Rabu, 31 Agustus 2011

5 September 2011


Senin, 5 September 2011
Lukas 6:6-11
6 Pada suatu hari Sabat yang lain, Yesus pergi mengajar di rumah ibadat. Di situ ada orang yang tangannya lumpuh sebelah.  7 Beberapa guru agama dan orang Farisi mau mencari kesalahan Yesus supaya bisa mengadukan Dia. Jadi mereka terus memperhatikan apakah Ia akan menyembuhkan orang pada hari Sabat.  8 Tetapi Yesus tahu pikiran mereka. Maka Ia berkata kepada orang yang tangannya lumpuh itu, "Mari berdiri di sini di depan!" Orang itu bangun, lalu berdiri di situ.  9 Kemudian Yesus bertanya kepada orang-orang yang ada di situ, "Menurut agama, kita boleh berbuat apa pada hari Sabat? Berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau mencelakakan?"  10 Yesus melihat sekeliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang itu, "Ulurkanlah tanganmu." Orang itu mengulurkan tangannya, dan tangannya pun sembuh.  11 Tetapi guru-guru agama dan orang-orang Farisi itu marah sekali, dan mulai berunding mengenai apa yang dapat mereka lakukan terhadap Yesus.
Ayat Emas: Beberapa guru agama dan orang Farisi mau mencari kesalahan Yesus supaya bisa mengadukan Dia (Lukas 6:7a )
Merasa Diri Paling Benar
                Doni anak ketua lingkugan. Ayahnya dikenal sangat baik dan santun, oleh karenanya banyak orang sangat menghormatinya. Mereka berharap Doni pun meniru teladan baik ayahnya dan dapat menjadi contoh bagi teman-temannya. Tapi ternyata Doni justru lebih suka mencari-cari kesalahan teman-temannya dan selalu merasa dirinya paling benar sekalipun jelas-jelas dirinya telah melakukan kesalahan. Lama kelamaan teman-teman Doni meninggalkannya dan tak ingin lagi bermain bersamanya. Demikian pula mengenai pandangan teman-teman terhadap ayah Doni yang dianggap tidak bisa mendidik Doni dengan baik. Sikap Doni itu, baik disadarinya atau tidak, telah merusak nama baik ayahnya.
                Sikap Doni speerti orang-orang Farisi dalam bacaan hari ini yang merasa sebagai umat pilihan Tuhan sehingga mereka selalau merasa diri paling benar dan paling suka mencari kesalahan orang lain. Terlebih lagi terhadap Yesus yang mereka benci, karena sulit mendapati kesalahan pada Diri Yesus, maka mereka pun berusaha untuk mencelakaiNya. Mari kita senantiasa berusaha untuk menjaga hati dan membuang kebencian, karena kalau hati sudah membenci seseorang maka sebaik aapapun sikap orang itu, tetap saja akan terlihat buruk. Bila kita bersikap buruk demikian, sebenarnya secara tidak langsung kita pun telah mencemarkan nama Yesus. Sebab kita telah menjadi anak-anakNya yang seharusnya dapat memberi contoh yang baik kepada banyak orang seperti yang telah diajarkan olehNya (Cahyo Kurnianto).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar