Minggu, 11 September 2011

18 September 2011

Minggu Biasa XXV, 18 September  2011
Matius 20:1-16

"Apabila Allah memerintah, keadaannya seperti perumpamaan ini: Seorang pemilik kebun anggur keluar pada waktu pagi mencari orang untuk bekerja di kebun anggurnya.  2 Sesudah ia setuju membayar mereka satu uang perak sehari, ia menyuruh mereka bekerja di kebun anggurnya.  3 Pukul sembilan pagi, pemilik kebun itu pergi lagi, dan melihat beberapa orang sedang menganggur di pasar.  4 Maka berkatalah ia kepada mereka, 'Pergilah kalian bekerja di kebun anggur saya. Saya akan membayar kalian dengan upah yang layak.'  5 Mereka pun pergi. Pukul dua belas tengah hari dan juga pukul tiga petang, pemilik kebun itu keluar lagi dan berbuat hal yang sama.  6 Dan kira-kira pukul lima sore, ia keluar lagi dan melihat masih ada orang yang menganggur. Lalu ia bertanya kepada mereka, 'Mengapa kalian berdiri terus seharian di sini dengan tidak melakukan apa-apa?'  7 Orang-orang itu menjawab, 'Tidak ada orang yang mempekerjakan kami.' 'Kalau begitu,' kata pemilik kebun itu, 'pergilah kalian bekerja di kebun anggur saya.'  8 Petang hari, pemilik kebun anggur itu berkata kepada mandurnya, 'Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarlah upah mereka masing-masing, mulai dari orang yang masuk terakhir sampai kepada yang masuk pertama.'  9 Lalu datanglah pekerja-pekerja yang mulai bekerja dari pukul lima petang. Mereka masing-masing menerima satu uang perak.  10 Kemudian datang pula pekerja-pekerja yang disewa sejak pagi. Mereka berpikir mereka akan menerima lebih. Padahal mereka hanya diberi satu uang perak juga.  11 Waktu menerima uang itu, mereka menggerutu terhadap pemilik kebun:  12 'Pekerja-pekerja yang datang terakhir itu cuma bekerja satu jam. Sedangkan kami bekerja seharian di bawah panas terik matahari, namun Tuan membayar mereka sama dengan kami!'  13 Pemilik kebun anggur itu menjawab kepada salah seorang dari mereka, 'Kawan, saya tidak bersalah terhadapmu. Bukankah engkau setuju menerima upah satu uang perak untuk pekerjaan sehari?  14 Nah, ambillah upahmu, dan pergilah. Saya memang ingin memberi kepada orang yang masuk terakhir itu upah yang sama dengan yang saya berikan kepadamu.  15 Apakah saya tidak boleh berbuat semau saya dengan kepunyaan saya? Ataukah engkau iri, karena saya bermurah hati?'"  16 Lalu Yesus berkata lagi, "Begitu juga orang-orang yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan orang-orang yang pertama akan menjadi yang terakhir."

Ayat Emas : Lalu Yesus berkata lagi, “ Begitu juga orang-orang yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan orang-orang yang pertama akan menjadi yang terakhir. ( Matius 20:16a )

Murah Hati

Paul dan Andre adalah kakak beradik. Paul duduk di kelas 5 dan Andre di kelas 4. Mereka sama-sama anak yang pintar dan berprestasi di sekolah.
Pada akhir semester, Paul mendapat juara satu, sedangkan Andre mendapat juara dua. Sebagai hadiah atas prestasi mereka, ayah membelikan play station kepada keduanya.
            Namun Paul protes kepada ayah, sebab adiknya hanya dapat juara dua , tidak seperti dirinya yang dapat juara satu. Tapi mengapa hadiahnya sama.
            Sikap Paul ini tidak baik, sebab ia seharusnya berterima kasih telah menerima hadiah dari ayah dan tidak semestinya ia iri bila ayah bermurah hati dengan member hadiah yang sama kepada Andre. Bagaimanapun, sikap murah hati ayah ini patut dipuji dan mari kita mencontoh sikap murah hati sang ayah tersebut. ( Sr. Margaretha Samosir KSSY )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar