Minggu, 21 Agustus 2011

24 Agustus 2011


24 Agustus 2011
Yoh. 1:45-51 (Pesta S.Bartolomeus)
            Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, "Kami sudah menemukan orang yang disebut oleh Musa dalam Buku Hukum Allah, dan yang diwartakan oleh nabi-nabi. Dia itu Yesus dari Nazaret, anak Yusuf." Tetapi Natanael menjawab, "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" "Mari lihat sendiri," jawab Filipus. Yesus melihat Natanael datang, lalu berkata tentang dia, "Lihat, itu orang Israel sejati. Tak ada kepalsuan padanya." "Bagaimana Bapak mengenal saya?" tanya Natanael kepada Yesus. Yesus menjawab, "Sebelum Filipus memanggilmu, Aku sudah melihat engkau di bawah pohon ara itu." "Bapak Guru," kata Natanael, "Bapak adalah Anak Allah! Bapaklah Raja bangsa Israel!" Yesus berkata, "Engkau percaya, hanya karena Aku mengatakan bahwa Aku sudah melihat engkau di bawah pohon ara itu? Hal-hal yang jauh lebih besar dari itu akan kaulihat!" Kata Yesus pula, "Sungguh, percayalah, engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah naik turun pada Anak Manusia.”

Imanpun Butuh Akal Budi
Sudah lama Rinto tidak bermain ke rumah Tarman. Maka, setelah pulang dari sekolah ini ia ingin main ke sana. Karena jarak rumahnya agak jauh, Rinto memutuskan untuk bersepeda. Sesampainya di rumah Tarman, ia dikenalkan dengan Bardi. Tak lama kemudian mereka pun saling terlibat percakapan dan Bardi bilang ingin meminjam sepeda Rinto sebentar untuk membeli makanan ringan sebagai teman ngobrol mereka. Maka, Rintopun langsung mengizinkan Bardi membawanya. Namun sampai hari menjelang sore ternyata Bardi tidak kembali juga. Lalu Rintopun menanyakan kepada Tarman tentang siapa sebenarnya Bardi dan Tarmanpun mengatakan bahwa ia sendiri baru saja kenal dengan Bardi selama dalam perjalanannya pulang dari sekolah tadi siang. Akhirnya Rinto sadar bahwa ia telah tertipu dan sepedanya telah dibawa kabur oleh orang yang mengaku bernama Bardi tersebut. Celaka!
Natanael yang mulanya tidak percaya pada Yesus kemudian menjadi percaya kepadaNya begitu saja setelah mendengar perkataanNya. Sikap Natanael ini juga bukan tidak mungkin untuk tidak terjadi pada kita. Seringkali kita sulit percaya pada sesuatu hal bila belum melihat sendiri kenyataan itu, atau sebaliknya kita sangat mudah percaya pada sesuatu hal yang belum pasti tentang kebenarannya. Kedua sikap ini dapat terjadi pada kita jika kita menanggapi segala sesuatunya secara berlebihan dan tidak berhati-hati. Lantas kita harus bagaimana? Iman tidak pernah lepas dari akal budi, dalam beriman kita juga membutuhkan pengetahuan yang cukup. Sebab, baik iman maupun akal budi sama-sama merupakan anugerah Tuhan yang harus kita gunakan secara seimbang supaya tidak mudah disesatkan oleh orang lain. Hal ini juga diungkapkan dalam Efesus 4:12-14 bahwa Tuhan ”memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.” Nah, apakah kita juga telah sungguh-sungguh mengenal Yesus dan mengerti apa yang kita imani selama ini? (Ristianti Surya Praja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar