Selasa, 08 Februari 2011

13 Februari 2011

Minggu, 13 Februari 2011
Minggu Biasa VI/A
Matius 5 : 20 – 22a. 27 – 28. 33 – 34a. 37

5:20 Jadi, ingatlah: Kalian tidak mungkin menjadi umat Allah, kalau tidak melebihi guru-guru agama dan orang-orang Farisi dalam hal melakukan kehendak Allah!"
5:21 "Kalian tahu bahwa pada nenek moyang kita terdapat ajaran seperti ini: Jangan membunuh; barangsiapa membunuh, harus diadili.
5:22 Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu, barangsiapa marah kepada orang lain, akan diadili; dan barangsiapa memaki orang lain, akan diadili di hadapan Mahkamah Agama.
5:27 "Kalian tahu bahwa ada ajaran seperti ini: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: barangsiapa memandang seorang wanita dengan nafsu berahi, orang itu sudah berzinah dengan wanita itu di dalam hatinya.
5:33 "Kalian tahu bahwa pada nenek moyang kita terdapat ajaran seperti ini: jangan mungkir janji. Apa yang sudah kaujanjikan dengan sumpah di hadapan Allah, harus engkau melakukannya.
5:37 Katakan saja 'Ya' atau 'Tidak' -- lebih dari itu datangnya dari si Iblis.

Ayat Emas: Mrk 5:37
Katakan saja 'Ya' atau 'Tidak' -- lebih dari itu datangnya dari si Iblis.

Jangan Mudah Mengucap Janji

Suatu ketika, ibu bertanya pada Dewanto, “Kalau besar nanti kamu ingin jadi apa nak?”. “Aku ingin jadi pastor seperti Romo Bosch. Dia sangat baik dan sederhana. Aku janji akan belajar hidup sederhana supaya bisa menirunya,” jawab Dewanto mantap. “Cita-cita yang sangat bagus itu, nak.” kata ibu. Setelah beberapa hari kemudian, sepulang sekolah Dewanto segera melemparkan tasnya di dalam kamarnya, tanpa melepaskan sepatu dan ganti baju ia bergegas lari ke meja makan karena ia sudah merasa sangat kelaparan. Namun ketika sampai di meja makan, ternyata ia hanya melihat sebakul nasi, sepiring ikan asin dan tempe goreng. Karena tidak suka dengan lauk yang ada, Dewanto menjadi jengkel, “Masak Cuma dikasih makan kayak gini,” katanya dalam hati sambil melangkah kembali ke kamar. Ketika itu, ibu masih belum pulang, biasanya ibu baru keluar dari pabrik tempatnya bekerja pukul 4.00 sore.
Setelah Ibu tiba di rumah, ia tidak bertemu dengan Dewanto. “Mungkin ia sedang tidur siang,” pikir ibu. Namun, sampai hari menjelang malam pun ternyata Dewanto masih belum terlihat juga. Maka, cemaslah hati ibu. Kemudian. ibu mencoba mengetuk pintur kamar Dewanto untuk mengajaknya makan bersama. Namun Dewanto menolak ajakan ibunya, ia hanya membuka pintu untuk berkata pada ibunya, “aku tidak mau makan. lauknya blas gak enak!” lantas ia segera menutup pintu kamarnya kembali. Ibu menjadi sedih mendengar perkataan Dewanto tersebut, tapi ibu tetap berusaha menghiburnya, “Ya sudah, kalau begitu kita beli bakso saja yuk,” ajak ibu. Mendengar ajakan ibunya, Dewanto pun segera keluar kamar menemui ibu sebagai tanda setuju dengan ajakan tersebut (Dinda Putri).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar