Rabu, 24 Agustus 2011

31 Agustus 2011


31 Agustus 2011
Luk. 4:38-44
            Yesus meninggalkan rumah ibadat itu, lalu pergi ke rumah Simon. Ibu mertua Simon sedang sakit demam, dan orang-orang memberitahukan hal itu kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat tidur ibu itu, lalu mengusir demam itu. Demam itu hilang, dan ibu mertua Simon langsung bangun dan melayani mereka. Ketika matahari sedang terbenam, semua orang membawa kepada Yesus saudara-saudaranya yang menderita bermacam-macam penyakit. Yesus meletakkan tangan-Nya ke atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Roh-roh jahat pun keluar dari banyak orang, sambil berteriak-teriak, "Engkaulah Anak Allah!" Tetapi Yesus membentak mereka dan tidak mengizinkan mereka berbicara, sebab mereka tahu bahwa Dialah Raja Penyelamat. Pada waktu matahari mulai terbit Yesus meninggalkan kota itu lalu pergi ke suatu tempat yang sunyi. Orang-orang mulai mencari Dia, dan ketika mereka menemukan-Nya, mereka berusaha supaya Ia jangan meninggalkan mereka. Tetapi Yesus berkata, "Kabar Baik tentang bagaimana Allah memerintah harus Aku beritakan juga di kota-kota lain, sebab untuk itulah Allah mengutus Aku ke dunia." Karena itu Yesus berkhotbah di dalam rumah-rumah ibadat di seluruh negeri Yudea.

Melayani Setelah Diselamatkan
Sudah hampir satu minggu ini Heri terbaring di tempat tidur karena terserang malaria. Hampir di sepanjang hari ia merasakan demam hingga kini belum kunjung reda. Terkadang Heri merasa cemas dan takut. Ia selalu ingin ditemani ibunya. Pada satu kesempatan bertanya pada ibunya,”Bu, kapan Heri akan sembuh? Heri sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit ini.” Mendengar pertanyaan Heri, hati ibu menjadi sangat miris. Ibupun mencoba menguatkan hatinya,”Sabar ya sayang. Tak lama lagi demam itu akan hilang dan engkau pasti sembuh, karena Tuhan tidak akan membiarkanmu menderita sendirian dan Ia akan segera menyembuhkanmu.” “Benarkah yang dikatakan ibu?” Kata Heri, “Jika Tuhan memang benar-benar telah menyembuhkan Heri, Heri berjanji akan rajin ke gereja dan banyak berbuat baik kepada teman-teman untuk membalas kebaikan Tuhan.” Sementara ibu memandangi wajah Heri sambil tersenyum, ia mengelus rambut Heri untuk kembali menguatkan batinnya.
Beberapa hari kemudian sembuhlah Heri. Sekarang ia dapat bermain bersama teman-teman seperti dulu lagi. Namun, ternyata ia tetap saja jahil terhadap teman-temannya dan tetap jarang ke gereja. Heri lupa dengan semua janjinya di saat masih terbaring sakit.
Apakah kitapun seringkali bersikap seperti Heri yang tidak tahu bersyukur itu ataukah seperti ibu mertua Simon seperti yang dikisahkan dalam bacaan hari ini? ibu mertua Simon tidak mengumbar janji seperti Heri. Sebaliknya, ibu mertua Simon yang setelah tahu bahwa dirinya telah sembuh dari sakit ia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan melayani Tuhan tanpa banyak bicara. Ibu mertua Simon sungguh-sungguh tahu bagaimana cara menyukuri anugerah Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah setelah diselamatkan kita pun tahu bagaimana cara bersyukur dan melayani Tuhan, baik dalam Gereja maupun di tengah-tengah masyarakat? Sebagai anak-anak Tuhan hendaknya kita meniru teladan baik dari ibu mertua Simon dengan lebih banyak berbuat kebaikan, melayani sesama secara nyata, bukan sekedar pandai mengumbar janji dan berkata-kata manis. (Laurentia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar