Minggu, 21 Agustus 2011

23 Agustus 2011


23 Agustus 2011
Mat 23:23-26
            Celakalah kalian guru-guru agama dan orang-orang Farisi! Kalian tukang berpura-pura. Rempah-rempah seperti selasih, adas manis, dan jintan pun, kalian beri sepersepuluhnya kepada Tuhan. Padahal hal-hal yang terpenting dalam hukum-hukum agama, seperti misalnya: Keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan, tidak kalian hiraukan. Padahal itulah yang seharusnya kalian lakukan, tanpa melalaikan yang lain-lainnya juga. Kalian pemimpin-pemimpin yang buta! Lalat dalam minumanmu kalian saring, padahal unta kalian telan! Celakalah kalian guru-guru agama dan orang-orang Farisi! Kalian tukang berpura-pura! Mangkuk-mangkuk dan piring-piringmu kalian cuci bersih-bersih bagian luarnya, padahal bagian dalamnya kotor sekali dengan hal-hal yang kalian dapat dengan kekerasan dan keserakahan. Farisi buta! Cucilah dahulu bersih-bersih bagian dalam dari mangkuk-mangkuk dan piring-piringmu, supaya bagian luarnya menjadi bersih juga!

Tindakan Sepele Berakibat Buruk
            Mengingat besok akan ada ulangan matematika, maka sepulang sekolah Yudit, Eli, dan Indri berkumpul di rumah Dina untuk belajar bersama. Ketika baru saja berkumpul, Eli mengusulkan kepada teman-temannya itu, katanya, ”Teman-teman, bagaimana kalau kita belajar sambil makan rujak buah?” “Wah, pasti lebih asyik tuh.” sahut Yudit. “Kalau begitu, tidak perlu menunggu lebih lama lagi. Ayo kita segera ke pasar beli buah dulu.” timpal Indri. Tapi kata Dina, “Bagaimana kalau kita bagi tugas aja? Yudit dan Indri beli buah ke pasar, aku dan Eli menyiapkan bumbu sambalnya?” “Bagus juga tuh. Iya, gitu aja dah yah biar lebih cepat.” kata Eli. Lalu Yudi dan Indripun segera berangkat ke pasar.
            Setelah beberapa waktu kemudian, Yudit dan Indri telah kembali sambil membawa sekeranjang aneka buah. Sementara yang sedari tadi dibuat oleh Dina dan Eli juga telah siap. Maka merekapun segera menyantap rujak buah itu sambil berbagi cerita. Lama kelamaan percakapan mereka bergeser dan mulai membicarakan keburukan guru matematika mereka sampai akhirnya Yudit, Eli, Indri, dan Dina pun larut dalam perbincangan yang serasa mengasyikkan itu dan tidak jadi belajar bersama.
            Karena keasyikan makan rujak dan bergosip ria, mereka telah melupakan tujuan utama mereka berkumpul yang sebenarnya untuk belajar bersama. Tentu saja tindakan Yudit, Eli, Indri, dan Dina itu tidak baik dan tidak patut kita tiru. Apalagi mereka bukan saja mengabaikan tugas utama mereka untuk belajar, melainkan juga telah mengabaikan ajaran kasih Tuhan. Lho? Apa kaitannya dengan ajaran kasih Tuhan? Tentu saja ada kaitannya, bukankah membicarakan keburukan orang lain itu tidak melanggar ajaran kasih Tuhan? Sebab membicarakan keburukan orang lain dapat menimbulkan kebencian dan amarah pada orang lain, bahkan dapat melahirkan pertengkaran, sampai akhirnya berujung pada dosa. Sepertinya apa yang mereka lakukan itu sepele, tapi ternyata dapat berakibat sangat buruk, bukan? Apakah kitapun sering bersikap seperti mereka? Jika iya, mulai sekarang kita belajar untuk memperbaiki sikap kita yuk. (Eleniora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar