Rabu, 31 Agustus 2011

4 September 2011


Minggu, Minggu Biasa XXIII
4 September 2011
Matius 18:15-20
15 "Kalau saudaramu berdosa terhadapmu, pergilah kepadanya dan tunjukkanlah kesalahannya. Lakukanlah itu dengan diam-diam antara kalian berdua saja. Kalau ia menurut kata-katamu, maka berhasillah engkau mendapat saudaramu itu kembali.  16 Tetapi kalau tidak, bawalah satu atau dua orang lagi. Sebab dalam Alkitab tertulis, 'Sekurang-kurangnya dua atau tiga saksi diperlukan untuk menyatakan seorang tertuduh bersalah.'  17 Kalau ia tidak menerima nasihat orang-orang itu, beritahukanlah hal itu kepada jemaat. Dan akhirnya, kalau ia tidak mau menerima nasihat jemaat, anggaplah ia sebagai penagih pajak dan seorang yang tidak mengenal Allah."  18 "Ketahuilah: Apa yang kalian larang di dunia, juga dilarang di surga. Dan apa yang kalian benarkan di dunia, juga dibenarkan di surga.  19 Dan ketahuilah juga: Kalau di antara kalian di dunia ini dua orang sepakat mengenai apa saja dan mendoakannya, doa itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku di surga.  20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul karena Aku, Aku berada di tengah-tengah mereka."
Ayat Emas: "Kalau saudaramu berdosa terhadapmu, pergilah kepadanya dan tunjukkanlah kesalahannya. Lakukanlah itu dengan diam-diam antara kalian berdua saja. (Matius 18:15a)

Tegas dalam Sikap, Lembut dalam Cara
                Ketika Bu Hari sedang mengajar Bahasa Indonesia, Dwi dan Wawan justru terlihat asyik ngobrol di dalam kelas. Meski obrolan metreka tidak terlalu keras, namun cukup mengganggu pelajaran yang sedang berlangsung sekaligus dapat mempengaruhi teman-temannya yang lain untuk berbuat seperti mereka. Oleh karena sikap mereka dipandang kurang baik, maka Bu Hari pun menegur mereka secara halus. Katanya, “Dwi dan Wawan, jika kalian ingin ngobrol, silakan diteruskan di luar saja.” Mendengar perkataan Bu Hari, Dwi dan Wawa pun segera menyadari kekeliruannya dan kembali memperhatikan pelajaran yang sedang dipaparkan Bu Hari di depan kelas.
                Usai pelajaran tersebut. Bel istirahat pun berbunyi. Lantas Bu Hari meminta Dwi dan Wawan menemuinya di kantor. Di dalam kantor, Bu Hari menasihati keduanya, “Saya tahu, kalian anak-anak yang baik. Karena itu saya tidak ingin menjatuhkan nama baik kalian di depan teman-teman sekelas dan memanggil kalian kemari.” Demikianlah Bu Hari mengawali pembicaraannya dan selanjutnya ia menasihati keduanya di ruang kantor itu. Demikianlah Dwi dan Wawan merasa senag diperlakukan demikian, karena Bu Hari menasehati mereka dengan lembut hati. Maka, sejak saat itu, Dwi dan Wawan tidak pernah lagi ngobrol di dalam kelas ketika pelajaran sedang berlangsung dan lebih sungguh-sungguh memperhatikan setiap pelajaran.
                Sikal Bu Hari sangatlah terpuji, karena ia teta berusaha menjaga nama baik Dwi dan Wawan, meskipun mereka telah melakukan kesalahan. Menegur memang tidaklah harus dilakukan dengan cara yang kasar, apalagi sampai menyakiti hati orang lain. Demikian pula yang dimaksudkan oleh Yesus, kita harus tegas dalam sikap tapi ketegasan itu tetap harus dilakukan dengan cara yang lembut (Septyana).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar