Minggu, 13 November 2011

15 November 2011

Selasa, 15 NOVEMBER 2011
Luk 19:1-10
Ketika Yesus sampai di Yerikho, Ia berjalan terus melintasi kota itu.  2 Di kota itu ada seorang kepala penagih pajak yang kaya. Namanya Zakheus.  3 Ia ingin melihat siapa Yesus itu, tetapi karena orang terlalu banyak dan ia sendiri pendek, maka ia tidak berhasil melihat Yesus.  4 Jadi, ia berlari mendahului orang-orang, lalu memanjat sebatang pohon, supaya dapat melihat Yesus yang sebentar lagi akan lewat di situ.  5 Ketika Yesus sampai di pohon itu, Ia melihat ke atas lalu berkata, "Zakheus, turunlah cepat! Sebab Aku harus berkunjung ke rumahmu hari ini."  6 Zakheus cepat-cepat turun dan menyambut Yesus dengan gembira.  7 Semua orang yang melihat hal itu mulai menggerutu. Mereka berkata, "Cih! Ia pergi bertamu di rumah orang yang tidak baik!"  8 Kemudian di rumahnya, Zakheus berdiri dan berkata kepada Yesus, "Tuhan, separuh dari harta saya akan saya sedekahkan kepada orang miskin; dan siapa saja yang pernah saya tipu, akan saya bayar kembali kepadanya empat kali lipat!"  9 Lalu kata Yesus, "Pada hari ini engkau dan seluruh keluargamu diselamatkan oleh Allah dan diberikan hidup yang baru, sebab engkau juga keturunan Abraham.  10 Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan orang yang sesat."

Ayat Emas : “ Yesus sampai di pohon itu, Ia melihat ke atas lalu berkata, Zakeus, turunlah cepat! Sebab Aku harus berkunjung ke rumahmu hari ini. “ ( Luk. 19:5 )

Bersahabat Tanpa Membedakan

                Suatu hari Mardi meminta pada ayahnya untuk dibelikan celana sekolah yang baru sebab celana yang ia pakai sekarang telah robek. Namun ayahnya memintanya untuk menjahit bagian yang robek itu dengan jarum tangan dan tetap memakainya. Tanpa banyak kata, Mardi menuruti perkataan ayahnya dan beranjak pergi untuk mengambil jarum jahit yang terselip di bawah tumpukan pakaiannya. Ia sadar kalau dirinya memang anak orang miskin dan ia pun tak ingin memaksa ayahnya untuk menuruti permimntaannya.
                Keesokan harinya, ketika Mardi masuk sekolah terlihatlah oleh teman-temannya bekas jahitan itu dan mereka mengolok-oloknya. Namun tidaklah demikian dengan sikap Aldo. Ia justru menghampiri Mardi yang saat itu terlihat sedih. Aldo berusah menghibur Mardi dan terus menemani Mardi. Melihat sikap baik Aldo itu, Mardi pun mengucapkan terima kasih kepadanya dan bertanya, “Mengapa kamu tetap mau menemani aku ? Apakah kamu tidak malu berteman denganku ? lanjutnya,” Jujur, aku tidak mau membuat mu ikut menanggung malu dengan berteman denganku. Lebuh baik kamu tinggalkan aku saja ya Aldo.” Tetapi jawab Aldo,” tidak, aku tidak akan pernah meninggalkanmu dan aku ingin berteman denganmu. Soal celana kamu tidak usah khawatir. Nanti aku akan meminta ayahku untuk membelikannya untukmu. Tetapi persahabatan kita tidak akan pernah tergantikan oleh apapun, karena aku senang bersahabat denganmu. Sungguh  terpujinya sikap Aldo. Ia adalah contoh sahabat yang baik. Meskipun ia anak orang kaya, ia tetap mau bersahabat dan berbagi dengan Mardi yang miskin.
                Tanpa disadari, terkadang kita merasa malu bergaul dengan orang yang dianggap hina oleh banyak orang karena takut kalau kita pun akan dipandang sama hinanya, akan tetapi  tidaklah demikian dengan Yesus. Ia tetap mau bergaul dengan Zakeus yang dianggap paling hina karena banyaknya dosa yang pernah ia lakukan. Hari ini Aldo telah mengikuti teladan Yesus. Bagaimana dengan kita ? Apakah kita pun telah berbuat seperti yang dilakukan Yesus dan Aldo, ataukah sebaliknya. ( Karmila )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar