Senin, 27 Juni 2011

30 Juni 2011

 Kamis, 30 Juni 2011
Matius 9:1-8
1 Yesus naik ke dalam perahu, lalu menyeberangi danau, kembali ke kampung halaman-Nya. 2 Di situ orang membawa kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tikar. Waktu Yesus melihat betapa besar iman orang-orang itu, Ia berkata kepada orang lumpuh itu, "Tabahlah, anak-Ku! Dosa-dosamu sudah diampuni." 3 Beberapa guru agama yang ada di situ berkata dalam hati, "Orang ini menghina Allah!" 4 Yesus tahu pikiran mereka, jadi Ia berkata, "Mengapa pikiranmu sejahat itu? 5 Manakah yang lebih mudah: mengatakan, 'Dosamu sudah diampuni', atau mengatakan, 'Bangunlah dan berjalan'? 6 Tetapi sekarang Aku akan membuktikan kepadamu bahwa di atas bumi ini Anak Manusia berkuasa untuk mengampuni dosa." Lalu Yesus berkata kepada orang lumpuh itu, "Bangun, angkat tikarmu dan pulanglah!" 7 Orang lumpuh itu pun bangun dan pulang ke rumahnya. 8 Waktu orang-orang melihat kejadian itu, mereka ketakutan dan memuji Allah, sebab Allah sudah memberikan kuasa yang begitu besar kepada manusia.

Ayat Emas : Manakah yang lebih mudah: mengatakan, 'Dosamu sudah diampuni', atau mengatakan, 'Bangunlah dan berjalan'? (Matius 9:5)

BELAJAR TERBANG
            Seekor anak rajawali sangat senang melihat ayahnya yang terbang berputar-putar di angkasa, “ Betapa perkasanya ayahku, pikirnya. Ibu yang melihat dirinya sedang mengamati sang ayahpun berujar, kamu juga ingin terbang seperti ayah? Belajarlah terbang dari sekarang. “ Lantas, ibupun mengajarinya terbang. Namun, setelah berkali-kali mencoba terbang ia selalu jatuh ke tanah dan kesakitan. Akhirnya anak rajawali itupun menyerah, ia tak mau lagi belajar terbang dan memilih untuk terus tidur di atas sarang.
            Setelah satu tahun, ia masih juga tak meyadari bahwa dirinya telah dewasa dan masih saja tetap tidur di sarangnya. Ibu kembali membujuknya untuk terbang, Bangunlah anakku dan terbanglah. Sebab sekarang engkau telah dewasa dan memiliki sayap yang kokoh.” Tapi ia tetap saja tidak mau melakukannya sebab ia tidak ingin kesakitan lagi. Lagi kata ibu, kalau kau tidak pernah mau terbang, bagaimana kau akan bisa mencari makan sendiri? Sebab tak selamanya ibu dapat menyuapimu.  Rupanya kata-kata ibu itu telah menyadarkannya, benar ibuku akan menjadi tua dan tak bisa terbang lagi. Kalau begitu, aku harus mencobanya, demikian pikinya, Tapi bagaimana kalau aku terjatuh lagi? Tanya anak rajawali itu. Jawab ibu, Cobalah dan lihatlah apa yang akan terjadi padamu. Lantas ia mencobanya dan betapa terkejutnya ia sebab kini ia telah dapat terbang dan tidak terjatuh lagi. Aku bisa terbang ! Teriaknya sambil terus melayang-layang diantara awan.
            Demikian juga kita. Jangan pernah menyerah saat kita mengalami kegagalan. Tapi bangkitalah dan terus mencoba berjalan. Meski pada awalnya terasa berat, amun lambat laun pasti berhasil. Tetap semangat….!! (Intan Gayatri)

29 Juni 2011

 Rabu, 29 Juni 2011
Matius 16:13-19
13 Yesus pergi ke daerah dekat kota Kaisarea Filipi. Di situ Ia bertanya kepada pengikut-pengikut-Nya, "Menurut kata orang, Anak Manusia itu siapa?" 14 Pengikut-pengikut-Nya menjawab, "Ada yang berkata Yohanes Pembaptis. Ada juga yang berkata Elia. Yang lain lagi berkata Yeremia, atau salah seorang nabi." 15 "Tetapi menurut kalian sendiri, Aku ini siapa?" tanya Yesus kepada mereka. 16 Simon Petrus menjawab, "Bapak adalah Raja Penyelamat, Anak Allah Yang Hidup." 17 "Beruntung sekali engkau, Simon anak Yona!" kata Yesus. "Sebab bukannya manusia yang memberitahukan hal itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. 18 Sebab itu ketahuilah, engkau adalah Petrus, batu yang kuat. Dan di atas alas batu inilah Aku akan membangun gereja-Ku, yang tidak dapat dikalahkan; sekalipun oleh maut! 19 Aku akan memberikan kepadamu kunci dari Dunia Baru Allah. Apa yang engkau larang di atas bumi, juga dilarang di surga. Dan apa yang engkau benarkan di atas bumi, juga dibenarkan di surga."

Ayat Emas : Sebab itu ketahuilah, engkau adalah Petrus, batu yang kuat. Dan di atas alas batu inilah Aku akan membangun gereja-Ku, yang tidak dapat dikalahkan; sekalipun oleh maut! (Matius 16:18)

BANGGA SEBAGAI ORANG KATOLIK
            Sepulang dari misa Paskah, Upik menonton Misa di Vatikan yang disiarkan oleh salah satu stasiun televise. Di sana terlihat banyak Uskup dan Kardinal yang datang dari seluruh dunia. Sementara Paus yang menjadi penerus St Petrus memimpin Misa tersebut. Saat menyaksikan siaran itu, tampak sekali kesatuan Gereja Katolik. Apalagi bila mengingat bahwa ajaran Katolik di seluruh dunia yang semuanya sama. Sehingga dimana saja ada Gereja Katolik, semua orang yang beragama Katolik dapat mengikuti Misa Kudus yang sama dan menyambut Ekaristi yang dipersembahkan dalam kesatuan dengan Misa yang dilaksanakan oleh Paus. Aku benar-benar bangga sekaligus bersyukur menjadi orang Katolik, pikir Upik.
            Sejak Tuhan Yesus menyatakannya kepada St Petrus sampai sekarang, Gereja Katolik masih tetap kokh berdiri. Gereja Katolik sungguh-sungguh berdiri di atas batu yang kuat. Tergenapilah janji Yesus bahwa setelah alam maut tak akan menguasainya. Masih ragukah kita terhadap Tuhan Yesus setelah melihat tanda-tanda inni? Sekali pun tidak ! Ya kita harus bangga menjadi murid-murid Tuhan Yesus. Tapi bangga saja tidaklah cukup, kita juga perlu meneladan St. Petrus dan St. Paulus untuk ikut mewartakan Injil. (Berli)

28 Juni 2011


Selasa, 28 Juni 2011
Matius 8:23-27
23 Yesus naik ke perahu dan pengikut-pengikut-Nya ikut bersama Dia. 24 Tiba-tiba angin ribut yang hebat sekali melanda danau sehingga perahu dipukul ombak. Pada waktu itu Yesus sedang tidur. 25 Maka pengikut-pengikut-Nya pergi kepada-Nya dan membangunkan Dia. "Pak! Tolong! Kita celaka!" seru mereka. 26 "Mengapa kalian takut?" kata Yesus. "Kalian kurang percaya kepada-Ku!" Kemudian Yesus berdiri dan membentak angin dan danau itu. Lalu danau menjadi sangat tenang. 27 Pengikut-pengikut Yesus heran. Mereka berkata, "Orang apakah Dia ini, sampai angin dan ombak pun menuruti perintah-Nya!"

Ayat Emas : Mengapa kalian takut?" kata Yesus. "Kalian kurang percaya kepada-Ku!" Kemudian Yesus berdiri dan membentak angin dan danau itu. Lalu danau menjadi sangat tenang. (Matius 8:26)

BERLINDUNG DI BAWAH
            Seekor anak singa sedang berjalan bersama ibunya memasuki rimba yang sangat dalam dan lebat. Sesekali, sang ibu menghentikan langkahnya untuk memastikan bahwa di sekelilingnya aman dan tidak ada bahaya yang mengancam anaknya. “ Anakku, berusahalah untuk selalu berdiam di bawah tubuhku, supaya tidak ada singa lain ataupun musuh yang dapat melihatmu. Anak singa itu pun mengikuti perkataan ayahnya dan segera bersembunyi meringkuk di bawah perut ayahnya. Benarlah dugaan ibunya itu, tiba-tiba muncullah seekor singa jantan yang lain menyerang mereka. Sang ibu pun berusaha sekuat tenaga melindungi anaknya dan mencoba mengusir singa jantan tersebut hingga akhirnya sang singa jantan itu pun pergi meninggalkan mereka.
            Sobat kecil, seperti halnya si anak singa yang berlindung di bawah perut ibunya, demikian pula halnya bila kita tinggal di dalam perahu Yesus. Selama kita menjalani kehidupan di dunia, kita tidak pernah dapat melarikan diri dari setiap bahaya yang mengancam keselamatan diri kita. Hal ini sama seperti anak singa yang sedang mengikuti ibunya memasuki hutan belantara,demikian juga seperti para rasul yang sedang diterjang ombak di tengah danau. Namun demikian, kita tidak perlu cemas karena Yesus pasti akan selalu melindungi kita. Seperti ibu singa yang rela mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan sang anak. Yang perlu kita lakukan sekarang hanyalah mempercayakan diri kita sepenuhnya kepada Yesus. Percaya bahwa Yesus tidak akan membiarkan kita tenggelam di dasar samudera raya kehidupan ini. Percaya sepenuhnya pada kekuatan Yesus yang sanggup menyelesaikan semua masalah hidup kita. Oleh karena itu, kita tidak usah ragu lagi untuk masuk di dalam perahu Yesus dan marilah kita menjadikan Yesus sebagai nahkoda utama bagi seluruh hidup kita. Sebab hanya Dialah yang sanggup menyelesaikan semua persoalan yang ita hadapi dan hanya yang dapat mengarahkan kita pada keselamatan. (F.X. Suhadi)

Jumat, 17 Juni 2011

27 Juni 2011

Senin, 27 Juni 2011
Matius 8:18-22
18 Ada banyak sekali orang di sekeliling Yesus. Waktu Yesus melihat mereka semuanya, Ia menyuruh pengikut-pengikut-Nya menyeberangi danau. 19 Lalu seorang guru agama datang kepada-Nya dan berkata, "Bapak Guru, saya mau mengikuti Bapak ke mana saja!" 20 Yesus menjawab, "Serigala punya liang, dan burung punya sarang, tetapi Anak Manusia tidak punya tempat berbaring." 21 Lalu seorang pengikut-Nya yang lain berkata, "Pak, izinkanlah saya pulang dahulu untuk menguburkan ayah saya." 22 Tetapi Yesus menjawab, "Ikutlah Aku, dan biarkan orang mati menguburkan orang matinya sendiri."

Ayat Emas : Yesus menjawab, "Serigala punya liang, dan burung punya sarang, tetapi Anak Manusia tidak punya tempat berbaring." (Matius 8:20)

BERSYUKURLAH
            Lastri merengek-rengek pada ibu katanya, Ibu, Lastri minta dibelikan kalung salib seperti punyanya Merlyn.” Ibu sangat sedih mendengar permintaan Lastri, karena ia tidak bisa mengabulkannya, kata ibu, Lastri, kalung Merlyn itu sangat mahal. Sementara kita, bisa makan saja sudah bersyukur.” Mendengar ucapan ibu, Lastri justru merasa kesal dan berlari ke luar rumah untuk melampiaskan rasa kesalnya.
            Saat dalam pelarian itu ia bertemu dengan seorang ibu dengan anaknya yang masih kecil duduk di trotoar jalanan. Meskipun mereka hidup serba kekurangan, namun dari pancaran raut wajah yang ceria, mereka terlihat bahagia. Ketika menyaksikan pemandangan itu, Lastri menyesal dan kembali ke rumah serta meminta maaf pada ibu. Kini, ibu merasa lega setelah mengetahui Lastri yang telah mau kembali dan mensyukuri hidupnya.
            Bersyukur itu sangat penting. Ada orang yang hidup dalam kekurangan, tapi bahagia. Dan ada pula orang yang hidupnya serba kecukupan, tapi merasa menderita. Semua itu bergantung pada diri orang itu sendiri, apakah ia mau bersyukur atau tidak. Karena itu, mari kita belajar untuk selalu mensyukuri semua yang telah diberikan oleh Tuhan. Bukankah Tuhan Yesus sendiri mau hidup miskin dan menderita? Tapi Ia tidak pernah merasa kekurangan. Sekali lagi, mari kita belajar mensyukuri hidup dan belajar dari Tuhan Yesus sendiri. (Natalia)

26 Juni 2011 - HR Tubuh dan Darah Kristus

Minggu, 26 Juni 2011
Yohanes 6:51-58
51 Akulah roti yang turun dari surga -- roti yang memberi hidup. Orang yang makan roti ini akan hidup selamanya. Roti yang akan Kuberikan untuk kehidupan manusia di dunia adalah daging-Ku." 52 Mendengar itu, orang-orang Yahudi bertengkar satu sama lain. "Bagaimana orang ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?" kata mereka. 53 Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Percayalah: Kalau kalian tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kalian tidak akan benar-benar hidup. 54 Orang yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku mempunyai hidup sejati dan kekal dan Aku akan membangkitkannya pada Hari Kiamat. 55 Sebab daging-Ku sungguh makanan, dan darah-Ku sungguh minuman. 56 Orang yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku, tetap bersatu dengan Aku, dan Aku dengan dia. 57 Bapa yang hidup itu, mengutus Aku dan Aku pun hidup dari Bapa. Begitu juga orang yang makan daging-Ku akan hidup dari Aku. 58 Inilah roti yang turun dari surga: bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu. Karena setelah makan roti itu, mereka mati juga. Tetapi orang yang makan roti ini akan hidup selama-lamanya."

Ayat Emas : Akulah roti yang turun dari surga -- roti yang memberi hidup. Orang yang makan roti ini akan hidup selamanya. Roti yang akan Kuberikan untuk kehidupan manusia di dunia adalah daging-Ku." (Yohanes 6:51)



ROTI HIDUP
            Ketika hendak berangkat sekolah. Ibu membekali Herly sekotak nasi dan lauk pauk untuk makan siangnya di sekolah. Saat istirahat tiba. Herly membuka bekalnya. Tapi ketika melihat isinya, ia tidak berniat untuk memakannya. Kemudian ia menutupnya kembali dan pergi ke kantin sekolah untuk membeli roti. Setelah memakannya, ternyata Herly masih tetap saja merasa lapar. Lalu ia segera membuka bekalnya lagi dan segera menyantapnya, “ Ah sekarang aku benar-benar kenyang.” Kata Herly. Kini ia dapat melakukan perjalanan kembali ke rumah dengan tenang.
            Demikian juga Yesus telah menyediakan makanan bagi kita. Makanan itu bukanlah sembarang makanan, tapi Roti Hidup yang adalah DiriNya sendiri. Sekarang tergantung  dari kita, apakah kita mau memakanNya atau tidak. Tetapi orang yang mau memakannya, pasti akan selamat. Dulu Tuhan juga memberikan makanan bagi orang-orang Israel. Makanan itu disebut manna, rupanya seperti biji kecil-kecil berwarna putih dan rasanya seperti kue yang dibuat pakai madu . tapi makanan itu hanya untuk mengenyangkan perut dan merewka masih dapat lapar lagi. Sedangkan makanan yang diberikan Tuhan sekarang adalah Diri Tuhan Yesus sendiri yang member hidup untuk selama-lamanya. Marilah kita makan Roti Hidup itu dengan mengikuti Ekaristi KudusNya. (Mevin)

25 Juni 2011

Sabtu, 25 Juni 2011
Matius 8:5-17
5 "Seorang petani pergi menabur benih. Ketika ia sedang menabur, ada benih yang jatuh di jalan. Sebagian diinjak orang dan yang lainnya dimakan burung. 6 Ada juga yang jatuh di tempat berbatu-batu. Pada waktu tunas-tunasnya keluar tanaman itu layu sebab tanahnya kering. 7 Ada pula benih yang jatuh di tengah semak berduri. Semak berduri itu tumbuh bersama benih itu, dan menghimpitnya sehingga mati. 8 Tetapi ada pula benih yang jatuh di tanah yang subur, lalu tumbuh dan menghasilkan buah seratus kali lipat." Sesudah menceritakan perumpamaan itu, Yesus berkata, "Kalau punya telinga, dengarkan!" 9 Pengikut-pengikut Yesus menanyakan kepada-Nya arti dari perumpamaan itu. 10 Yesus menjawab, "Kalian sudah diberi anugerah untuk mengetahui rahasia tentang bagaimana Allah memerintah sebagai Raja. Tetapi orang-orang lain diajar dengan perumpamaan, supaya mereka memperhatikan, tetapi tidak tahu apa yang terjadi; dan mereka mendengar, tetapi tidak mengerti." 11 "Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah perkataan Allah. 12 Benih yang jatuh di jalan ibarat orang-orang yang mendengar perkataan itu. Tetapi Iblis datang dan merampas kabar itu dari hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. 13 Benih yang jatuh di tempat yang berbatu ibarat orang yang pada waktu mendengar kabar itu, menerimanya dengan senang hati. Tetapi berita itu tidak berakar dalam hati mereka. Mereka percaya sebentar saja, dan pada waktu cobaan datang, mereka murtad. 14 Benih yang jatuh di tengah semak berduri ibarat orang yang mendengar kabar itu, tetapi khawatir tentang hidup mereka serta ingin hidup mewah dan senang di dalam dunia ini. Semuanya itu menghimpit mereka sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. 15 Benih yang jatuh di tanah yang subur ibarat orang yang mendengar kabar itu, lalu menyimpannya di dalam hati yang baik dan jujur. Mereka bertahan sampai menghasilkan buah." 16 "Tidak ada orang yang menyalakan lampu lalu menutupnya dengan tempayan, atau meletakkannya di bawah tempat tidur. Ia akan menaruh lampu itu pada kaki lampu, supaya orang yang masuk dapat melihat terangnya. 17 Tidak ada yang tersembunyi yang tidak akan kelihatan; dan tidak ada yang dirahasiakan yang tidak akan terbongkar dan diketahui.

Ayat Emas : Benih yang jatuh di tanah yang subur ibarat orang yang mendengar kabar itu, lalu menyimpannya di dalam hati yang baik dan jujur. Mereka bertahan sampai menghasilkan buah. (Matius 8:15)

MENERUSKAN KASIH
            Rika terserang demam berdarah, sehingga harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Selama di rumah sakit, sebenarnya ia merasa bosan dan ingin lekas pulang. Tapi, karena masih belum diizinkan oleh dokter, maka ia masih harus tetap tinggal  untuk beberapa hari, lagi. Untunglah banyak teman-tema, baik dari sekolah minggu maupun teman-teman sekelasnya datang menengoknya. Ia sungguh-sungguh merasakan kasih Tuhan yang telah menjamahnya melalui teman-temannya sehingga sanggup memberinya kekuatan baru untuk lekas sembuh. Benarlah, setelah beberapa hari di rawat dokter dan ditunggui teman-teman, akhirnya Rika pun sembuh. Betapa bahagia dan bersyukurnya Rika setelah mengalami kesembuhan itu. Setelah sehat kembali, kini Rika menjadi lebih perhatian dengan teman-temannya dan sering berkunjung ke rumah nenek yang tinggal sendirian di sekolah rumahnya.
            Ibu mertua Petrus pun setelah sembuh mau melayani Yesus. Apakah kita yang telah diselamatkan Tuhan juga mau melayani sesame? Marilah sekarang kita semakin menyadari jamahan kasih Tuhan dan mensyukurinya dengan meneruskan kasihNya itu kepada banyak orang. (Sasmita)

24 Juni 2011

Jumat, 24 Juni 2011
Lukas 1:57-66,80
57 Sampailah waktunya bagi Elisabet untuk bersalin. Ia melahirkan seorang anak laki-laki. 58 Tetangga-tetangga dan sanak saudaranya mendengar betapa baiknya Tuhan terhadap Elisabet, dan mereka pun ikut bergembira dengan dia. 59 Waktu bayi itu berumur delapan hari, mereka datang untuk menyunat dia. Mereka mau menamakan bayi itu Zakharia menurut nama ayahnya, 60 tetapi ibunya berkata, "Tidak! Ia harus diberi nama Yohanes." 61 "Tidak seorang pun dari sanak saudaramu bernama begitu," kata mereka kepadanya. 62 Lalu dengan isyarat, mereka bertanya kepada Zakharia nama apa yang mau diberikannya kepada anaknya. 63 Zakharia meminta sebuah batu tulis lalu menulis, "Namanya Yohanes." Mereka semua heran. 64 Pada waktu itu juga Zakharia dapat berbicara lagi dan memuji Allah. 65 Tetangga-tetangganya semua takut, dan kabar itu tersebar ke seluruh daerah pegunungan Yudea. 66 Semua orang yang mendengar hal itu bertanya dalam hati, "Menjadi apakah anak itu nanti?" Sebab Tuhan menyertai dia. 80 Anak Zakharia itu bertambah besar dan bertambah kuat rohnya. Ia tinggal di padang gurun, sampai tiba waktunya ia menyatakan dirinya kepada bangsa Israel.

Ayat Emas : Zakharia meminta sebuah batu tulis lalu menulis, "Namanya Yohanes." Mereka semua heran. (Lukas 63)

BERKAT SEBUAH NAMA
            Setiap hari Bu Joni heran melihat Dismas, anaknya, yang sepulang sekolah  selalu menangis. Kemudian bertanyalah Bu Joni kepadanya,”Mengapa setiap pulang sekolah engkau selalu menangis, nak? Lantas Dismaspun menceritakan kepada ibunya bahwa setiap hari ia selalu diolok-olok oleh teman-temannya sebagai penjahat . Padahal ia tidak pernah mencuri, mencontek, ataupun nakal terhadap mereka. Kini Bu joni mengetahui penyebabnya dan ia dapat memahami perasaan anaknya itu. Kemudian Bu Joni mencerikan tentang kisah dua penyamun yang disalib bersama Yesus. Salah satu dari dua penyamun itu bertobat dan memohon belas kasih Tuhan Yesus supaya Tuhan mengajaknya turut serta ketika masuk ke dalam firdaus. Dan pada saat itu pula Tuhan berjanji bahwa pada hari itu juga ia masuk ke dalam firdaus. Penyamun yang bertobat itu bernama Dismas. Setelah selesai mengisahkan tentang Dismas itu, ibunyapun berkata, “Jadi, jangan lagi berkecil hati dengan nama Dismas. Tapi, kamu justru harus berbangga menyanndang nama itu sebab ia adalah teladan bagi kita untuk berani rendah hati mengakui segala kesalahan yang pernah kita perbuat. Dan hanya orang yang mau bertobat seperti dialah yang akan masuk ke dalam kerajaan surge. “
            Sekarang, mengertilah Dismas dan sejak saat itu ia tidak pernah menangis lagi setiap kali diolok-olok oleh teman-temannya. Bahkan ia semakin bertekad untuk mencontoh sikap Dismas yang mau mengakui setiap kesalahan yang ia lakukan dan ia pun semakin rajin berdoa ke Gereja. Setelah melihat sikap Dismas yang baik itu, kini teman-temannya tidak pernah mengolok-oloknya lagi, tapi justru menjadi teman akrab dan mereka selalu ke Gereja bersama-sama. Ya Tuhan, jadikanlah namaku sebagai berkat dan teladan bagi banyak orang. Amin.
(Miko)

23 Juni 2011

Kamis, 23 Juni 2011
Matius 7:21-29
21 "Tidak semua orang yang memanggil Aku, 'Tuhan, Tuhan,' akan menjadi anggota umat Allah, tetapi hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. 22 Pada Hari Kiamat banyak orang akan berkata kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan, bukankah dengan nama-Mu kami sudah menyampaikan pesan Allah? Dan bukankah dengan nama Tuhan juga kami sudah mengusir roh-roh jahat serta mengadakan banyak keajaiban?' 23 Tetapi Aku akan menjawab, 'Aku tidak pernah mengenal kalian! Pergi dari sini, kalian yang melakukan kejahatan!' " 24 "Nah, orang yang mendengar perkataan-Ku ini, dan menurutinya, sama seperti orang bijak yang membangun rumahnya di atas batu. 25 Pada waktu hujan turun, dan air banjir datang serta angin kencang memukul rumah itu, rumah itu tidak roboh sebab telah dibangun di atas batu. 26 Dan orang yang mendengar perkataan-Ku ini, tetapi tidak menurutinya, ia sama seperti orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir. 27 Pada waktu hujan turun, dan air banjir datang serta angin kencang memukul rumah itu, rumah itu roboh. Dan kerusakannya hebat sekali!" 28 Akhirnya Yesus selesai mengajar, dan orang-orang yang ada di situ heran sekali mendengar pengajaran-Nya. 29 Sebab Ia mengajar dengan wibawa, tidak seperti guru-guru agama mereka.

Ayat Emas : Tidak semua orang yang memanggil Aku, 'Tuhan, Tuhan,' akan menjadi anggota umat Allah, tetapi hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. (Matius 7:21)

SANG KANCIL YANG BURUK HATI
            Pada suatu hari, ketika Sang Kancil melintas di depan rumah Si Kelinci, ia melihat Si Kelinci itu sedang bersedih hati karena kehilangan wortel yang baru saja ia tanam di kebunnya. Padahal wortel itu adalah pemberian pak tani beberapa hari yang lalu. Melihat Si Kelinci yang murung itu, kemudian Sang Kancil menghampiri dan mencoba menghiburnya. “ Sudahlah kawan, jangan terus bersedih seperti ini. Sebab bila melihatmu bersedih aku pun jadi ikut ingin menangis. Bukankah engkau bisa meminta lagi kepada pak tani yang baik hati itu?” Justru karena itulah aku bersedih. Sebab pak tani itu adalah orang yang sangat miskin dan wortel yang ia berikan padaku itu adalah satu-satunya wortel yang ia miliki untuk menolong aku. Karena itu, sebenarnya aku ingin menanamnya lagi supaya dapat tumbuh dan menjadi lebih banyak. Namun, sekarang wortel itu hilang, kata si Kelinci. Lantas sang Kancil kembali menasehatinya, Apakah dengan enggkau bersedih seperti ini, wortel itu kan kembali? Jangan melakukan perbuatan yang sia-sia kawan, daripada terus bersedih lebih baik engkau berdoa dan memohon supaya Tuhan menolongmu. Baiklah kawan, karena hari telah menjelang sore, aku pun harus segera pulang.” Demikianlah Sang Kancil yang mencoba menghibur si Kelinci dan setelah berkata demikian ia segera kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Sang Kancil segera mengeluarkan wortel yang baru saja ia curi dari kebun Si Kelinci bodoh. Sudah tahu wortel enak tinggal menyantap begini kok malah mau ditanan lagi….ha ha ha…”. Karena makan sambil tertawa terbahak-bahak itulah membuat Sang Kancil tersedak dan memuntahkan lagi wortel yang telah ia makan itu. Malam itu Sang Kancil yang jahat dan bermulut manis itu pun kelaparan. Makanan yang ia dapat dari mencuri akhirnya terbuang sia-sia.
            Memang Sang Kancil seolah-olah terlihat baik, ia mencoba menghibur dan menasehati Si Kelinci. Tapi sebenarnya hatinya sangat jahat. Sebab, ternyata justru dialah yang mencuri wortel itu dan ia bermaksud menipu Si Kelinci dengan bersikap baik di depannya. Tentu, kita tidak ingin seperti Sang Kancil yang baik dalam kata-kata saja tapi jahat  hatinya bukan? Karena itu, marilah kita bersikap tulus, baik dalam hati maupun perbuatan supaya kita berkenan di hadapan Tuhan. (Kristania)