Senin, 05 September 2011

7 September 2011

Rabu, 7 September 2011
Lukas 6:20-26
20 Yesus memandang pengikut-pengikut-Nya lalu berkata, "Berbahagialah kalian orang-orang miskin, karena kalian adalah anggota umat Allah!  21 Berbahagialah kalian yang lapar sekarang; kalian akan dikenyangkan! Berbahagialah kalian yang menangis sekarang; kalian akan tertawa!  22 Berbahagialah kalian kalau dibenci, ditolak, dihina dan difitnah oleh karena Anak Manusia!  23 Nabi-nabi pada zaman dahulu diperlakukan begitu juga. Kalau hal itu terjadi hendaklah kalian bersenang hati dan menari dengan gembira, sebab besarlah upah yang tersedia untuk kalian di surga.  24 Tetapi celakalah kalian yang kaya sekarang ini; sebab kalian sudah mengalami kenikmatan!  25 Celakalah kalian yang kenyang sekarang ini; sebab kalian akan kelaparan! Celakalah kalian yang tertawa sekarang ini; sebab kalian akan bersedih hati dan menangis!  26 Celakalah kalian, jika semua orang memujimu; sebab begitu juga nenek moyang mereka memuji nabi-nabi palsu zaman dahulu."
Ayat Emas: Berbahagialah kalian yang menangis sekarang; kalian akan tertawa!  (Luk 6:21b)

Waspadalah terhadap Pujian
                Akhir-akhir ini, banyak teman yang merasa heran dengan sikap Gebi. Ia yang dulu diknela sangat rendah hati, kini terlihat sangat berbeda. Gebi tidak lagi seperti dulu. Ia telah benar-benar berubah menjadi anak yang suka memamerkan perbuatan yang dianggapnya baik supaya mendapat pujian dari teman-temannya. Ia menyangka bahwa dengan menceritakan semua perbuayan baiknya ia akan semakin dihormati oleh teman-temannya. Namun, pada kenyataannya tidak demikian. Kini teman-temannya justru merasa heran dengan perubahan sikapnya itu dan mereka lebih memilih untuk menjauhinya. Lama-kemalaan Gebi semakin menyadari kalau ternyata tak ada satu pun dari teman-teman mau bergaul dengannya. Akhirnya, ia menjadi anak yang kesepian dan sering mengurung diri di dalam kamarnya.
                Demikian pula yang akan terjadi pada kita, bila kita lebih suka memuji diri sendiri dan gemar mencari pujian dari orang lain. Orang-orang yang semula dekat dengan kita karena mereka memandang kebaikan kita, pada akhirnya semua akan menjauh akibat ulah kita sendiri yang ingin dihormati. Benarlah bila ada pepatyah yang mangatakan bahwa “manusia jatuh pertama kali ketika dipuji”. Sebab, seringkali pujian itu menjadikan kita lupa diri, dan bila kita tidak berhati-hati kita akan menjadi celaka karena merasa diri lebih baik dari yang lain sehingga sulit untuk menyadari bahwa sebenarnya masih banyak kekurangan dalam diri kita yang perlu diperbaiki. Karena kitu, kita harus selalu mengingat pesan Tuhan supaya kita berhati-hati terhadap pujian agar tidak mendapat celaka. (Poppy Karista).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar