Selasa, 08 Februari 2011

10 Februari 2011

Kamis, 10 Februari 2011

Markus 7 : 24 – 30

7:24 Kemudian Yesus meninggalkan tempat itu, dan pergi ke daerah dekat kota Tirus. Ia masuk ke dalam sebuah rumah dan tidak mau bahwa orang tahu Ia berada di situ. Tetapi Ia tidak dapat menyembunyikan diri.
7:25 Seorang ibu, yang anak perempuannya kemasukan roh jahat, mendengar tentang Yesus. Ia datang kepada Yesus dan sujud di depan-Nya,
7:26 sambil mohon supaya Yesus mengusir roh jahat dari anak itu. Wanita itu bukan orang Yahudi, lahir di daerah Fenisia di Siria.
7:27 Yesus berkata kepadanya, "Anak-anak harus diberi makan terlebih dahulu. Tidak baik mengambil makanan anak-anak untuk dilemparkan kepada anjing."
7:28 "Tuan," jawab wanita itu, "anjing-anjing di bawah meja pun makan sisa-sisa yang dijatuhkan anak-anak!"
7:29 Lalu Yesus berkata kepadanya, "Karena jawabanmu itu, pulanglah; roh jahat sudah keluar dari anakmu!"
7:30 Ibu itu pulang. Di rumah, ia mendapati anaknya sedang berbaring di tempat tidur, dan roh jahat benar-benar sudah keluar dari anak itu

Ayat Emas: Mrk 7:29
Lalu Yesus berkata kepadanya, "Karena jawabanmu itu, pulanglah; roh jahat sudah keluar dari anakmu!"

Tekad Sang Raja

Di sebuah negeri dongeng, ada seorang raja yang telah lama kehilangan puteri yang paling disayanginya. Sang raja telah berkali-kali mengadakan sayembara bahwa bagi siapapun yang berhasil menemukan puterinya akan dinobatkan sebagi pangeran istana dan menjadi pendamping sang puteri. Namun sampai kini tak ada seorangpun yang dapat membawa pulang sang puteri kembali ke pelukkannya. Akhirnya, sang rajapun berniat untuk mencarinya sendiri. Ia berjuang keras melintasi lebatnya hutan belantara dan bertarung dengan beribu hewan buas yang ia jumpai di tengah belantara itu. Sang raja melakukan semuanya itu karena didorong oleh cintanya yang besar kepada puteri satu-satunya itu dan karena ia yakin bahwa puterinya masih hidup. Sang raja bertekad bahwa selama ia masih hidup ia akan terus mencari puterinya. Akhirnya, iapun menemukan puterinya yang sedang tertidur lelap di rumah para kurcaci yang tinggal di dalam sebuah pohon besar di tepi danau yang bening.
            Tekad dan besarnya iman keyakinan hati seringkali membuat kita mau melakukan apapun demi terwujudnya apa yang kita dambakan. Iman dan tekad yang besar itu dapat kita lihat juga dalam diri ibu yang terus memohon belas kasih Tuhan untuk menyembuhkan anaknya yang kerasukan setan. Seberapa besarkah iman dan niat hati kita untuk melakukan segala yang baik? (Reni).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar