Senin, 07 November 2011

5 November 2011

Sabtu, 5 NOVEMBER 2011
Lukas 16:9-15

9 Lalu Yesus berbicara lagi, kata-Nya, "Dengarlah! Pakailah kekayaan dunia ini untuk mendapat kawan, supaya apabila kekayaan dunia ini sudah tidak berharga lagi, kalian akan diterima di tempat tinggal yang abadi.  10 Orang yang bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, bisa dipercayai juga dalam hal-hal besar. Tetapi orang yang tidak bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, tidak bisa dipercayai juga dalam hal-hal besar.  11 Jadi, kalau mengenai kekayaan dunia ini kalian sudah tidak dapat dipercayai, siapa mau mempercayakan kepadamu kekayaan rohani?  12 Dan kalau mengenai barang yang dimiliki orang lain, kalian terbukti tidak bisa dipercayai, siapa mau memberikan kepadamu apa yang menjadi milikmu?  13 Tidak seorang pun dapat bekerja untuk dua majikan; sebab ia akan lebih mengasihi yang satu daripada yang lain, atau ia akan lebih setia kepada majikan yang satu daripada yang lain. Begitulah juga dengan kalian. Kalian tidak dapat bekerja untuk Allah dan untuk harta benda juga."  14 Orang-orang Farisi mendengar semua yang dikatakan oleh Yesus. Lalu mereka menertawakan-Nya, sebab mereka suka uang.  15 Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Kalianlah orang yang di hadapan orang lain kelihatan benar, tetapi Allah tahu isi hatimu. Sebab apa yang dianggap tinggi oleh manusia, dipandang rendah oleh Allah.

Ayat Emas : “ Orang yang bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, bisa dipercayai juga dalam hal-hal besar. Tetapi orang yang tidak bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, tidak bisa dipercayai juga dalam hal-hal besar ( Luk. 16:10 )

Memimpin itu Tidak Mudah

                Sejak usai pemilihan ketua kelas, beberapa hari belakangan ini Llyas terlihat lebih suka membuat keributan di kelas. Ia telah beberapa kali dinasihati oleh Sisi, ketua kelasnya yang baru. Tapi semakin hari sikapnya menjadi semakin keterlaluan, akhirnya Sisi memberitahukan persoalan itu kepada Pak Victor, guru wali kelas mereka. Sampai akhirnya Llyas dipanggil ke kantor dan diberi sangsi untuk menyapu seluruh lantai di kelasnya. Kejadian itu membuat Llyas semakin sakit hati kepada Sisi dan ia mengancamnya. Indra yang melihat tindakan Llyas saat itu pun segera menghampirinya dan mencobanya bertanya  kepadanya secara baik-baik, “ Mengapa akhir-akhir ini sikapmu menjadi seperti ini, Llyas ? Tidakkah engkau tahu kalau sikapmu terus begini, maka teman-teman tidak aka nada yang mau bergaul denganmu lagi ? “ Biarkan saja ! Bukankah semua teman memang sudah tidak ada yang suka denganku ? kata Llyas. “ Lho ? Apa yang menjadikanmu merasa tidak kamu sukai ? Bukankah selama ini aku pun masih berteman denganmu ? Tanya Indra. “ Tapi kenyataannya mana ? Teman-teman justru lebih banyak yang memilih Sisi untuk menjadi ketua kelas ! kalau memang benar suka padaku, harusnya mereka memilih aku dong !” jawab Llyas dengan suara keras. Karena  perkataan Llyas itulah akhirnya Sisi dan Indra mengerti kenapa beberapa hari belakangan ia lebih suka memberontak itu karena ia ingin menjadi ketua kelas. Kemudian Sisi dan Indra menyampaikan hal itu kepada Pak Victor dan akhirnya Pak Victor mencoba untuk memberinya kesempatan menjadi ketua kelas. Namun ketika dipercaya menjadi ketua kelas, Llyas tidak mampu menjalankan tugas dan tanggungjawabnya secara baik. Bahkan ia sendiri justru sering melanggar aturan sekolah. Akhirnya Llyas dipanggil Pak Victor ke kantor dan ditegur, Bagaimana kamu dapat mengatur teman-teman sekelas, kalau mengatur diri sendiri saja tidak bisa ? demikianlah kata Pak Victor. Lantas, karena Llyas dianggap tak mampu menjalankan tugasnya, maka jabatan ketua kelas itupun kembali diserahkan kepada Sisi.
                Sikap Llyas itu seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi. Kesukaan mereka pada uang  telah menjadikan mereka selalu ingin menjadi pemimpin supaya dihormati dan mudah memperoleh kekayaan. Demikian halnya Llyas yang menganggap bahwa bila menjadi ketua kelas akan dihormati teman-temannya dan ia dapat berbuat semaunya. Sikap demikian sangat tidak disukai oleh Yesus. Oleh karena itu, Yesus menasehati supaya kita berhati-hati terhadap sikap serakah yang dapat merusak kebaikan-kebaikan yang ada di dalam diri kita dan tetap setia melayani Tuhan dan sesama dengan tulus hati. ( Anastasia Lamer )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar