Kamis, 24 November 2011

28 November 2011

Senin, 28 NOVEMBER 2011
Mat 8:5-11

5 Waktu Yesus masuk ke Kapernaum, seorang perwira Roma datang menjumpai Dia, dan minta tolong kepada-Nya.  6 "Bapak," kata perwira itu, "pelayan saya sakit di rumah. Ia berbaring lumpuh di tempat tidur dan menderita sekali."  7 Kata Yesus, "Aku akan pergi menyembuhkan dia."  8 "Tidak usah Pak," jawab perwira itu, "Saya tidak patut menerima Bapak di rumah saya. Bapak perintahkan saja. Nanti pelayan saya itu sembuh.  9 Sebab saya pun harus tunduk pada perintah atasan. Dan di bawah saya ada juga prajurit-prajurit yang harus tunduk pada perintah saya. Kalau saya menyuruh seorang prajurit, 'Pergi!' ia pun pergi. Saya mengatakan kepada yang lain, 'Mari sini!' ia pun datang; dan kalau saya memerintahkan hamba saya, 'Buatlah ini!' ia pun membuatnya."  10 Waktu Yesus mendengar apa yang dikatakan oleh perwira itu, Ia kagum sekali. Lalu Ia berkata kepada orang-orang yang sedang mengikuti Dia, "Bukan main orang ini. Di antara orang Israel pun belum pernah Aku menemukan iman sebesar ini!  11 Sungguh! Banyak orang akan datang dari timur dan barat untuk bersukaria bersama-sama Abraham, Ishak, dan Yakub di dalam Dunia Baru Allah.

Ayat Emas : Saya tidak patut menerima Bapak di rumah saya. Bapak perintahkan saja, nanti saya akan sembuh. ( Mat. 8:8 )
Berjaga-Jaga

                Pagi itu, Adi, Ida dan Dini sedang belajar kelompok. Mereka asyik belajar matematika. Ida dan Dini begitu perhatian mengikuti penjelasan Adi yang emang paling pandai diantara mereka. Sekali waktu Ida mengangkat tangan untuk meminta penjelasan.  Pada waktu lain lagi, Dini mengangkat tangan meminta penjelasan dari Adi. Dengan sabar Adi menjelaskan bagian yang tidak dimengerti oleh teman-temannya itu. Muka Ida dan Dini berseri-seri karena bisa menyelesaikan masalahnya bersama Adi.
                Adi, Ida, dan Dini adalah anak-anak yang rendah hati. Kerendahan hati mereka adalah kemauan untuk saling belajar satu dengan yang lain tanpa merasa malu untuk bertanya ketika tidak tahu. Orang yang mau bertanya biasanya adalah orang yang mau juga dianggap bodoh oleh yang lain. Dengan demikian, untuk bertanya sungguh membutuhkan keberanian dan terutama kerendahan hati.
                Demikian pula seorang perwira Romawi dipuji oleh Yesus karena mau mengakui kelebihan Yesus yang bisa menymbuhkan. Karena kerendahan hatinya pada akhirnya hambanya akan diselamatkan dan sembuh dari penyakitnya. Kita pun akan berhasil dalam banyak hal yang kita kerjakan bila mau mengakui kelebihan orang lain dan tidak menjadi malu untuk bertanya dan dipandang rendah. Seperti halnya Ida dan Dini yang mau mengakui kepandaian Adi dan belajar padanya. ( Br. Mungsi O’Carm )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar