Kamis, 04 Agustus 2011

8 Agustus 2011

8 Agustus 2011
Mat 17:22-27 (Pw S. Dominikus,Im & pendiri Ordo Pengkotbah)
            Ketika pengikut-pengikut Yesus berkumpul di Galilea, Yesus berkata kepada mereka, "Tidak lama lagi, Anak Manusia akan diserahkan kepada kuasa manusia. Ia akan dibunuh, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka pengikut-pengikut-Nya menjadi sedih sekali. Waktu Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sampai di Kapernaum, penagih-penagih pajak Rumah Tuhan datang kepada Petrus dan bertanya, "Gurumu membayar pajak Rumah Tuhan atau tidak?" Petrus menjawab, "Bayar!" Ketika Petrus pulang, Yesus menyapa dia lebih dahulu, "Simon, bagaimana pendapatmu? Siapa yang harus membayar bea atau pajak kepada raja-raja dunia ini? Rakyatkah atau orang asing?" "Orang asing," jawab Petrus. "Kalau begitu," kata Yesus, "rakyat tidak perlu membayar. Tetapi janganlah kita menyinggung perasaan orang-orang itu. Jadi, pergilah ke danau untuk memancing. Ambillah ikan pertama yang kautangkap. Di dalam mulutnya itu engkau akan menemukan mata uang yang cukup untuk pajak kita berdua. Ambillah uang itu dan bayarlah kepada mereka pajak kita untuk Rumah Tuhan."

Memberi Teladan Baik
Pagi itu, ketika pelajaran akan segera dimulai Astrid melihat meja guru masih belum tertata rapi dan papan tulis yang masih terdapat banyak coretan sisa pelajaran hari kemarin. Karena ternyata tak ada satu pun dari antara temannya yang bertugas hari itu mau membersihkan, Astrid segera beranjak dari tempat duduknya dan melakukan pekerjaan itu.
Sebenarnya tidak ada kewajiban bagi Astrid untuk melakukan semua pekerjaan tersebut, karena ia memang tidak tercatat pada jadwal petugas hari itu. Namun demikian Astrid tetap melakukannya dengan senang hati. Sungguh terpuji sikap Astrid dan sangat pantas untuk kita ikuti.
Sikap Astrid itu juga telah mencerminkan sikap yang sangat baik sebagai anak Tuhan. Ia telah mengikuti teladan Tuhan Yesus yang mau dan rela untuk melakukan hal yang bukan menjadi kewajibannya. TuhanYesus yang meski tahu bahwa DiriNya benar namun Ia tidak ingin DiriNya menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sebaliknya, Ia tetap berusaha untuk memberi teladan yang baik bagi semua orang. Bagaimana dengan kita? Apakah kita hanya mau melakukan sesuatu hal yang baik hanya jika diperintahkan oleh orang lain ataukah kita telah memiliki kesadaran dalam diri kita sendiri untuk melakukan semua perbuatan baik meski tidak diwajibkan? Bukankah berbuat baik yang meskipun tak tertulis sebenarnya juga merupakan kewajiban kita sebagai anak-anak Tuhan? Oleh karena itu, mulai sekarang kita beri contoh yang baik kepada teman-teman kita yuk! (Tiara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar