Selasa, 20 September 2011

27 September 2011

Selasa, 27 September  2011
Lukas 9:51-56
51 Ketika sudah dekat waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengambil keputusan untuk pergi ke Yerusalem.  52 Maka Ia menyuruh orang pergi mendahului Dia. Orang-orang yang disuruh-Nya itu pergi, lalu masuk ke sebuah kampung di Samaria untuk menyiapkan segala sesuatu bagi Yesus.  53 Tetapi orang-orang di kampung itu tidak mau menerima Yesus, sebab nyata sekali Ia sedang menuju ke Yerusalem.  54 Maka pada waktu pengikut-pengikut Yesus, yaitu Yakobus dan Yohanes tahu tentang hal itu, mereka berkata, "Tuhan, apakah Tuhan mau, kami minta api turun dari langit untuk membinasakan orang-orang ini?"  55 Yesus berpaling, lalu memarahi mereka.  56 Setelah itu mereka pergi ke kampung yang lain.

Ayat Emas : Yesus berpaling, lalu memarahi mereka. ( Lukas 9:55 )

Tidak Mudah Menghakimi

Sore itu Ani dan Nina bermain masak-masakan. Dengan kompor kecil dan wajan kecil yang terbuat dari plastic, Ani mencoba memasak tempe-tempean yang terbuaqt dari daun. Lalu Nina mencoba memasak daun. Karena mereka berdua bermain masak-masakan di teras rumah, mau tidak mau teras menjadi kotor. Melihat itu Budi langsung marah. “ Kamu tahu tidak “. Karena ulahmu bermain di teras. Teras menjadi kotor. Mikir dong pakai otak. Awas nanti kalau mama pulang dari arisan, aku akan bilang mama,” kata Budi keras sekali. Budi selalu dan selalu senang memarahi adiknya. Bahkan boleh dikatakan ia amat cerewert dan suka mengadu. Ia merasa paling tua, paling pintar dan berkuasa.
Pulang dari arisan, mama langsung mendapat laporan dari Budi. Bahkan di depan mamanya budi masih mengolok-olok adiknya. Melihat kebiasaan Budi yang tidak baik itu mama justru memarahi Budi. “ Budi, kamu itu anak mama yang paling besar. Seharusnya kamu bisa memberi contoh yang baik pada adik-adikmu. Bukan sebaliknya. Sebagai anak yang paling besar malah memberi contoh yang buruk. Kamu tidak berhak memarahi dan mengolok-olok adik-adikmu, mentang-mentang kamu anak yang paling besar. Ayo minta maaf dan jangan diulangi lagi,” kata mama pada Budi.
Adik-adik yang dikasihi Tuhan, kita memang memiliki kecenderungan menegur dan memarahi orang-orang yang telah berbuat kesalahan. Apalagi jika orang itu lebih muda dari kita. Sebagai orang yang lebih tua kita merasa berhak untuk berbuat seperti itu. Tetapi adik-adik, ternyata kecenderungan itu tidak baik dan tidak benar. Tuhan Yesus dalam bacaan yang telah kit abaca di atas, secara jelas marah pada murid-muridnya yang kebetulan memiliki kecenderungan seperti itu. Yesus tidak senang jika ada orang yang sukanya menghakimi orang lain. Yesus lebih ingin supaya kita saling mengasihi. ( Ibu. Lucia )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar