Minggu, 05 Juni 2011

8 Juni 2011

Rabu, 8 Juni 2011
Yohanes 17:11b-19
1 Bapa yang suci! Jagalah mereka dengan kekuasaan nama Bapa, yaitu nama yang sudah Bapa berikan kepada-Ku supaya mereka menjadi satu, sama seperti Bapa dan Aku juga satu. 12 Sewaktu Aku masih bersama mereka, Aku sudah menjaga mereka dengan kekuasaan nama Bapa -- nama yang Bapa berikan kepada-Ku. Aku sudah menjaga mereka dan tak seorang pun dari mereka hilang, kecuali dia yang memang sudah seharusnya hilang; supaya dengan itu terjadilah apa yang tertulis dalam Alkitab. 13 Sekarang Aku datang kepada Bapa. Semuanya ini Kukatakan sementara Aku masih di dunia; supaya mereka dengan sepenuhnya merasakan kegembiraan-Ku. 14 Aku sudah menyampaikan kepada mereka perkataan Bapa, dan dunia membenci mereka, sebab mereka bukan milik dunia, sama seperti Aku juga bukan milik dunia. 15 Aku tidak minta supaya Bapa mengambil mereka dari dunia ini, tetapi Aku minta supaya Bapa menjaga mereka dari si Jahat. 16 Sama halnya seperti Aku bukan milik dunia, mereka pun bukan milik dunia. 17 Jadikanlah mereka milik khusus Bapa melalui kebenaran; perkataan Bapa itulah kebenaran. 18 Seperti Bapa sudah mengutus Aku ke dunia, begitu juga Aku mengutus mereka ke dunia. 19 Untuk kepentingan mereka, Aku menyerahkan diri sebagai milik khusus Bapa, supaya mereka pun menjadi milik khusus Bapa melalui kebenaran.

Ayat Emas : Seperti Bapa sudah mengutus Aku ke dunia, begitu juga Aku mengutus mereka ke dunia. (Yohanes 17:18)

JANGAN KELIRU
            Luis memang termasuk anak yang pandai, tapi saying kepandaiannya itu menjadikan dirinya sombong. Ia tidak mau lagi bergaul dengan teman-teman sebayanya, tapi ia lebih memilih untuk bergaul dengan teman-teman yang ia anggap lebih dewasa. Sebab baginya, bergaul dengan teman-teman sebayanya hanya buang-buang waktu dan tidak menjadikan semakin berkembang. Sementara bila bergaul dengan orang yang lebih dewasa, ia dapat menimba ilmu yang lebih banyak, sekilas, pemikirannya itu tampaknya benar. Tapi sesungguhnya keliru. Sebab sikap Luis yang demikian menunjukkan   bahwa dirinya egois, ia hanya mau memikirkan kemajuan bagi dirinya sendiri dan kurang solider dengan teman-teman sebayanya.
            Pandai memang baik, tapi kepandaian itu menjadi tidak memiliki arti apa-apa bila hanya untuk diri sendiri. Kepandaian itu baru memiliki maknanya ketika dibagikan kepada yang lain. Demikian juga kasih tidak memiliki arti apa-apa bila hanya diterapkan bagi diri sendiri. Sebab hanya akan menjadikan orang cinta diri dan tidak memperdulikan yang lain. Kita sebagai anak-anak Tuhan telah diutus untuk mewartakan kasihNya. Jika demikian, kasih itu haruslah dibagikan juga kepada yang lain. (Paulina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar