Jumat, 17 Juni 2011

23 Juni 2011

Kamis, 23 Juni 2011
Matius 7:21-29
21 "Tidak semua orang yang memanggil Aku, 'Tuhan, Tuhan,' akan menjadi anggota umat Allah, tetapi hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. 22 Pada Hari Kiamat banyak orang akan berkata kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan, bukankah dengan nama-Mu kami sudah menyampaikan pesan Allah? Dan bukankah dengan nama Tuhan juga kami sudah mengusir roh-roh jahat serta mengadakan banyak keajaiban?' 23 Tetapi Aku akan menjawab, 'Aku tidak pernah mengenal kalian! Pergi dari sini, kalian yang melakukan kejahatan!' " 24 "Nah, orang yang mendengar perkataan-Ku ini, dan menurutinya, sama seperti orang bijak yang membangun rumahnya di atas batu. 25 Pada waktu hujan turun, dan air banjir datang serta angin kencang memukul rumah itu, rumah itu tidak roboh sebab telah dibangun di atas batu. 26 Dan orang yang mendengar perkataan-Ku ini, tetapi tidak menurutinya, ia sama seperti orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir. 27 Pada waktu hujan turun, dan air banjir datang serta angin kencang memukul rumah itu, rumah itu roboh. Dan kerusakannya hebat sekali!" 28 Akhirnya Yesus selesai mengajar, dan orang-orang yang ada di situ heran sekali mendengar pengajaran-Nya. 29 Sebab Ia mengajar dengan wibawa, tidak seperti guru-guru agama mereka.

Ayat Emas : Tidak semua orang yang memanggil Aku, 'Tuhan, Tuhan,' akan menjadi anggota umat Allah, tetapi hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. (Matius 7:21)

SANG KANCIL YANG BURUK HATI
            Pada suatu hari, ketika Sang Kancil melintas di depan rumah Si Kelinci, ia melihat Si Kelinci itu sedang bersedih hati karena kehilangan wortel yang baru saja ia tanam di kebunnya. Padahal wortel itu adalah pemberian pak tani beberapa hari yang lalu. Melihat Si Kelinci yang murung itu, kemudian Sang Kancil menghampiri dan mencoba menghiburnya. “ Sudahlah kawan, jangan terus bersedih seperti ini. Sebab bila melihatmu bersedih aku pun jadi ikut ingin menangis. Bukankah engkau bisa meminta lagi kepada pak tani yang baik hati itu?” Justru karena itulah aku bersedih. Sebab pak tani itu adalah orang yang sangat miskin dan wortel yang ia berikan padaku itu adalah satu-satunya wortel yang ia miliki untuk menolong aku. Karena itu, sebenarnya aku ingin menanamnya lagi supaya dapat tumbuh dan menjadi lebih banyak. Namun, sekarang wortel itu hilang, kata si Kelinci. Lantas sang Kancil kembali menasehatinya, Apakah dengan enggkau bersedih seperti ini, wortel itu kan kembali? Jangan melakukan perbuatan yang sia-sia kawan, daripada terus bersedih lebih baik engkau berdoa dan memohon supaya Tuhan menolongmu. Baiklah kawan, karena hari telah menjelang sore, aku pun harus segera pulang.” Demikianlah Sang Kancil yang mencoba menghibur si Kelinci dan setelah berkata demikian ia segera kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Sang Kancil segera mengeluarkan wortel yang baru saja ia curi dari kebun Si Kelinci bodoh. Sudah tahu wortel enak tinggal menyantap begini kok malah mau ditanan lagi….ha ha ha…”. Karena makan sambil tertawa terbahak-bahak itulah membuat Sang Kancil tersedak dan memuntahkan lagi wortel yang telah ia makan itu. Malam itu Sang Kancil yang jahat dan bermulut manis itu pun kelaparan. Makanan yang ia dapat dari mencuri akhirnya terbuang sia-sia.
            Memang Sang Kancil seolah-olah terlihat baik, ia mencoba menghibur dan menasehati Si Kelinci. Tapi sebenarnya hatinya sangat jahat. Sebab, ternyata justru dialah yang mencuri wortel itu dan ia bermaksud menipu Si Kelinci dengan bersikap baik di depannya. Tentu, kita tidak ingin seperti Sang Kancil yang baik dalam kata-kata saja tapi jahat  hatinya bukan? Karena itu, marilah kita bersikap tulus, baik dalam hati maupun perbuatan supaya kita berkenan di hadapan Tuhan. (Kristania)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar