Jumat, 17 Juni 2011

24 Juni 2011

Jumat, 24 Juni 2011
Lukas 1:57-66,80
57 Sampailah waktunya bagi Elisabet untuk bersalin. Ia melahirkan seorang anak laki-laki. 58 Tetangga-tetangga dan sanak saudaranya mendengar betapa baiknya Tuhan terhadap Elisabet, dan mereka pun ikut bergembira dengan dia. 59 Waktu bayi itu berumur delapan hari, mereka datang untuk menyunat dia. Mereka mau menamakan bayi itu Zakharia menurut nama ayahnya, 60 tetapi ibunya berkata, "Tidak! Ia harus diberi nama Yohanes." 61 "Tidak seorang pun dari sanak saudaramu bernama begitu," kata mereka kepadanya. 62 Lalu dengan isyarat, mereka bertanya kepada Zakharia nama apa yang mau diberikannya kepada anaknya. 63 Zakharia meminta sebuah batu tulis lalu menulis, "Namanya Yohanes." Mereka semua heran. 64 Pada waktu itu juga Zakharia dapat berbicara lagi dan memuji Allah. 65 Tetangga-tetangganya semua takut, dan kabar itu tersebar ke seluruh daerah pegunungan Yudea. 66 Semua orang yang mendengar hal itu bertanya dalam hati, "Menjadi apakah anak itu nanti?" Sebab Tuhan menyertai dia. 80 Anak Zakharia itu bertambah besar dan bertambah kuat rohnya. Ia tinggal di padang gurun, sampai tiba waktunya ia menyatakan dirinya kepada bangsa Israel.

Ayat Emas : Zakharia meminta sebuah batu tulis lalu menulis, "Namanya Yohanes." Mereka semua heran. (Lukas 63)

BERKAT SEBUAH NAMA
            Setiap hari Bu Joni heran melihat Dismas, anaknya, yang sepulang sekolah  selalu menangis. Kemudian bertanyalah Bu Joni kepadanya,”Mengapa setiap pulang sekolah engkau selalu menangis, nak? Lantas Dismaspun menceritakan kepada ibunya bahwa setiap hari ia selalu diolok-olok oleh teman-temannya sebagai penjahat . Padahal ia tidak pernah mencuri, mencontek, ataupun nakal terhadap mereka. Kini Bu joni mengetahui penyebabnya dan ia dapat memahami perasaan anaknya itu. Kemudian Bu Joni mencerikan tentang kisah dua penyamun yang disalib bersama Yesus. Salah satu dari dua penyamun itu bertobat dan memohon belas kasih Tuhan Yesus supaya Tuhan mengajaknya turut serta ketika masuk ke dalam firdaus. Dan pada saat itu pula Tuhan berjanji bahwa pada hari itu juga ia masuk ke dalam firdaus. Penyamun yang bertobat itu bernama Dismas. Setelah selesai mengisahkan tentang Dismas itu, ibunyapun berkata, “Jadi, jangan lagi berkecil hati dengan nama Dismas. Tapi, kamu justru harus berbangga menyanndang nama itu sebab ia adalah teladan bagi kita untuk berani rendah hati mengakui segala kesalahan yang pernah kita perbuat. Dan hanya orang yang mau bertobat seperti dialah yang akan masuk ke dalam kerajaan surge. “
            Sekarang, mengertilah Dismas dan sejak saat itu ia tidak pernah menangis lagi setiap kali diolok-olok oleh teman-temannya. Bahkan ia semakin bertekad untuk mencontoh sikap Dismas yang mau mengakui setiap kesalahan yang ia lakukan dan ia pun semakin rajin berdoa ke Gereja. Setelah melihat sikap Dismas yang baik itu, kini teman-temannya tidak pernah mengolok-oloknya lagi, tapi justru menjadi teman akrab dan mereka selalu ke Gereja bersama-sama. Ya Tuhan, jadikanlah namaku sebagai berkat dan teladan bagi banyak orang. Amin.
(Miko)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar