Kamis, 08 September 2011

12 September 2011

Senin, 12 September 2011
Lukas 7:1-10

Setelah selesai mengatakan hal-hal itu kepada orang banyak, Yesus pergi ke Kapernaum.  2 Di situ ada perwira Roma yang mempunyai hamba yang sangat dikasihinya. Hamba itu sakit dan hampir mati.  3 Pada waktu perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa pemimpin orang Yahudi pergi kepada-Nya untuk minta supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya.  4 Ketika sampai pada Yesus, orang-orang itu memohon dengan sangat supaya Ia menolong perwira itu. "Perwira ini layak ditolong oleh Bapak," kata mereka kepada Yesus,  5 "sebab ia mengasihi bangsa kita dan sudah membangun rumah ibadat untuk kami."  6 Maka Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Yesus hampir sampai di rumah itu, perwira itu mengutus kawan-kawannya kepada-Nya untuk mengatakan, "Tak usah Bapak bersusah-susah ke rumah saya. Saya tidak patut menerima Bapak di rumah saya.  7 Itu sebabnya saya sendiri tidak berani menghadap Bapak. Jadi beri saja perintah supaya pelayan saya sembuh.  8 Sebab saya pun tunduk kepada perintah atasan dan di bawah saya ada juga prajurit-prajurit yang harus tunduk pada perintah saya. Kalau saya menyuruh seorang prajurit, 'Pergi!' ia pun pergi; dan kalau saya mengatakan kepada yang lain, 'Mari sini!' ia pun datang. Dan kalau saya memerintahkan hamba saya, 'Buatlah ini!' ia pun membuatnya."  9 Yesus heran mendengar itu. Ia menoleh dan berkata kepada orang banyak yang sedang mengikuti-Nya, "Bukan main orang ini. Di antara orang Israel pun belum pernah Aku menemukan iman sebesar ini!"  10 Ketika orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah perwira itu, hamba itu sudah sembuh.

Ayat Emas : Yesus heran mendengar itu, Ia menoleh dan berkata kepada orang banyak yang sedang mengikuti-Nya, “ Bukan main orang ini . Di antara orang Israel pun belum pernah aku menemukan iman sebesar ini” ( Lukas 7:9)

Misdinar Perempuan

Saat melewati sakristi, Rina heran melihat Romo Andi mondar-mandir. Lantas, ia pun mencoba bertanya, “ Selamat pagi room. Ada apa mo kok kelihatan bingung ?” Romo Andi pun menjawab,” Sudah kurang 3 menit misa mau mulai kok ndak ada misdinarnya ya. Yang tugas hari ini siapa ya ?” Melihat room Andi kebingungan, Rina pun mencoba memberanikan diri mengutarkan keinginannya untuk menjadi misdinar. Sebenarnya dia merasa tidak pantas karena dia perempuan, tetapi karena kasihan, ia pun mencoba. Dengan senang hati rupanya room Andi mengiyakan. Akhirnya pagi itu Rina menjadi misdinar seorang diri menemani room Andi.
Adik-adik terkasih, Rina dengan tulus hati menawarkan diri untuk menjadi misdinar. Itu adalah tindakan baik meskipun sebenarnya Rina ragu-ragu apakah ia mampu apa tidak. Hal sama dialami oleh perwira roma. Karena ia merasa sebagai orang Roma, maka ia merasa tidak layak mendatangi Yesus untuk minta tolong padaNya. Tapi imannya telah mendorongnya untuk menemui Yesus dan dengan rendah hati memohon kepadaNya.
Ia bahkan percaya Yesus sanggup menyembuhkan orang sakit dari jarak jauh. Dan ini menjadi hal baru dalam iman, karena itu Yesus pun sangat memujinya dengan mengatakan bahwa Ia belum pernah menemui iman sebesar itu di antara orang Israel.
Iman yang besar, percaya ketika berdoa Tuhan sudah pasti mengabulkan tak ragu-ragu lagi atau malah berusaha mencari tanda. Bukankah kita ini anak-anak Tuhan, tapi mengapa justru kurang percaya ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar