Rabu, 24 Agustus 2011

26 Agustus 2011


26 Agustus 2011
Mat 25:1-13
            Apabila Anak Manusia datang sebagai Tuhan, keadaannya seperti dalam perumpamaan ini: Sepuluh gadis pengiring pengantin masing-masing mengambil pelita, lalu pergi menyambut pengantin laki-laki. Lima orang dari mereka bodoh, dan lima yang lainnya bijaksana. Kelima gadis yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak persediaan. Kelima gadis yang bijaksana membawa pelita bersama-sama dengan minyak persediaan. Pengantin laki-laki itu datang terlambat, jadi gadis-gadis itu mulai mengantuk lalu tertidur. Tengah malam, barulah terdengar suara teriakan, 'Pengantin laki-laki datang! Mari sambut dia!' Sepuluh gadis itu bangun, dan memasang pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh itu berkata kepada yang bijaksana, 'Berikanlah minyakmu sedikit kepada kami, sebab pelita kami sudah mau padam.' 'Tidak bisa!' jawab anak-anak gadis yang bijaksana itu, 'sebab nanti kita semua tidak punya cukup minyak. Pergilah beli di toko.' Maka gadis-gadis yang bodoh itu pergi membeli minyak. Sementara mereka pergi, tibalah pengantin laki-laki. Kelima gadis yang sudah siap itu masuk bersama-sama dengan pengantin laki-laki ke tempat pesta, dan pintu pun ditutup! Kemudian gadis-gadis yang lainnya itu tiba. Mereka berseru, 'Tuan, Tuan, bukakan pintu untuk kami.' Tetapi pengantin laki-laki itu menjawab, 'Aku tidak mengenal kalian!' "Lalu Yesus mengakhiri perumpamaan-Nya itu begini, "Oleh sebab itu berjaga-jagalah, sebab kalian tidak tahu harinya ataupun jamnya."

Hidup Dalam Doa
Setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah,Rika selalu diajak ayah dan ibu untuk turut misa harian di gereja. Meski rumah Rika agak jauh dari gereja, namun Rika merasa senang karena selain misa ia juga dapat berdoa bersama ayah dan ibu di gua Maria. Ia sangat bersyukur memiliki ayah dan ibu yang baik.
Pada satu kesempatan dalam perjalanan pulang dari gereja Rika bertanya kepada ayah, “Ayah, sebenarnya ingin tahu mengapa ayah dan ibu selalu mengajak Rika berdoa setiap pagi? Apa tidak cukup dilakukan pada waktu malam sebelum tidur saja jadi ayah juga tidak terburu-buru setiap kali hendak ke kantor?” Jawab ayah,”Rika, doa sebelum tidur itu sangat baik karena pada kesempatan itu kita bisa berserah diri dan mohon perlindungan Tuhan selama kita tidur di sepanjang malam. Tapi berdoa setiap pagi juga tidak kalah penting, sebelum melakukan semua kegiatan selama seharian penuh kita perlu menimba kekuatan dari Tuhan supaya kita senantiasa dimampukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan dan tanggungjawab kita. Bahkan, bukan hanya dimampukan melainkan juga supaya semua hal yang telah kita lakukan selalu diberkati Tuhan.” Lagi kata ayah, “Setiap kali usai misa, ayah selalu merasakan adanya kekuatan baru dan kedamaian di hati, dengan begitu ayah merasa semakin mantap untuk memulai pekerjaan ayah. Apakah kamu juga tidak merasakan hal yang sama seperti yang ayah rasakan?” “Iya, ayah. Rika pun merasakan hal itu dan menjadi lebih bersemangat untuk belajar di sekolah.” Ternyata ibupun tak ingin ketinggalan dan ingin terlibat juga dalam pembicaraan itu, katanya, “Tapi, satu hal yang paling penting dari semua itu adalah pesan Tuhan Yesus sendiri, bahwa kita harus selalu berjaga-jaga di sepanjang hidup kita karena kita tidak pernah tahu kapan Tuhan akan memanggil kita. Salah satu cara berjaga-jaga itu adalah dengan rajin berdoa. Tapi kita juga tidak boleh lupa untuk selalu berbuat baik kepada semua orang yang kita jumpai setiap hari.” “Terima kasih, Tuhan. Engkau telah menganugerahkan bagiku ayah dan ibu yang baik.” kata Rika dalam hati.
 Betapa beruntungnya Rika memiliki ayah dan ibu yang selalu mengingatkannya untuk selalu berjaga-jaga dan hidup seturut kehendak Tuhan. Apakah kitapun selalu berjaga-jaga dengan rajin berdoa dan berbuat baik kepada semua orang yang kita jumpai seperti halnya keluarga Rika? (Mila Ananta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar