Kamis, 04 Agustus 2011

15 Agustus 2011

15 Agustus 2011
Mat 19:16-22
            Pada suatu hari seorang laki-laki datang kepada Yesus. "Pak Guru," katanya, "perbuatan baik apa yang harus kulakukan supaya dapat menerima hidup sejati dan kekal?" Yesus menjawab, "Mengapa engkau bertanya kepada-Ku mengenai apa yang baik? Hanya ada Satu yang baik. Kalau engkau ingin hidup, engkau harus taat kepada perintah-perintah Allah." "Perintah yang mana itu?" tanya orang itu. Yesus menjawab, "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan bersaksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri." "Semua perintah itu sudah kuturuti," jawab orang muda itu. "Apa lagi yang perlu?" Yesus berkata kepadanya, "Kalau engkau ingin menjadi sempurna, pergilah jual semua milikmu. Berikanlah uangnya kepada orang miskin, dan engkau akan mendapat harta di surga. Sesudah itu, datanglah mengikuti Aku!" Mendengar kata-kata itu, orang muda itu pergi dengan susah hati sebab ia kaya sekali.

Menjadi Saluran Berkat Tuhan
            Hernanda sangat rajin ke gereja, tapi ia sangat pelit. Jangankan berbagi dengan teman-temannya, kolekte di gereja untuk dipersembahkan kepada Tuhan saja ia tidak pernah mau. Meski begitu, ia sering mengolok teman-temannya yang dianggapnya tidak lebih baik dari dirinya. Sikap Hernanda ini benar-benar tidak terpuji dan sekali-kali kita jangan pernah menirunya. Pemuda yang mendatangi Yesus dalam kisah di atas sebenarnya orang yang sangat baik, bahkan ia pun telah mengasihi sesamanya. Tapi, karena ia tidak mau berbagi rejeki kepada orang miskin maka Tuhan tidak berkenan kepadanya. Lantas, bagaimana kalau saja kita pelit dan suka mengolok teman? Apakah Tuhan semakin tidak menyukai kita?
            Keterikatan pada harta duniawi adalah tanda yang sangat jelas bahwa kita masih terikat pada dosa. Jadi, sekalipun kita telah melakukan semua perbuatan baik, tapi kalau masih tetap terikat oleh harta benda duniawi dan tidak mau berbagi dengan orang-orang miskin, maka kita masih belum dapat sempurna seperti yang dikehendaki Tuhan (bdk. Mat 5:48). Oleh karenanya, mari kita semakin bermurah hati dan menjadikan diri kita sebagai saluran berkat Tuhan kepada sesama. Sudahkah kita mau berbagi? (Gitadewi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar