Rabu, 24 Agustus 2011

28 Agustus 2011


28 Agustus 2011
Mat 16:21-27 (Minggu Biasa XXII)
            Mulai dari saat itu, Yesus berkata terus terang kepada pengikut-pengikut-Nya, bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan mengalami banyak penderitaan dari pemimpin-pemimpin, imam-imam kepala dan guru-guru agama. Ia akan dibunuh, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan kembali. Lalu Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, "Mudah-mudahan Allah menjauhkan hal itu, Tuhan! Jangan sampai hal itu terjadi pada Tuhan!" Yesus menoleh lalu berkata kepada Petrus, "Pergi dari sini, Penggoda! Engkau menghalang-halangi Aku. Pikiranmu itu pikiran manusia; bukan pikiran Allah!" Kemudian Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Orang yang mau mengikuti Aku, harus melupakan kepentingannya sendiri, memikul salibnya, dan terus mengikuti Aku. Sebab orang yang mau mempertahankan hidupnya, akan kehilangan hidupnya. Tetapi orang yang mengurbankan hidupnya untuk Aku, akan mendapatkannya. Apa untungnya bagi seseorang, kalau seluruh dunia ini menjadi miliknya tetapi ia kehilangan hidupnya? Dapatkah hidup itu ditukar dengan sesuatu? Tidak lama lagi Anak Manusia, bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya akan datang dengan kuasa Bapa-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas tiap-tiap orang sesuai dengan perbuatannya.

Yesus, I Love You
Ketika Jonatan sedang asyik berbincang-bincang dengan teman-temannya, tiba-tiba datanglah Sigit sambil membawa sebatang kayu. Lebih mengagetkan lagi, ketika ia berceletuk, “Siapa yang mau menderita? Ayo sini aku pukul!” Mendengar perkataan Sigit yang terdengar aneh itu, Jonatan dan teman-temannya yang lain itu diam sambil memandanginya. “Dasar orang aneh! Kepalamu habis kebentur tembok ya? Atau jangan-jangan sarafmu ada yang putus?” Sahut Jonatan. “Yah, siapa tahu aja ada yang mau aku pukuli, hahaha...”kata Sigit, “Ah, sudah-sudah. Ini kan cuma selingan aja. Makanya, ngobrolnya jangan terlalu serius dong. Ini kan jam istirahat, jadi santai dikit ya.”
Bagaimana ya kalau pertanyaan Sigit itu ditujukan kepada kita, “apakah ada di antara kita yang mau menderita?” Tentu akan banyak di antara kita yang akan menjawab tidak mau bukan? Jadi, sebagai manusia, sikap Petrus pun sebenarnya sangat wajar bila ia berusaha mencegah Yesus untuk pergi ke Yerusalem setelah ia tahu kalau di Yerusalem nanti Yesus pasti akan menderita. Tapi, mengapa Yesus mau menjalani penderitaan itu? Pasti ada alasan yang sangat kuat! Karena penderitaan itulah satu-satunya jalan yang harus Ia tempuh untuk menyelamatkan kita. Jika Yesus tidak memiliki cinta yang sangat besar kepada kita, tentu saja Ia tidak akan mau melakukan semuanya itu. Karena cintaNya kepada kita itulah yang menjadikan Yesus mau mengalami semua penderitaan supaya kita dapat kembali bersatu dengan Allah di surga. Demi kita, Yesus rela mengorbankan hidupNya! Apa lagi yang mendorongNya untuk melakukan semua itu kalau bukan cinta?
Demikian juga kita. Jika kita memiliki cinta kepada Tuhan, tentu kita akan meniru Yesus dan rela menderita asal kita dapat terus hidup bersama denganNya. Kini kita telah tahu bahwa begitu dalamnya cinta Tuhan kepada kita, sampai Ia rela menderita. Lantas, apakah balasan kita terhadap cinta Tuhan? (Lambertina Masda Pratopo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar