Kamis, 04 Agustus 2011

6 Agustus 2011

6 Agustus 2011
Mat 17:1-9 (Pesta Yesus Menampakkan KemuliaanNya)
            Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus dengan Yakobus dan saudaranya Yohanes, menyendiri ke sebuah gunung yang tinggi. Di depan mereka, Yesus berubah rupa: Muka-Nya menjadi terang seperti matahari dan pakaian-Nya putih berkilauan. Kemudian ketiga pengikut-Nya itu melihat Musa dan Elia berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Tuhan, enak sekali kita di sini. Kalau Tuhan suka, saya akan mendirikan tiga kemah di sini: satu untuk Tuhan, satu untuk Musa, dan satu lagi untuk Elia." Sementara Petrus masih berbicara, awan yang terang sekali meliputi mereka dan dari awan itu terdengar suara yang berkata, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Ia menyenangkan hati-Ku. Dengarkan Dia!" Waktu pengikut-pengikut Yesus mendengar suara itu, mereka begitu ketakutan sehingga tersungkur ke tanah. Tetapi Yesus datang dan menyentuh mereka. "Bangunlah," kata-Nya, "jangan takut!" Ketika mereka memandang, mereka tidak melihat siapa pun, kecuali Yesus saja. Waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus memperingatkan mereka, "Jangan memberitahukan kepada siapa pun apa yang kalian lihat tadi, sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari kematian."

JANGAN TERLENA
            Saat liburan sekolah, Toni bersama seluruh keluarga dan sanak famili pergi ke pantai Bale Kambang yang terletak di Malang Selatan. Semua orang, tak terkecuali Toni juga terlihat sangat senang menikmati pemandangan pantai yang mirip tanah lot itu. Tak lama kemudian Toni mengajak sanak saudaranya untuk bermain sepak bola di atas pasir pantai yang terlihat putih menghampar di situ. Sementara mereka sedang asyik bermain, adik-adik justru lebih menikmati acara berfoto ria di pura pulau karang sambil sesekali memandangi Toni yang masih terlihat asyik bermain di bawah. Liburan yang sungguh menyenangkan, hingga tanpa terasa hari telah menjelang senja. Ayah yang saat itu mulai melihat matahari yang sudah hampir terbenam segera mengajak semua anggota keluarga dan sanak familinya untuk segera kembali ke rumah. Namun, Toni menolak ajakan ayah dan mengajak sanak saudaranya untuk meneruskan permainan mereka.
            Ketika mereka sedang asyik bermain, ternyata air laut telah mulai pasang. Karena menyadari keadaannya mulai berbahaya, maka ayahpun segera berteriak memperingati Toni untuk segera berhenti bermain dan menuruti perintah ayah sebab tak lama lagi air laut akan menutupi seluruh pantai. Untung saja kali ini Toni mau mendengarkan ayahnya dan akhirnya ia selamat dari terjangan ombak pasang laut.
            Seringkali kita lupa diri bila sedang asyik menikmati sesuatu hal yang menjadi kesenangan kita. Demikian pula, ketika kita sedang berada dalam keadaan hidup yang serba enak dan nyaman, tak jarang kita menjadi lupa diri dan mengganggap bahwa semuanya akan selalu baik baik adanya tanpa menyadari bahwa mungkin saja ada bahaya yang sedang mengintai kehidupan kita. Suara Tuhan adalah suara kebenaran, jadi ketika kita mau mendengarkan dan mengikuti apa yang benar sama halnya kita mendengarkan suara Tuhan yang pastinya akan menyelamatkan kita. Apakah kita telah mendengarkan suara Tuhan, baik yang disabdakan dalam Kitab Suci maupun yang disampaikan Tuhan melalui teguran orang lain? (Alp. Suharjono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar