Kamis, 14 April 2011

18 April 2011

Senin, 18 April 2011
Yohanes 12:1-11
Enam hari sebelum Hari Raya Paskah, Yesus pergi ke Betania. Di tempat itu tinggal Lazarus yang sudah dibangkitkan oleh-Nya dari mati.  2 Di sana Yesus dijamu oleh mereka, dan Marta melayani. Lazarus dan tamu-tamu duduk makan bersama-sama dengan Yesus.  3 Kemudian Maria datang dengan kira-kira setengah liter minyak wangi narwastu yang mahal sekali. Ia menuang minyak itu ke kaki Yesus, lalu menyekanya dengan rambutnya. Seluruh rumah itu menjadi harum karena minyak wangi itu.  4 Tetapi Yudas Iskariot, salah seorang pengikut Yesus yang kemudian mengkhianati-Nya berkata,  5 "Mengapa minyak wangi itu tidak dijual saja dengan harga tiga ratus uang perak, dan uangnya diberikan kepada orang miskin?"  6 Yudas berkata begitu bukan karena ia memperhatikan orang miskin, tetapi karena ia pencuri. Ia sering mengambil uang dari kas bersama yang disimpan padanya.  7 Tetapi Yesus berkata, "Biarkan wanita itu! Ia melakukan ini untuk hari penguburan-Ku.  8 Orang miskin selalu ada di antara kalian, tetapi Aku tidak."  9 Banyak orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di Betania, jadi mereka pergi ke sana. Mereka pergi bukan saja karena Yesus, tetapi juga karena mereka mau melihat Lazarus yang sudah dibangkitkan dari mati oleh-Nya.  10 Itu sebabnya imam-imam kepala mau membunuh Lazarus juga;  11 karena ia menyebabkan banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.

Ayat Emas : Ia menuang minyak itu ke kaki Yesus, lalu menyekanya dengan rambutnya. Seluruh rumah itu menjadi harum karena minyak wangi itu. (Yohanes 12:3b).

MELAYANI TUHAN DAN SESAMA

            Suatu pagi di hari Minggu yang cerah. Dinda begitu bersemangat hendak pergi ke Gereja untuk memuji Tuhan. Kebetulan, pada hari itu Dinda bertugas mengiringi koor anak. Ketika hendak memasuki halaman Gereja. Dinda bertemu dengan seorang anak yang berpakaian lusuh. Anak itu menghampirinya sambil berkata,”Tolong nona, berilah saya uang untuk makan hari ini.” Mendengar permintaan itu, Dinda pun menjadi bimbng. Sebab saat itu ia hanya membawa uang yang dimasuksudkan untuk kolekte. Ketika Dinda masih berdiam sejenak dalam kebimbangannya, sekali lagi anak itu berkata padanya, “ kasihanilah saya, nona.” Setelah mendengar perkataannya yang kedua kalinya itu, hati Dinda pun menjadi sangat kasihan. Baiklah, uang ini akan aku bagi dua, sebagian kuberikan pada anak ini dan sebagian untuk kolekte,”pikir Dinda. Kemudian ia pun memberikan uang yang sebagian kepada anak tersebut dan segera ke Gereja.
            Jangan pernah berkata bahwa kita telah mengasihi Tuhan, bila tidak mengasihi sesame. Melayani Tuhan bukan berarti harus mengabaikan yang lain. Demikian pula seperti yang telah dilakukan Marta, ia melayani perjamuan dan melayani Tuhan. Seperti halnya Dinda maupun Marta, marilah kita melayani Tuhan dengan sepenuh hati tanpa mengurangi kasih terhadap sesama. ( C. Wahyu Widyayanti )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar