Rabu, 02 November 2011

3 November 2011

Kamis, 3 NOVEMBER 2011
Lukas 15:1-10
Pada suatu hari, banyak penagih pajak dan orang-orang yang dianggap tidak baik oleh masyarakat, datang mendengar Yesus.  2 Orang-orang Farisi dan guru-guru agama mulai mengomel. Mereka berkata, "Cih, orang ini menerima orang-orang yang tidak baik dan malah makan bersama mereka!"  3 Oleh sebab itu Yesus menceritakan kepada mereka perumpamaan ini,  4 "Andaikata seorang dari kalian mempunyai seratus ekor domba, lalu ia kehilangan seekor apakah yang akan dibuatnya? Pasti ia akan meninggalkan domba yang sembilan puluh sembilan ekor itu di padang rumput, dan pergi mencari yang hilang itu sampai dapat.  5 Dan kalau ia menemukan kembali domba itu, ia begitu gembira sehingga dipikulnya domba itu di bahunya,  6 lalu membawanya pulang. Kemudian ia memanggil kawan-kawan dan tetangga-tetangganya, dan berkata, 'Mari kita bergembira. Dombaku yang hilang sudah kutemukan kembali!'  7 Nah, begitulah juga di surga ada kegembiraan yang lebih besar atas satu orang berdosa yang bertobat, daripada atas sembilan puluh sembilan orang yang sudah baik dan tidak perlu bertobat."  8 "Atau andaikata seorang wanita mempunyai sepuluh uang perak, lalu kehilangan sebuah apakah yang akan dibuatnya? Ia akan menyalakan lampu dan menyapu rumahnya serta mencari di mana-mana sampai ditemukannya uang itu.  9 Pada waktu ia menemukan uang itu, ia memanggil teman-teman serta tetangga-tetangganya, lalu berkata, 'Aku senang sekali sudah menemukan kembali uangku yang hilang. Mari kita bergembira!'  10 Begitulah juga malaikat Allah gembira kalau ada satu orang jahat bertobat dari dosa-dosanya. Percayalah!"

Ayat Emas : “ Begitulah juga malaikat Allah gembira kalau ada satu orang jahat bertobat dari dosa-dosanya. Percayalah !” ( Luk. 15:10 )

Tak Pernah Ada Kata Terlambat
            Sore itu, Geri melihat ibu sedang duduk terdiam di kursi teras belakang rumah. Ia tahu kalau saat itu ibunya sedang sedih karena telah kehilangan uang yang sedianya hendak digunakan untuk membayar sekolah Rani, adik Geri. Setelah memandang beberapa saat wajah ibu yang terlihat murung itu, Geri menjadi sangat sedih dan menyesal karena telah mencuri uang ibu untuk jajan.
            Tak lama kemudian, Geri bergegas menghampiri ibu sambil menangis. Betapa terkejutnya ibu saat itu, yang melihat Geri tiba-tiba menghampirinya sambil menangis. Lantas, ada apa , nak ? Tanya ibu yang menjadi bingung melihat sikap Geri. “ Maafkan Geri, kata Geri. Sambil menangis sesegukan, lanjutnya, Geri menyesal. Geri mencuri uang ibu buat jajan. Perbuatan Geri telah menyusahkan hati ibu. “ “ Baiklah Geri, ibu memaafkanmu. Ibu senang kamu telah mengakui keslahanmu dan menysalnya. Tak pernah ada kata terlambat untuk memperbaikki kesalahan bagi kita,” kata ibu. Sejak saat itu Geri tidak pernah lagi mengulangi perbuatannya yang buruk dan ia senantiasa berusaha menyenangkan hati ibu dengan membantunya di rumah.
            Mengakui kesalahan dan berusaha memperbaikki sikap kita jauh lebih berarti dan sekedar penyesalan di bibir. Benarkah kata ibu Geri, tidak pernah ada kata terlambat bagi kita untuk bertobat dan menjadi anak yang baik. ( Volanda )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar