Jumat, 04 Februari 2011

5 Februari 2011

Sabtu, 05 Februari 2011

Markus 6 : 30 – 34


6:30 Rasul-rasul yang diutus oleh Yesus itu kemudian kembali lagi, dan berkumpul dengan Yesus. Mereka melaporkan kepada-Nya semua yang telah mereka perbuat dan ajarkan.
6:31 Banyak sekali orang yang datang dan pergi, sehingga untuk makan pun Yesus dan pengikut-pengikut-Nya tidak sempat. Sebab itu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, di mana kita bisa sendirian dan kalian dapat beristirahat sebentar."
6:32 Maka mereka pun berangkat dengan perahu menuju ke tempat yang sunyi.
6:33 Tetapi banyak orang sudah melihat mereka meninggalkan tempat itu, dan tahu siapa mereka. Jadi, dari semua kota di wilayah itu, orang-orang berlari-lari melalui jalan darat mendahului Yesus dan pengikut-pengikut-Nya.
6:34 Ketika Yesus turun dari perahu, Ia melihat orang banyak. Ia kasihan kepada mereka, sebab mereka seperti domba yang tidak punya gembala. Maka Ia pun mulai mengajarkan banyak hal kepada mereka

Ayat Emas:
Ketika Yesus turun dari perahu, Ia melihat orang banyak. Ia kasihan kepada mereka, sebab mereka seperti domba yang tidak punya gembala. Maka Ia pun mulai mengajarkan banyak hal kepada mereka. (Mrk 6:34)

Kasih itu Membangkitkan

            Pada suatu hari ada tiga anak datang kepada ayahnya. Salah satu di antaranya memiliki sifat sangat buruk.
            Anak pertama meminta kepada ayahnya untuk dibuatkan sebuah jaring ikan, tapi ayahnya menjawab bahwa ia tidak akan membuatkan jaring ikan itu untuknya.
            Lantas, anak kedua pun mendatangi ayahnya dan bertanya, “apakah ayah punya waktu untuk membuatkan aku jaring ikan?”. Jawab ayahnya, “Aku tidak punya waktu untuk melakukannya.”
            Kini, anak ketiga, yang mempunyai sifat buruk itu menghampiri ayahnya dan memohon, “Ayah, tolonglah aku untuk membuat jaring ikan karena aku benar-benar tidak bisa melakukannya.” Jawab ayahnya, “Baiklah, aku akan membuatnya untukmu.” Kedua anak yang ditolaknya itu pun merasa heran dan bingung serta bertanya pada ayah.
            Akhirnya, ayahpun menjawab,” Ketika aku berkata tidak mau, engkau tidak kecewa dan engkau berpikir bahwa aku benar-benar tidak punya waktu. Tetapi dia sungguh-sungguh memohon padaku dan bila aku tidak mengabulkan permintaannya, pasti dia akan berkata ‘ayah pasti sudah tahu semua keburukanku karena itu ia tidak mau membuatkan apapun untukku’. Aku tidak mau ia menjadi semakin jauh dariku dan aku ingin membangkitkan semangatnya lagi sehingga ia tidak terus terlarut dalam kesedihannya dan mau kembali dekat padaku.”
            Kasih itu seperti tongkat yang menuntun ke arah  yang benar. Hari ini, mari kita berbuat baik dengan menyadarkan orang lain yang memiliki sifat buruk untuk kembali ke jalan yang benar. (Ridha.).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar