Kamis, 17 Maret 2011

19 Maret 2011 - HR Santo Yusuf, Suami Bunda Maria

Sabtu, 19 Maret 2011 – Hari Raya St. Yusuf
Mat 1:16.18-21.24a
16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.  18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.  19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.  20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.  21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."  24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.

Ayat Emas : Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.(Matius 1:19).

KETULUSAN HATI BOBI

Bobi adalah anak yang jujur dan polos. Setiap hari ia selalu bangun pagi untuk membantu ibu menyapu halaman rumah. Setelah selesai membantu ibu, ia baru mulai mandi dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Suatu hari, ketika ia baru saja sampai di sekolah, ia dihampiri oleh beberapa temannya. Mereka ingin mengajak Bobi membolos, kata salah satu dari mereka, “ Bob, di stasion game ada permainan baru nih. Kita main ke sana aja yuk. Lagian pelajaran hari ini kan sulit, bikin pusing aja. Hidup sekali kok dibikin susah. Yuk berangkat.” Katanya sambil menarik baju Bobi. “ Memang sih pelajaran sulit, tapi kalau kita gak ikut malah semakin gak paham. Disamping itu, aku gak mau mengecewakan ibuku karena tadi pagi kan aku pamitnya mau berangkat ke sekolah. Lagian kasihan sama ibu guru yang udah jauh-jauh datang ke sekolah untuk mengajar kita.” Kata Bobi polos. “ Ya udah kalau gak mau, gak usah banyak petuah gitu.” Kata salah satu temannya itu sambil meninggalkannya sendirian di halaman depan sekolah itu.
Bobi memang anak yang baik, ia memiliki hati yang tulus. Meskipun ibunya tidak berada di dekatnya, tapi ia tetap tidak ingin membohongi dan mengecewakannya. Demikian juga seperti Santo Yusuf. Mari kita meneladani ketulusan hatinya. ( Yossi )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar