pohon besar. Sekarang ayah di rumah sakit, sedangkan aku harus membayar uang ujian. Engkau tahu ibu hanya berjualan kue, bagaimana mungkin dapat mencukupi semua  kebutuhan ini? Kini, aku tidak tahu lagi harus berbuat apa.” Selesai berdoa, Ari pun pulang ke rumah.
            Ketika di jalan, dilihatnya nenek tua jatuh terperosok di parit. Ia bergegas menolongnya dan membawa nenek itu ke puskesmas. Usai menolong nenek itu ia pun meneruskan perjalanannya kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, betapa terkejutnya ia ketika melihat sebuah bungkusan di atas meja. Dan semakin terkejut lagi setelah melihat isi bungkusan itu yang ternyata adalah uang dan piagam. Kini ia tahu bahwa ternyata uang dan piagam itu merupakan hasil lomba mengarang 4 bulan yang lalu. Ari sangat bersyukur kepada Tuhan sebab akhirnya ia dapat membayar biaya ujiannya tanpa harus menambah beban ibunya yang masih harus menanggung biaya pengobatan ayah. Kini Ari menjadi semakin percaya bahwa Tuhan selalu menyediakan pertolongan bagi kita sehingga kita tidak perlu merasa khawatir lagi akan hidup kita. Karena itu, mari kita pun belajar mengikuti teladan Tuhan untuk senantiasa menyediakan diri untuk memberi pertolongan kepada sesama kita yang membutuhkan. (Sr. M. Yoanita)

27 Februari 2011

Minggu, 27 Februari 2011                                                                                      Minggu Biasa VIII/A

Matius 6 : 24 – 34

6:24 "Tidak seorang pun dapat bekerja untuk dua majikan. Sebab ia akan lebih mengasihi yang satu daripada yang lain. Atau ia akan lebih setia kepada majikan yang satu daripada kepada yang lain. Begitulah juga dengan kalian. Kalian tidak dapat bekerja untuk Allah dan untuk harta benda juga.
6:25 Sebab itu ingatlah; janganlah khawatir tentang hidupmu, yaitu apa yang akan kalian makan dan minum, atau apa yang akan kalian pakai. Bukankah hidup lebih dari makanan, dan badan lebih dari pakaian?
6:26 Lihatlah burung di udara. Mereka tidak menanam, tidak menuai, dan tidak juga mengumpulkan hasil tanamannya di dalam lumbung. Meskipun begitu Bapamu yang di surga memelihara mereka! Bukankah kalian jauh lebih berharga daripada burung?
6:27 Siapakah dari kalian yang dengan kekhawatirannya dapat memperpanjang umurnya biarpun sedikit?
6:28 Mengapa kalian khawatir tentang pakaianmu? Perhatikanlah bunga-bunga bakung yang tumbuh di padang. Bunga-bunga itu tidak bekerja dan tidak menenun;
6:29 tetapi Raja Salomo yang begitu kaya pun, tidak memakai pakaian yang sebagus bunga-bunga itu!
6:30 Rumput di padang tumbuh hari ini dan besok dibakar habis. Namun Allah mendandani rumput itu begitu bagus. Apalagi kalian! Tetapi kalian kurang percaya!
6:31 Janganlah khawatir dan berkata, 'Apa yang akan kita makan', atau 'apa yang akan kita minum', atau 'apa yang akan kita pakai'?
6:32 Hal-hal itu selalu dikejar oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Padahal Bapamu yang di surga tahu bahwa kalian memerlukan semuanya itu.
6:33 Jadi, usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain akan diberikan Allah juga kepadamu.
6:34 Oleh sebab itu, janganlah khawatir tentang hari besok. Sebab besok ada lagi khawatirnya sendiri. Hari ini sudah cukup kesusahannya, tidak usah ditambah lagi.

Ayat Emas: Mat 6:33
Jadi, usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain akan diberikan Allah juga kepadamu.



Jangan Mengeluh

            Mira adalah anak dari keluarga yang serba kecukupan. Namun setiap kali ia melihat temannya memiliki barang yang dianggapnya bagus, ia selalu iri dan mengeluh kepada mamanya, “Mengapa mama tidak membelikan aku barang seperti punyanya Anik? Bagaimana nanti teman-temanku memandangku kalau aku tidak mempunyai barang seperti kepunyaannya? Mereka kan bisa mengolok-olokku,” katanya sambil merengek minta dibelikan barang yang diingini tersebut.
            Suatu hari, sekolah mengadakan kunjungan ke keluarga-keluarga miskin yang ada di sekitar pinggiran kota dan memberikan sumbangan kepada mereka. Saat itu, Mira melihat anak kecil dari salah satu keluarga miskin di tempat itu. Anak itu tidak memakai baju, dan ia terlihat sedang asik bercanda dengan seekor anjing dekil. Demikian pula Mira bertemu dengan kedua orang tua dari anak tersebut dan mereka menyambutnya dengan ramah. Meskipun hidup dalam kesederhanaan, namun mereka terlihat amat bahagia. Setelah menyaksikan kehidupan keluarga-keluarga miskin itu, akhirnya Mira menyadari bahwa ternyata Tuhan telah memberinya lebih banyak kebahagiaan namun ia tidak pernah merasakan kebahagiaan itu karena selama ini ia kurang bersyukur. Sejak saat itulah, Mira berjanji untuk selalu belajar bersyukur dan tidak mengeluh lagi. Mengeluh berarti menghina Tuhan yang telah memberi semua yang kita butuhkan. Tuhan senantiasa memperhatikan kita, dan Ia tahu pasti apa sebenarnya yang kita perlukan. Jadi, janganlah lagi kita cemas akan bagaimana hidup kita nanti, tapi cukupkanlah diri kita dengan apa yang telah kita terima dari Tuhan dan mensyukurinya.

26 Februari 2011

Sabtu, 26 Februari 2011

Markus 10 : 13 – 16

10:13 Ada orang-orang membawa anak-anak kepada Yesus supaya Ia menjamah dan memberkati mereka. Tetapi pengikut-pengikut Yesus memarahi orang-orang itu.
10:14 Melihat hal itu, Yesus marah lalu Ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan melarang mereka, sebab orang-orang seperti inilah yang menjadi anggota umat Allah.
10:15 Ingatlah ini! Siapa tidak menghadap Allah seperti seorang anak, tidak akan menjadi anggota umat Allah."
10:16 Sesudah mengatakan demikian, Yesus memeluk anak-anak itu, kemudian Ia meletakkan tangan-Nya ke atas mereka masing-masing dan memberkati mereka

Ayat Emas: Mrk 10:15
Ingatlah ini! Siapa tidak menghadap Allah seperti seorang anak, tidak akan menjadi anggota umat Allah."


Ketulusan Rafael

                        Rafael adalah anak yang paling rajin hadir dalam kegiatan Sekolah Minggu, dan ia juga selalu setia berjalan kaki menjemput teman-temannya untuk diajaknya berangkat bersama-sama ke Sekolah Minggu tersebut. Sebenarnya ia ingin sekali memiliki sepeda supaya ia dapat juga menjemput teman-teman lain yang rumahnya agak jauh dari Gereja. Namun ia tak mau memaksakan keinginannya tersebut, sebab ia mengerti kalau kedua orang tuanya masih belum mampu membelikannya sepeda.
            Tanpa disadarinya, ternyata secara diam-diam pak Petrus sangat memperhatikan kebaikan dan kesederhanaan Rafael. Pak Petrus adalah ayahnya Angela, teman sebaya Rafael yang selalu dijemput dan diantarnya pulang. “Betapa mulianya hati anak ini,” kata Pak Petrus dalam hatinya.
            Saat Natal tiba, pak Petrus mengundang Rafael ke rumahnya. Betapa terkejutnya Rafael, karena ternyata ia diundang untuk diberi sepeda baru yang telah lama ia idam-idamkan. “Terima kasih, Tuhan,” tanpa henti-henti Rafael mengucap dalam hatinya. Lantas ia pun segera memeluk Pak Petrus dan mengucapkan terima kasih kepadanya.
            Rafael adalah satu dari sekian banyak anak yang telah mewujudkan Sabda Tuhan Yesus hari ini. Ia yang dengan segala ketulusannya telah mengajak teman-temannya untuk datang lebih dekat kepada Tuhan Yesus. Betapa besar kerinduan Tuhan pada kita, Ia selalu setia menanti kedatangan kita. Jadi, jangan tunda lagi. Marilah kita hadir menyambut undangan Tuhan dan memberi jalan kepada semua orang untuk datang kepada Tuhan. (Venny)

25 Februari 2011

Jumat, 25 Februari 2011

Markus 10 : 1 – 12
10:1 Kemudian Yesus meninggalkan tempat itu, dan pergi ke daerah Yudea dan daerah di seberang Sungai Yordan. Orang banyak datang lagi berkerumun sekeliling Yesus. Dan seperti biasa Yesus mengajar mereka.
10:2 Beberapa orang Farisi datang juga untuk menjebak Yesus. Mereka bertanya, "Menurut hukum agama kita, apakah boleh orang menceraikan istrinya?"
10:3 Yesus menjawab, "Musa memberi perintah apa kepada kalian?"
10:4 "Musa mengizinkan orang menceraikan istrinya, asal menulis surat cerai dahulu," jawab mereka.
10:5 "Musa menulis perintah itu sebab kalian terlalu sukar diajar," kata Yesus kepada mereka.
10:6 "Tetapi pada permulaannya, pada waktu Allah menciptakan manusia, dikatakan bahwa 'Allah menjadikan mereka laki-laki dan wanita.
10:7 Itu sebabnya laki-laki akan meninggalkan ibu bapaknya dan bersatu dengan istrinya,
10:8 maka keduanya menjadi satu.' Jadi, mereka bukan lagi dua orang, melainkan satu.
10:9 Itu sebabnya, apa yang sudah disatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia!"
10:10 Setelah mereka masuk rumah, pengikut-pengikut-Nya bertanya kepada Yesus tentang hal itu.
10:11 Yesus berkata kepada mereka, "Siapa menceraikan istrinya lalu kawin dengan wanita lain, orang itu berzinah terhadap istrinya yang pertama itu.
10:12 Begitu juga wanita yang menceraikan suaminya lalu kawin dengan lelaki yang lain, ia pun berzinah."

Ayat Emas: Mrk 10:9
Itu sebabnya, apa yang sudah disatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia!"


Cinta Tak Kenal Waktu

            Ketika hendak memasuki halaman Gereja, Santi melihat seorang ibu yang sedang mendorong kursi roda. Dan di atas kursi roda itu duduklah suaminya yang menderita lumpuh. “Betapa beruntungnya ia memiliki istri seperti dia yang tetap setia mendampinginya ketika ia sedang menderita. Dan betapa mulianya hati hati sang ibu itu. Aku ingin memiliki cinta seperti ibu itu.” pikir Santi.
            Cinta sejati itu mempersatukan yang terpisah tanpa mengenal waktu dan keadaan. Jika seseorang telah memiliki cinta sejak awal mula, ia akan terus memilikinya sampai akhir. Baik dalam keadaan susah maupun senang, cinta itu tetap tinggal di dalam hatinya. Sebab sejak semula cinta itu telah menjadi miliknya, menjadi satu bagian dalam dirinya sendiri.
            Sejak hari ini juga, mari kita jadikan cinta Kristus sebagai bagian dari diri kita. Sebab dalam cinta Kristus itulah tercakup seluruh cinta kepada semua orang tanpa mengenal waktu. (Fun Fun)

24 Februari 2011

Kamis, 24 Februari 2011

Markus 9 : 41 – 50

9:41 Ingatlah! Orang yang memberi minum kepadamu oleh karena kalian pengikut Raja Penyelamat, ia pasti akan menerima upahnya."
9:42 "Siapa menyebabkan salah satu dari orang-orang yang kecil ini tidak percaya lagi kepada-Ku, lebih baik kalau batu penggilingan diikatkan pada lehernya, dan ia dibuang ke dalam laut.
9:43 Kalau tanganmu membuat engkau berdosa, potonglah tangan itu! Lebih baik engkau hidup dengan Allah tanpa sebelah tangan daripada engkau dengan kedua belah tanganmu masuk ke neraka, yaitu api yang abadi.
9:44 [Di sana api tidak bisa padam, dan ulat tidak bisa .
9:45 Dan kalau kakimu membuat engkau berdosa, potonglah kaki itu. Lebih baik engkau hidup dengan Allah tanpa sebelah kakimu, daripada engkau dengan kedua belah kakimu dibuang ke dalam neraka.
9:46 [Di sana api tidak bisa padam dan ulat tidak bisa .
9:47 Kalau matamu menyebabkan engkau berdosa, cungkillah mata itu! Lebih baik engkau masuk Dunia Baru Allah tanpa satu mata, daripada engkau dengan kedua belah matamu dibuang ke dalam neraka.
9:48 Di sana api tidak bisa padam dan ulat tidak bisa mati.
9:49 Setiap orang akan dimurnikan dengan api, seperti kurban disucikan dengan garam.
9:50 Garam itu baik, tetapi kalau menjadi tawar, mungkinkah diasinkan kembali? Jadi, hendaklah kalian menjadi seperti garam -- hiduplah bersama-sama dengan rukun.

Ayat Emas: Mrk 9:43
Kalau tanganmu membuat engkau berdosa, potonglah tangan itu! Lebih baik engkau hidup dengan Allah tanpa sebelah tangan daripada engkau dengan kedua belah tanganmu masuk ke neraka, yaitu api yang abadi.

Baik Menurut Kegunaannya

            Sherly adalah anak yang bisu. Setiap kali ingin mengungkapkan keinginannya atau apapun yang sedang ia pikirkan, ia selalu merasa kesulitan. Namun demikian, ia tidak mau menyerah begitu  saja. Karena ia menyadari kekurangannya, ia pun rajin belajar menulis. Kini, Sherly telah dapat menulis dengan lancar dan ia merasa sangat senang karena sekarang ia telah dapat mengungkapkan isi hatinya kepada teman-temannya melalui tulisan tangannya. Bila Sherly yang tidak bisa berbicara saja ingin dapat berbicara, meskipun pada akhirnya ia hanya dapat mengungkapkannya melalui tulisan. Bagaimana dengan kita? Bukankah kita harus bersyukur karena telah dianugerahi mulut yang dapat untuk berbicara dan mengungkapkan semua yang kita rasakan kepada banyak orang? Bila kita melihat ada orang yang tidak memiliki kakidan tangan, namun mereka mau terus berjuang untuk dapat berjalan dengan menggunakan kursi roda. Tidakkah kita harus lebih bersyukur karena dianugerahi khaki yang dapat kita gunakan untuk berjalan kemana saja kita mau?
            Alangkah bodohnya kita bila memiliki mulut tetapi tidak digunakan untuk mengatakan segala sesuatu yang sesuai dengan hati nurani kita, tetapi hanya untuk mengatakan kebohongan yang bertentangan dengan diri kita. Apakah itu tidak sama saja kita telah menyia-nyiakan apa yang baik dalam diri kkita?  Maka, marilah kita gunakan mulut, tangan, kaki,dan semua anggota tubuh kita dengan baik sesuai dengan fungsi dan tujuannya masing-masing demi kebaikan diri kita dan orang lain. Demikian pula sebagai pengikut Kristus, mari kita jadikan diri kita seperti garam yang baik bagi banyak orang dengan memberi teladan hidup yang baik.

23 Februari 2011

Rabu, 23 Februari 2011

Markus 9 : 38 – 40

9:38 Lalu Yohanes berkata kepada Yesus, "Pak Guru, kami melihat seseorang mengusir setan atas nama Bapak. Dan kami melarang dia sebab ia bukan dari kita."
9:39 Tetapi Yesus berkata, "Jangan melarang dia, sebab tidak seorang pun yang membuat keajaiban atas nama-Ku, dapat langsung menjelek-jelekkan Aku.
9:40 Sebab orang yang tidak melawan kita, berarti berpihak kepada kita

Ayat Emas: Mrk 9:40
Sebab orang yang tidak melawan kita, berarti berpihak kepada kita

Berpikir Baik

            Ketika pulang sekolah Sarmin melihat Simon yang sedang membantu memperbaiki rantai sepedanya Siko. Karena Simon dan Siko tampak kesulitan, maka Sarminpun menawarkan diri untuk membantunya. Dengan senang hati Simon menerima tawaran itu, karena ia memang merasa kesulitan memperbaikinya. Lantas Sarmin mencoba mencoba memperbaiki rantai sepeda itu.
Saat Sarmin sedang mencoba menyambung kembali rantai sepeda itu, Siko berbisik pada Simon, “Mengapa kamu terima tawarannya? dia kan bukan teman dekat kita. Jangan-jangan dia mau menolong kita karena ingin kita anggap sebagai teman.” Jawab Simon padanya, “Jangan suka berpikir buruk dulu. Dia kan cuma mau membantu kita. Baik kan?.” Kembali kata Siko, “Ah, pokoknya aku tetap tidak mau jadi temannya.”
            Sikap Siko yang ini sangatlah berlebihan dan tidak patut kita tiru. Mari kita selalu berpikir baik terhadap semua orang. Baik teman atau orang asing, semua orang memiliki hati nurani yang sama yakni yang bersumber dari satu Allah. Allah tidak pernah membeda-bedakan, bila Ia menciptakan dalam diri kita hati yang baik maka sudah pasti Ia pun menciptakan hati yang baik dalam diri orang lain. Dan semua perbuatan yang baik itu berasal dari Allah. Karena itu, mari kita belajar untuk selalu berpikir yang baik dan tidak mengotori hati kita dengan segala pikiran yang buruk terhadap orang lain.(Dodo)

22 Februari 2011

Selasa, 22 Februari 2011                                                                            Tahta St. Petrus

Matius 16 : 13 – 19

16:13 Yesus pergi ke daerah dekat kota Kaisarea Filipi. Di situ Ia bertanya kepada pengikut-pengikut-Nya, "Menurut kata orang, Anak Manusia itu siapa?"
16:14 Pengikut-pengikut-Nya menjawab, "Ada yang berkata Yohanes Pembaptis. Ada juga yang berkata Elia. Yang lain lagi berkata Yeremia, atau salah seorang nabi."
16:15 "Tetapi menurut kalian sendiri, Aku ini siapa?" tanya Yesus kepada mereka.
16:16 Simon Petrus menjawab, "Bapak adalah Raja Penyelamat, Anak Allah Yang Hidup."
16:17 "Beruntung sekali engkau, Simon anak Yona!" kata Yesus. "Sebab bukannya manusia yang memberitahukan hal itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga.
16:18 Sebab itu ketahuilah, engkau adalah Petrus, batu yang kuat. Dan di atas alas batu inilah Aku akan membangun gereja-Ku, yang tidak dapat dikalahkan; sekalipun oleh maut!
16:19 Aku akan memberikan kepadamu kunci dari Dunia Baru Allah. Apa yang engkau larang di atas bumi, juga dilarang di surga. Dan apa yang engkau benarkan di atas bumi, juga dibenarkan di surga.

Ayat Emas: Mat 16:17
"Beruntung sekali engkau, Simon anak Yona!" kata Yesus. "Sebab bukannya manusia yang memberitahukan hal itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga.

Suara Hati

            Saat Kevin sedang menulis di kelas, tanpa sengaja Rudi menyenggol tangan Kevin sehingga bukunya tercoret. Karena kejadian itu, Rudi meminta maaf kepadanya. Tapi, Kevin tetap saja memarahi Rudi dan mengumpatnya. Namun demikian, Rudi tetap diam  karena ia menyadari kesalahannya. Beberapa saat kemudian Kevin pun menyesali kekilafannya yang telah mengumpat Rudi dan ia pun meminta maaf kepadanya. Kini, mereka telah berdamai lagi.
            Seandainya Kevin tidak mendengarkan suara hatinya, tentu ia tidak akan menyesali perbuatannya yang keliru itu. Hati nurani kita tidak pernah bohong, sebab di dalam hati kita itulah Allah tinggal. Mari kita belajar untuk menjadi semakin peka mendengarkan suara hati kita.(Lea)

Rabu, 16 Februari 2011

21 Februari 2011

Senin, 21 Februari 2011

Markus 9 : 14 – 29

9:14 Ketika Yesus dan ketiga pengikut-Nya sudah berada kembali bersama pengikut-pengikut yang lainnya, mereka melihat banyak orang di situ. Beberapa guru agama sedang berdebat dengan pengikut-pengikut Yesus itu.
9:15 Begitu orang-orang itu melihat Yesus, mereka tercengang, lalu berlari-lari menyambut Dia.
9:16 "Apa yang kalian persoalkan dengan guru-guru agama itu?" tanya Yesus kepada pengikut-pengikut-Nya.
9:17 Seorang dari antara orang banyak itu menjawab, "Bapak Guru, saya membawa anak saya kepada Bapak. Dia bisu karena kemasukan roh jahat.
9:18 Kalau roh itu menyerang dia, badannya dibanting-banting ke tanah, mulutnya berbusa, giginya mengertak dan seluruh tubuhnya menjadi kaku. Saya minta pengikut-pengikut Bapak mengusir roh jahat itu, tetapi mereka tidak dapat melakukannya."
9:19 Maka Yesus berkata kepada mereka, "Bukan main kalian ini! Kalian sungguh-sungguh orang yang tidak percaya. Sampai kapan Aku harus tinggal bersama-sama kalian dan bersabar terhadap kalian? Bawa anak itu ke mari!"
9:20 Mereka pun membawa anak itu kepada Yesus. Begitu roh jahat itu melihat Yesus, ia membuat badan anak itu kejang-kejang sehingga anak itu jatuh terguling-guling ke tanah. Mulutnya berbusa.
9:21 Lalu Yesus bertanya kepada bapaknya, "Sudah berapa lama ia begini?" "Sejak ia masih kecil!" jawab bapaknya.
9:22 "Sudah sering roh jahat itu berusaha membunuh dia dengan menjatuhkannya ke dalam api atau ke dalam air. Tetapi kalau Bapak dapat menolong, sudilah Bapak mengasihani kami dan menolong kami!"
9:23 "Apa katamu? Kalau Bapak dapat?" jawab Yesus. "Segalanya dapat, asal orang percaya!"
9:24 Langsung ayah itu berteriak, "Tuhan, saya percaya, tetapi iman saya kurang. Tolonglah saya supaya lebih percaya lagi!"
9:25 Waktu Yesus melihat bahwa orang banyak mulai datang berkerumun, Ia memerintahkan roh jahat itu dengan berkata, "Roh tuli dan bisu, Aku perintahkan kau keluar dari anak ini dan jangan sekali-kali masuk lagi ke dalamnya!"
9:26 Roh jahat itu berteriak, lalu membuat badan anak itu kejang-kejang, kemudian keluar dari anak itu. Anak itu kelihatan seperti mayat sehingga semua orang berkata, "Ia sudah mati!"
9:27 Tetapi Yesus memegang tangannya dan menolong dia bangun. Anak itu pun bangun.
9:28 Setelah Yesus di rumah, pengikut-pengikut-Nya datang secara tersendiri kepada-Nya dan bertanya, "Apa sebab kami tidak dapat mengusir roh jahat itu?"
9:29 Yesus menjawab, "Roh jahat semacam itu tidak dapat diusir dengan cara apa pun, selain dengan doa.

Ayat Emas: Mrk 9:25
Ia memerintahkan roh jahat itu dengan berkata, "Roh tuli dan bisu, Aku perintahkan kau keluar dari anak ini dan jangan sekali-kali masuk lagi ke dalamnya!"


Mengusir Kemalasan

            Aris adalah anak yang malas, setiap pagi ia bangun kesiangan dan terlambat masuk kelas karena selalu bangun kesiangan. Ia telah sering ditegur oleh para guru, namun tetap saja tidak berubah. Akhirnya, ia dipanggil oleh kepala sekolah dan diberi peringatan terakhir, “Kalau kamu tidak mengubah sikapmu dan tetap malas, maka tidak ada pilihan lain kecuali kamu harus keluar dari sekolah ini.” Setelah mendapat teguran keras dari kepala sekolah, keesokan harinya Aris mulai terlihat masuk pagi. Dan sejak saat itu Aris pun mulai rajin bangun pagi serta tekun mengikuti pelajaran di sekolah. Hingga pada akhir tahun pun ia berhasil naik kelas.
            Kita tidak boleh membiarkan kemalasan tetap tinggal dalam diri kita. Mari kita usir kemalasan dalam diri kita itu dengan terus bertekun dalam setiap usaha yang baik dan doa.

20 Februari 2011

Minggu, 20 Februari 2011                                                                          Minggu Biasa VII/A

Matius 5 : 38 – 48

5:38 "Kalian tahu bahwa ada juga ajaran seperti ini: mata ganti mata, gigi ganti gigi.
5:39 Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: jangan membalas dendam terhadap orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya kalau orang menampar pipi kananmu, biarkanlah dia menampar pipi kirimu juga.
5:40 Dan jikalau orang mengadukan kalian kepada hakim dan menuntut bajumu, berikanlah kepadanya jubahmu juga.
5:41 Kalau seorang penguasa memaksa kalian memikul barangnya sejauh satu kilometer, pikullah sejauh dua kilometer.
5:42 Kalau orang minta sesuatu kepadamu, berikanlah kepadanya. Dan jangan juga menolak orang yang mau meminjam sesuatu daripadamu."
5:43 "Kalian tahu bahwa ada juga ajaran seperti ini: cintailah kawan-kawanmu dan bencilah musuh-musuhmu.
5:44 Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: cintailah musuh-musuhmu, dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kalian,
5:45 supaya kalian menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Allah menerbitkan matahari-Nya untuk orang yang baik dan untuk orang yang jahat juga. Ia menurunkan hujan untuk orang yang berbuat benar dan untuk orang yang berbuat jahat juga.
5:46 Sebab kalau kalian mengasihi hanya orang yang mengasihi kalian saja, untuk apa Allah harus membalas perbuatanmu itu? Bukankah para penagih pajak pun berbuat begitu?
5:47 Dan kalau kalian memberi salam hanya kepada kawan-kawanmu saja, apakah istimewanya? Orang-orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat begitu!
5:48 Bapamu di surga mengasihi semua orang dengan sempurna. Kalian harus begitu juga."

Ayat Emas: Mat 5:44
Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: cintailah musuh-musuhmu, dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kalian.

Kasih Tanpa Pamrih

            Aldo anak yang pelit. Ketika Andini yang saat itu tidak membawa pensil dan hendak meminjam kepadanya, ia tidak mau meminjaminya. Ternyata, Aldo masih menyimpan dendam pada Andini, karena tempo hari ketika ia tidak membawa penghapus dan ingin meminjam pada Andini, ia bilang tidak punya. Namun demikian, Andini tidak marah pada Aldo dan tetap baik kepada Aldo. Lain halnya dengan Bram yang setelah tahu kalau Andini sedang membutuhkan pensil itu, ia pun menawarinya pensil miliknya untuk dipinjam Andini.
            Bram adalah anak yang baik. Dengan tulus hati ia mau menawarkan bantuan pada Andini yang sedang membutuhkan pansil tanpa mengharapkan balasan kebaikan Andini. Berbuat baik tanpa pamrih adalah sikap yang terpuji. Mari kita wujudkan sabda Tuhan untuk tetap mengasihi sesama termasuk mereka yang memusuhi kita. (Tavif).

19 Februari 2011

Sabtu, 19 Februari 2011

Markus 9 : 2 – 13

9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus dengan Yakobus dan saudaranya Yohanes, menyendiri ke sebuah gunung yang tinggi. Di depan mata mereka Yesus berubah rupa.
9:3 Pakaian-Nya menjadi putih berkilauan. Tidak ada seorang penatu pun di dunia ini yang dapat mencuci seputih itu.
9:4 Kemudian ketiga orang pengikut-Nya itu melihat Yesus bercakap-cakap dengan Elia dan Musa.
9:5 Maka Petrus berkata kepada Yesus, "Pak Guru, enak sekali kita di sini. Baiklah kami mendirikan tiga kemah: satu untuk Bapak, satu untuk Musa, dan satu lagi untuk Elia."
9:6 Sebenarnya Petrus tidak tahu apa yang ia harus katakan, sebab ia dengan kedua temannya sedang ketakutan sekali.
9:7 Kemudian awan meliputi mereka dan dari awan itu terdengar suara yang berkata, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Dengarkan Dia!"
9:8 Cepat-cepat mereka melihat sekeliling mereka, dan tidak lagi melihat siapa pun di situ bersama mereka, kecuali Yesus saja.
9:9 Waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus memperingatkan mereka, "Jangan memberitahukan kepada siapa pun apa yang kalian lihat tadi sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari kematian."
9:10 Mereka mentaati pesan itu, tetapi di antara mereka sendiri mereka mulai mempercakapkan apa maksud Yesus dengan "hidup kembali dari kematian".
9:11 Maka mereka bertanya kepada-Nya, "Mengapa guru-guru agama berkata bahwa Elia mesti datang terlebih dahulu?"
9:12 Yesus menjawab, "Elia memang datang terlebih dahulu untuk membereskan segala sesuatu. Tetapi bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia? Apa sebab di dalam Alkitab tertulis bahwa Ia akan banyak menderita dan dihina orang?
9:13 Tetapi Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, dan orang-orang memperlakukan dia semau mereka. Itu cocok dengan yang sudah tertulis dalam Alkitab tentang dirinya.

Ayat Emas: Mrk 9:9
Yesus memperingatkan mereka, "Jangan memberitahukan kepada siapa pun apa yang kalian lihat tadi sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari kematian."

Yuanita Yang Rendah Hati

            Yuanita adalah anak seorang pengusaha sukses, sehingga tidaklah mengherankan bila di rumahnya terdapat banyak mobil bagus. Sedangkan Badu adalah anak dari salah satu sopir pribadinya. Meskipun sangat kaya, namun Yuanita sangat rendah hati dan ia tetap mau bergaul dengan teman-temannya yang miskin. Lain halnya dengan Badu, karena ayahnya bekerja di tempatnya Yuanita yang kaya itu, maka ia hanya mau baik dengan Yuanita dan tidak mau bergaul dengan teman-teman yang lain. Bahkan setiap kali hendak berangkat sekolah pun Badu selalu merayu Yuanita untuk naik mobil saja, namun Yuanita menolaknya dan ia memilih naik angkutan umum supaya dapat berangkat bersama-sama teman-temannya.
            Karena kerendahanhati dan kebaikannya itu, Yuanita disukai oleh banyak orang. Sedangkan Badu dijauhi oleh teman-temannya sendiri. Mari kita contoh Yuanita, yang meskipun kaya tapi tetap rendah hati dan mau berkawan dengan semua orang tanpa membeda-bedakan (Tuty).