Senin, 21 Februari 2011

25 Februari 2011

Jumat, 25 Februari 2011

Markus 10 : 1 – 12
10:1 Kemudian Yesus meninggalkan tempat itu, dan pergi ke daerah Yudea dan daerah di seberang Sungai Yordan. Orang banyak datang lagi berkerumun sekeliling Yesus. Dan seperti biasa Yesus mengajar mereka.
10:2 Beberapa orang Farisi datang juga untuk menjebak Yesus. Mereka bertanya, "Menurut hukum agama kita, apakah boleh orang menceraikan istrinya?"
10:3 Yesus menjawab, "Musa memberi perintah apa kepada kalian?"
10:4 "Musa mengizinkan orang menceraikan istrinya, asal menulis surat cerai dahulu," jawab mereka.
10:5 "Musa menulis perintah itu sebab kalian terlalu sukar diajar," kata Yesus kepada mereka.
10:6 "Tetapi pada permulaannya, pada waktu Allah menciptakan manusia, dikatakan bahwa 'Allah menjadikan mereka laki-laki dan wanita.
10:7 Itu sebabnya laki-laki akan meninggalkan ibu bapaknya dan bersatu dengan istrinya,
10:8 maka keduanya menjadi satu.' Jadi, mereka bukan lagi dua orang, melainkan satu.
10:9 Itu sebabnya, apa yang sudah disatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia!"
10:10 Setelah mereka masuk rumah, pengikut-pengikut-Nya bertanya kepada Yesus tentang hal itu.
10:11 Yesus berkata kepada mereka, "Siapa menceraikan istrinya lalu kawin dengan wanita lain, orang itu berzinah terhadap istrinya yang pertama itu.
10:12 Begitu juga wanita yang menceraikan suaminya lalu kawin dengan lelaki yang lain, ia pun berzinah."

Ayat Emas: Mrk 10:9
Itu sebabnya, apa yang sudah disatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia!"


Cinta Tak Kenal Waktu

            Ketika hendak memasuki halaman Gereja, Santi melihat seorang ibu yang sedang mendorong kursi roda. Dan di atas kursi roda itu duduklah suaminya yang menderita lumpuh. “Betapa beruntungnya ia memiliki istri seperti dia yang tetap setia mendampinginya ketika ia sedang menderita. Dan betapa mulianya hati hati sang ibu itu. Aku ingin memiliki cinta seperti ibu itu.” pikir Santi.
            Cinta sejati itu mempersatukan yang terpisah tanpa mengenal waktu dan keadaan. Jika seseorang telah memiliki cinta sejak awal mula, ia akan terus memilikinya sampai akhir. Baik dalam keadaan susah maupun senang, cinta itu tetap tinggal di dalam hatinya. Sebab sejak semula cinta itu telah menjadi miliknya, menjadi satu bagian dalam dirinya sendiri.
            Sejak hari ini juga, mari kita jadikan cinta Kristus sebagai bagian dari diri kita. Sebab dalam cinta Kristus itulah tercakup seluruh cinta kepada semua orang tanpa mengenal waktu. (Fun Fun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar