Senin, 05 September 2011

9 September 2011

Jumat, 9 September 2011
Lukas 6:39-42
39 Kemudian Yesus menceritakan kepada mereka perumpamaan berikut ini, "Kalau orang buta memimpin orang buta yang lain, pasti kedua-duanya akan jatuh ke dalam selokan.  40 Tidak ada murid yang lebih besar daripada gurunya. Tetapi murid yang sudah selesai belajar, akan menjadi sama seperti gurunya.  41 Mengapa kalian melihat secukil kayu dalam mata saudaramu, sedangkan balok yang di matamu sendiri tidak kalian perhatikan?  42 Bagaimana kalian dapat mengatakan kepada saudaramu, 'Mari, saudara, saya keluarkan kayu secukil itu dari matamu itu,' sedangkan dalam matamu sendiri ada balok yang tidak kalian lihat? Hai munafik! Keluarkanlah dahulu balok yang ada pada matamu sendiri. Barulah kalian dapat melihat dengan jelas dan dapat mengeluarkan secukil kayu dari mata saudaramu."
Ayat Emas: Mengapa kalian melihat secukil kayu dalam mata saudaramu, sedangkan balok yang di matamu sendiri tidak kalian perhatikan?  (Lukas 6:41)

Nasihat Om Adit
                Ketika pulang dari sekolah, Rini melihat Om Adit datang ke rumahnya. Lantas, Rini pun segera berlari menghampiri Om Adit dan bercerita tentang Silvi, teman sekelasnya yang tidak ia sukai. Katanya, “Om, Om, tahu ya. Silvi itu lho Om, tadi waktu jam istirahat kan aku dan teman-temanku sedang berkumpul di depan kelas. Terus kami melihat Silvi yang pura-pura baik membantu bu guru membawakan buku-buku yang baru saja kami kumpulkan. Lama-lama kok aku makin gak suka ya dengan dia yang suka cari perhatian gitu?”
                “Apa benar ia bermaksud buruk begitu, jangan-jangan itu hanya perasaanmu saja?” tanya Om Adit. “Ah, Om ini kok gak percayaan sih. Pasti dia melakukan itu karena hanya ingin dipuji!” sergah Rini. “Lebih baik kita tidak lekas berprasangka buruk pada orang lain, gak baik lho”, kata Om Adit.
                “Sebaiknya kita harus selalu berhati-hati dalam bersikap, dan lebih baik menghindari kebiasaan membicarakan keburukan orang lain. Sebab, sikap buruk jika terus-menerus dilakukan lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan buruk, dan tanpa disadari kebiasaan itu akan terus melekat pada diri kita dan mengendap menjadi sifat yang sulit diubah. Sehingga, tanpa disadari, justru diri kita senidri yang pada akhirnya akan menjadi buruk.”
                Marilah adik-adik, mulai sekarang kita berbenah diri. Kita tinggalkan kebiasaan buruk kita. Kita indahkan sabda Yesus. Tidak lagi membicarakan keburukan orang lain. (Anastasia).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar