Selasa, 01 Maret 2011

7 Maret 2011

Senin, 7 Maret 2011
Mrk 12:1-12
12:1 Kemudian Yesus mulai berbicara dengan perumpamaan kepada imam-imam kepala, guru-guru agama dan pemimpin-pemimpin Yahudi itu. Yesus berkata, "Adalah seorang yang menanami sebidang kebun anggur, lalu memasang pagar di sekelilingnya. Sesudah itu ia menggali lubang untuk alat pemeras anggur, lalu ia mendirikan sebuah menara jaga. Sesudah itu ia menyewakan kebun anggur itu kepada beberapa penggarap lalu berangkat ke negeri lain.
12:2 Ketika sudah waktunya musim memetik buah anggur, orang itu mengirim seorang pelayannya kepada penggarap-penggarap kebun itu, untuk menerima bagiannya.
12:3 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap pelayan itu. Kemudian mereka memukulnya, lalu menyuruh dia pulang dengan tangan kosong.
12:4 Lalu pemilik kebun itu mengirim lagi seorang pelayannya yang lain. Tetapi penggarap-penggarap itu memukul kepala pelayan itu, lalu mengusirnya sambil mencaci maki.
12:5 Pemilik kebun itu mengirim lagi seorang pelayannya yang lain. Tetapi mereka membunuh pelayan itu. Dan begitulah seterusnya mereka memperlakukan banyak pelayan yang lain pula: ada yang dipukuli dan ada juga yang dibunuh.
12:6 Siapakah lagi yang dapat dikirim sekarang oleh pemilik kebun itu? Hanya tinggal seorang, yaitu anaknya sendiri yang dikasihinya. Jadi akhirnya ia mengirim anaknya itu kepada penggarap-penggarap itu. 'Pasti anak saya akan dihormati,' pikirnya.
12:7 Tetapi penggarap-penggarap itu berkata satu sama lain, 'Ini dia ahli warisnya. Mari kita bunuh dia, supaya kita mendapat warisannya!'
12:8 Maka anak itu ditangkap, lalu dibunuh. Mayatnya mereka buang ke luar kebun itu."
12:9 Lalu Yesus bertanya, "Apakah yang akan dilakukan oleh pemilik kebun itu? Pasti ia akan datang dan membunuh penggarap-penggarap itu, lalu menyerahkan kebun itu kepada penggarap-penggarap yang lain.
12:10 Kalian tentunya sudah membaca ayat ini dalam Alkitab, 'Batu yang tidak terpakai oleh tukang-tukang bangunan sudah menjadi batu yang terutama.
12:11 Inilah perbuatan Tuhan; alangkah indahnya!' "
12:12 Maka para pemuka bangsa Yahudi yang mendengar perumpamaan itu, berusaha menangkap Yesus, sebab mereka tahu perumpamaan itu ditujukan Yesus kepada mereka. Tetapi mereka takut akan orang banyak. Jadi, mereka pergi meninggalkan Yesus.

Ayat Emas : Maka para pemuka bangsa Yahudi yang mendengar perumpamaan itu, berusaha menangkap Yesus, sebab mereka tahu perumpamaan itu ditujukan Yesus kepada mereka. Tetapi mereka takut akan orang banyak. Jadi, mereka pergi meninggalkan Yesus.(Markus. 12:12).

MENGASAH HATI

Di sebuah asrama, ada seorang anak yang bernama Dodi, Ia dikenal sebagai anak yang suka usil. Ketika salah seorang temannya hendak duduk makan, tiba-tiba ia menarik kursi yang hendak diduduki itu sehingga temannya pun terjatuh. Tak lama kemudian, ketika temannya yang lain sedang melintas di dekat tempat ia duduk, dengan sengaja membuat kegaduhan sehingga teman-temannya tidak dapat belajar dengan tenang.Ia telah berulangkali dinasehati oleh pendamping asrama, namun ia tetap saja tidak mau mendengarkannya dan tetap suka menggu teman-temannya yang lain.
Suatu kali, saat retret sekolah ada salah seorang teman yang mengungkapkan isi hatinya, ia berkata,”Ada salah seorang temanku yang selama ini suka menjahili aku. Namun betapa jahilnya ia padaku, aku tetap menyayanginya, sebab aku tahu bahwa sebenarnya ia adalah anak yang baik. Oleh karenanya, aku tidak akan pernah berhenti menyayanginya. “ Mendengar perkataan itu, tiba-tibaDodi menangis dan menyadari kalau ternyata teman-temannya sangat menyayanginya meskipun ia telah sering menyakiti hati mereka. Rupanya, hati Dodi telah tersentuh oleh kebaikkan hati teman-temannya. Sejak saat itu Dodi berubah menjadi anak yang baik dan lebih suka menolong . Ketika mereka menyadari bahwa merekalah yang ditegur oleh Yesus melalui perumpamaanNya. Oleh karena itu, marilah kita setiap hari belajar mengasah hati untuk menjadi lebih peka dan terbuka terhadap kebaikan yang disampaikan kepada kita untuk membuat hidup kita menjadi lebih baik. ( Y. Sugiopranoto )

6 Maret 2011

Minggu, 6 Maret 2011
Mat 7:21-27
7:21 "Tidak semua orang yang memanggil Aku, 'Tuhan, Tuhan,' akan menjadi anggota umat Allah, tetapi hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.
7:22 Pada Hari Kiamat banyak orang akan berkata kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan, bukankah dengan nama-Mu kami sudah menyampaikan pesan Allah? Dan bukankah dengan nama Tuhan juga kami sudah mengusir roh-roh jahat serta mengadakan banyak keajaiban?'
7:23 Tetapi Aku akan menjawab, 'Aku tidak pernah mengenal kalian! Pergi dari sini, kalian yang melakukan kejahatan!' "
7:24 "Nah, orang yang mendengar perkataan-Ku ini, dan menurutinya, sama seperti orang bijak yang membangun rumahnya di atas batu.
7:25 Pada waktu hujan turun, dan air banjir datang serta angin kencang memukul rumah itu, rumah itu tidak roboh sebab telah dibangun di atas batu.
7:26 Dan orang yang mendengar perkataan-Ku ini, tetapi tidak menurutinya, ia sama seperti orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir.
7:27 Pada waktu hujan turun, dan air banjir datang serta angin kencang memukul rumah itu, rumah itu roboh. Dan kerusakannya hebat sekali!"
Ayat Emas : "Tidak semua orang yang memanggil Aku, 'Tuhan, Tuhan,' akan menjadi anggota umat Allah, tetapi hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga (Matius. 7:21).

BUKAN CUMA TEORI

Banyak teman-teman Dido mengakui bahwa ia memang anak yang sangat pandai selain pandai, Dido juga aktif mengikuti kegiatan sekolah. Bahkan juga rajin mengikuti kegiatan Gereja sehingga dikenal oleh banyak orang. Tapi saying, kepandaiannya itu telah menjadikan dirinya merasa diri paling hebat dan suka memerintah teman-temannya. Menurut kemauannya sendiri. Bila seorang teman yang tidak menurut kemauannya sendiri, ia langsung marah dan tidak mau melibatkan temannya itu dalam kegiatan bersama di Gereja. Akibat dari sifatnya yang pemarah dan semaunya sendiri itu, menjadikan teman-temannya tidak mau mengikuti kegiatan Gereja lagi.
Sikap seperti yang ditunjukkan Dido ini sangat tidak baik. Meskipun ia pandai, namun sifatnya yang pemarah itu dapat menjadikan teman-temannya semakin menjauh dari Gereja. Jadi kepandaian bukanlah menjadi yang utama tapi teladan hidup yang baik itulah yang lebih penting.
Mari kita lebih menghayati cara hidup yang baik daripada sekedar pandai berkata-kata. ( April )

5 Maret 2011

Sabtu, 5 Maret 2011
Mrk 11:27-33
11:27 Mereka kembali lagi ke Yerusalem. Dan pada waktu Yesus berjalan berkeliling di dalam Rumah Tuhan, imam-imam kepala, guru-guru agama dan pemimpin-pemimpin Yahudi datang kepada-Nya.
11:28 Mereka bertanya, "Atas dasar apa Engkau melakukan semuanya ini? Siapa yang memberi hak itu kepada-Mu?"
11:29 Yesus menjawab, "Aku juga mau bertanya kepada kalian. Jawablah dan Aku akan mengatakan kepadamu dengan hak siapa Aku melakukan hal-hal ini.
11:30 Yohanes membaptis dengan hak siapa, Allah atau manusia?"
11:31 Lalu imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi mulai berunding di antara mereka. Mereka berkata, "Kalau kita katakan, 'Dengan hak Allah,' Ia akan berkata, 'Mengapa kalian tidak percaya kepada Yohanes?'
11:32 Tetapi sulit juga untuk berkata, 'Dengan hak manusia.' " Sebab mereka takut akan orang banyak, karena semua orang menganggap Yohanes seorang nabi.
11:33 Jadi, mereka menjawab, "Kami tidak tahu." Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Kalau begitu, Aku pun tidak mau mengatakan kepadamu dengan hak siapa Aku melakukan semuanya ini."

Ayat Emas : Mereka bertanya, "Atas dasar apa Engkau melakukan semuanya ini? Siapa yang memberi hak itu kepada-Mu?" (Markus 11:28).

PENYEBERANG JALAN

Pak Romi bekerja sebagai penjaga sekolah yang tugasnya menyeberangkan anak-anak setiap kali hendak masuk maupun pulang dari sekolah. Meskipun usianya sudah tua, namun pak Romi masih tetap terlihat bersemangat melakukan tugasnya itu. Ia pun sangat ramah terhadap semua orang. Kareana kebaikan hatinya itulah, setiap hari libur anak-anak memasukkan kartu ucapan selamat ke dalam sakunya. Pada hari yang panas, Bu Asih yang rumahnya dekat Pak Romi, biasanya memberinya segelas sirup segar dan beberapa potong kue. Setiap kali diberi, Pak Romi terlihat malu-malu mengucapkan terima kasih padanya.
Kemudian, pada suatu hari ada seseorang mengetuk pintu samping rumah Bu Asih dan saat dibuka terlihat Pak Romi yang sedang berdiri di muka pintu sambil membawa seplastik buah jeruk dan sekantung jagung muda yang baru dietiknya dari kebun. Saat itu ia pun terlihat malu-malu sambil berkata,” Saya bawakan ini untuk anda, Bu Asih, sebagi ucapan terima kasih atas kebaikan anda. “ Pak Romi tidak perlu melakukan semuanya ini,” sahut Bu Asih, “ pemberian saya tidaklah berarti apa-apa.” Namun kata Pak Romi, “ Mungkin semua itu tidak berarti apa-apa bagi ibu. Tapi bagi saya, apa yang telah dilakukan Bu Asih itu lebih dari yang dilakukan oleh siapapun. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih.”
Pak Romi yang pemalu itu telah menjadi teladan yang baik kepada semua orang yang telah mendapatkan kuasa dari atasan dalam menjalankan tugasnya. Jadi, kekuasaan itu sebenarnya merupakan tugas dan tanggung jawab yang harus kita laksanakan dengan baik. Mari kita jaga setiap kepercayaan yang telah diberikan kepada kita dan mengerjakan setiap tugas dengan sebaik-baiknya. ( Greg )

4 Maret 2011

Jumat, 4 Maret 2011

Mrk 11:11-26
11:11 Akhirnya Yesus sampai di Yerusalem, lalu masuk ke Rumah Tuhan. Di situ Ia memperhatikan sekeliling-Nya. Tetapi karena sudah hampir gelap, Ia kemudian berangkat ke Betania bersama-sama dengan kedua belas pengikut-Nya.
11:12 Keesokan harinya, ketika mereka sedang berjalan keluar dari Betania, Yesus lapar.
11:13 Dari jauh Ia melihat sebatang pohon ara yang daunnya lebat. Jadi Ia pergi ke pohon itu untuk melihat apakah ada buahnya. Tetapi ketika Ia sampai di pohon itu, Ia tidak menemukan apa-apa, kecuali daun-daun saja, sebab pada waktu itu belum musim buah ara.
11:14 Lalu Yesus berkata kepada pohon ara itu, "Mulai sekarang tidak ada seorang pun yang akan makan buah daripadamu lagi!" Pengikut-pengikut Yesus mendengar ucapan itu.
11:15 Kemudian mereka sampai di Yerusalem, dan Yesus pergi lagi ke Rumah Tuhan. Di situ Ia mulai mengusir semua orang yang berjual beli di tempat itu. Ia menjungkirbalikkan meja-meja para penukar uang, dan bangku-bangku penjual burung merpati.
11:16 Dan tidak seorang pun yang diizinkan-Nya membawa apa saja melalui halaman Rumah Tuhan itu.
11:17 Kemudian Yesus mengajar orang-orang di situ. Ia berkata, "Di dalam Alkitab tertulis begini: Allah berkata, 'Rumah-Ku akan disebut rumah tempat berdoa untuk segala bangsa.' Tetapi kalian menjadikannya sarang penyamun!"
11:18 Imam-imam kepala dan guru-guru agama mendengar ucapan itu. Maka mereka mulai mencari jalan untuk membunuh Yesus. Mereka takut kepada-Nya, karena semua orang kagum mendengar ajaran-Nya.
11:19 Menjelang malam, Yesus dan pengikut-pengikut-Nya meninggalkan kota itu.
11:20 Pagi-pagi keesokan harinya, waktu mereka melewati pohon ara itu, mereka melihat pohon itu sudah mati sampai ke akar-akarnya.
11:21 Lalu Petrus teringat akan peristiwa sehari sebelumnya. Maka Petrus berkata kepada Yesus, "Bapak Guru, coba lihat! Pohon ara yang Bapak kutuk itu sudah mati!"
11:22 Yesus menjawab, "Percayalah kepada Allah.
11:23 Sungguh kalian dapat berkata kepada bukit ini, 'Terangkatlah dan terbuanglah ke dalam laut!' maka hal itu akan dilakukan bagi kalian; asal kalian tidak ragu-ragu, dan kalian percaya bahwa yang kalian katakan itu akan benar-benar terjadi.
11:24 Sebab itu ingatlah ini: Apabila kalian berdoa dan minta sesuatu, percayalah bahwa Allah sudah memberikan kepadamu apa yang kalian minta, maka kalian akan menerimanya.
11:25 Dan kalau kalian berdoa, tetapi hatimu tidak senang terhadap seseorang, ampunilah orang itu dahulu, supaya Bapamu di surga juga mengampuni dosa-dosamu.
11:26 [Kalau kalian tidak mengampuni orang lain, Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni dosamu. "

Ayat Emas : Kalau kalian tidak mengampuni orang lain, Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni dosamu (Markus.11:26).

MEMAAFKAN ITU MEMBAHAGIAKAN


Pada suatu hari, Doni mendapatkan hadiah sepeda baru dari papanya. Kemudian ia mengajak Budi, sahabatnya yang pandai bersepeda. Namun, tanpa sengaja Budi menjatuhkan sepeda baru Doni dan menjadikan kotor. Mengetahui hal itu, marahlah Doni bahkan ia justru menjadi semakin marah ketika mendengar permintaan maaf Budi. Karena sangat kesal. Doni pun segera mengayuh sepedanya kencang-kencang dan meninggalkan Budi seorang diri. Namun, tiba-tiba…gedubrak!! Doni terperosok di selokan dan sepedanya menjadi semakin kotor. Kemudian Budi segera menghampiri dan menolong Doni yang sedang kesakitan. Mengetahui kebaikan Budi itu, hati Doni pun kembali tergerak untuk memafkan Budi dan ia meminta maaf kepada Budi karena telah menyakiti hati Budi. Sejak peristiwa itu, mereka berdua menjadi semakn akrab seperti saudara. Ternyata, memaafkan itu lebih membahagiakan bagi kita. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk saling memaafkan demi kedamaian hidup bersama. ( Magda )


3 Maret 2011

Kamis, 3 Maret 2011
Mrk 10:46-52
10:46 Mereka tiba di Yerikho. Dan waktu Yesus dengan pengikut-pengikut-Nya serta orang banyak meninggalkan kota itu, seorang buta sedang duduk minta-minta di pinggir jalan. Namanya Bartimeus, anak dari Timeus.
10:47 Ketika ia mendengar bahwa yang sedang lewat itu adalah Yesus orang Nazaret, ia berteriak, "Yesus, Anak Daud! Kasihanilah saya!"
10:48 Ia dimarahi oleh banyak orang dan disuruh diam. Tetapi ia lebih keras lagi berteriak, "Anak Daud, kasihanilah saya!"
10:49 Maka Yesus berhenti lalu berkata, "Panggillah dia." Jadi mereka memanggil orang buta itu. Mereka berkata kepadanya, "Tenanglah! Kau dipanggil Yesus, bangun!"
10:50 Orang buta itu pun melemparkan jubahnya, lalu cepat-cepat berdiri dan pergi kepada Yesus.
10:51 "Apa yang kauingin Aku perbuat untukmu?" tanya Yesus kepadanya. Orang buta itu menjawab, "Pak Guru, saya ingin melihat."
10:52 "Pergilah," kata Yesus, "karena engkau percaya kepada-Ku, engkau sembuh." Pada saat itu juga orang itu dapat melihat. Lalu ia mengikuti Yesus di jalan.

Ayat Emas : "Pergilah," kata Yesus, "karena engkau percaya kepada-Ku, engkau sembuh." (Markus 10:52).

KESOMBONGAN YANG SIA – SIA

Satria adalah murid kelas IV SD yang jago berenang. Dalam setiap perlombaan renang, ia selalu mendapatkan gelar juara. Ketika libur sekolah, orang tuanya mengajaknya bertamasya ke pantai. Satria pun menyambut ajakan itu dengan sangat riang. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sampailah mereka di sebuah pantai yang sangat indah. Ketika dilihatnya deburan ombak dan birunya laut yang sangat menawan itu, Satria pun menjadi tak sabar untuk berenang. Melihat Satria yang sedang berlarian itu, ayahnya, berpesan untuk berhati-hati. Sambil tetrus berlari ke laut, ia berteriak pada ayahnya, “ Tenang ayah, aku akan pandai berenang. Aku pasti bisa menjaga diri ! “ Tanpa disadari, kesombongannya telah menguasai dirinya.
Ketika sedang asyik berenang, Satria sama sekali tak menduga kalau ternyata ada ombak besar yang tiba-tiba datang menghampirinya dan tak sempat lagi menghindari gelombang itu. Kali ini, ia benar-benar tak dapat berbuat apa-apa lagi kecuali berteriak minta tolong dan mencoba bertahan dengan terus berusaha mengulurkan kedua tangannya untuk meraih appun yang dapat ia pegang untuk menyelamatkan dirinya. Dan sekali lagi, tanpa disadarinya ada dua tangan yang berhasil ia pegang. Karena merasa telah kehabisan tenaga, Satria membiarkan kedua tangan itu menopangnya dan membawanya kembali ke darat. Dan setelah siuman, Satria baru menyadari bahwa kini dirinya berada di pangkuan ayahnya. Barkat ayahnya itu, akhirnya ia pun selamat.
Kita pun seringkali bersikap seperti Satria yang merasa diri hebat, dapat melakukan segala sesuatu tanpa membutuhkan bantuan orang lain. Tanpa disadari, bahwa sebenarnya perasaan seperti itu merupakan kelemahan terbesar yang kita miliki. Karena itu, marilah kita mau belajar untuk rendah hati mengakui bahwa sesungguhnya kita adalah makhluk yang lemah dan masih membutuhkan bantuan orang lain. Untuk menjadi rendah hati, sangat dibutuhkan keberanian. Barani dianggap lemah, berani diejek teman, dan menghadapi semuanya itu dengan tabah serta tetap berharap pada pertolongan Tuhan yang pasti menyelamatkan kita . ( Lusy )

2 Maret 2011

Rabu, 2 Maret 2011
Mrk 10:32-45
10:32 Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Yesus berjalan di depan, dan pengikut-pengikut-Nya cemas semuanya. Dan orang-orang yang mengikuti mereka dari belakang pun merasa takut. Kemudian Yesus memanggil lagi pengikut-pengikut-Nya tersendiri dan memberitahukan kepada mereka apa yang akan terjadi nanti atas diri-Nya.
10:33 "Dengarlah," kata-Nya, "kita sekarang sedang menuju Yerusalem. Di sana Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan guru-guru agama. Ia akan dihukum mati, kemudian diserahkan kepada orang-orang bukan Yahudi.
10:34 Mereka akan mengolok-olok Dia, meludahi Dia, menyiksa Dia, dan menyalibkan Dia. Tetapi pada hari ketiga Ia akan bangkit."
10:35 Lalu Yakobus dan Yohanes, yaitu anak-anak Zebedeus, datang kepada Yesus. "Bapak Guru," kata mereka, "ada suatu hal yang kami ingin Bapak lakukan untuk kami."
10:36 "Apa yang kalian ingin Aku perbuat bagimu?" tanya Yesus.
10:37 Mereka menjawab, "Kami ingin duduk di kanan kiri Bapak, apabila Bapak bertakhta dengan mulia."
10:38 "Kalian tidak tahu apa yang kalian minta," kata Yesus kepada mereka, "Sanggupkah kalian minum dari piala penderitaan yang akan Aku minum dan masuk ke dalam kancah penderitaan yang akan Aku masuki?"
10:39 "Sanggup," jawab mereka. Maka Yesus berkata lagi kepada mereka, "Memang kalian akan minum dari piala penderitaan yang akan Aku minum, dan masuk ke dalam kancah penderitaan yang akan Aku masuki.
10:40 Tetapi mengenai siapa yang akan duduk di kanan atau kiri-Ku, itu bukan Aku yang berhak menentukan. Allah yang menentukan siapa-siapa yang akan duduk di tempat-tempat itu."
10:41 Ketika sepuluh pengikut Yesus yang lainnya itu mendengar hal itu, mereka marah kepada Yakobus dan Yohanes.
10:42 Jadi Yesus memanggil mereka semuanya, lalu berkata, "Kalian tahu bahwa pemimpin-pemimpin bangsa yang tidak mengenal Allah menindas rakyatnya. Dan pembesar-pembesar mereka menekan mereka.
10:43 Tetapi kalian tidak boleh begitu! Sebaliknya, orang yang mau menjadi besar di antara kalian, ia harus menjadi pelayanmu.
10:44 Dan orang yang mau menjadi yang pertama di antara kalian, harus menjadi hamba bagi semua.
10:45 Sebab Anak Manusia pun tidak datang untuk dilayani. Ia datang untuk melayani dan untuk menyerahkan nyawa-Nya untuk membebaskan banyak orang.

Ayat Emas : Orang yang mau menjadi besar di antara kalian, ia harus menjadi pelayanmu (Markus 10:43b).

MENJADI PELAYAN

Maria adalah anak tertua dari sejumlah anak panti asuhan. Ia menyadari sebagai anak yang paling besar harus memberi contoh yang baik bagi adik-adiknya, dan sesadah sewajarnya bila ia merasa harus bertanggungjawab memperhatikan semua adik-adiknya. Ia pun selalu berusaha mambantu adik-adiknya untuk mengerjakan tugas-tugas yang lain, termasuk dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Demikian pula bila hari menjelang sore, ia membantu memandikan adik-adik.
Pelayanan Maria turut membawa kebahagiaan bagi keluarga besar Panti Asuhan tersebut hingga pada akhirnya ia sangat dipercaya untuk mengurus seluruh urusan rumah tangga. Maria telah mewujudkan Sabda Tuhan Yesus hari ini. Dengan menjadi pelayanan, kini Maria telah menjadi yang terbesar di antara yang lain. Mulai hari ini, marilah kita melayani semua orang dengan tulus hati dan melakukannya dengan gembira. ( Caecilia E )

1 Maret 2011

Selasa, 1 Maret 2011
Mrk 10:28-31
10:28 Lalu Petrus berkata, "Lihatlah, kami sudah meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Bapak."
10:29 Kata Yesus, "Percayalah: orang yang sudah meninggalkan rumah tangganya, atau saudaranya yang laki-laki atau perempuan, atau ibunya, atau bapaknya, atau anak-anaknya, ataupun sawah ladangnya karena Aku dan karena Kabar Baik dari Allah,
10:30 orang itu akan menerima lebih banyak pada masa sekarang ini. Ia akan mendapat seratus kali lebih banyak rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak, sawah ladang, -- dan siksaan juga. Dan nanti di zaman yang akan datang, orang itu akan menerima hidup sejati dan kekal.
10:31 Tetapi banyak orang yang sekarang ini pertama akan menjadi yang terakhir dan banyak yang sekarang ini terakhir akan menjadi yang pertama.

Ayat Emas : Tetapi banyak orang yang sekarang ini pertama akan menjadi yang terakhir dan banyak yang sekarang ini terakhir akan menjadi yang pertama (Markus 10:31).

“ BUAH KETEKUNAN “

Keluarga Pak Budi mempunyai dua orang anak. Anak yang pertama bernama Danu, ia sangat cerdas sehingga sering menerima pujian dari Pak Budi. Karena banyaknya pujian yang diterima Danu, akhirnya ia menjadi sombong dan suka meremehkan teman-temannya. Sedangkan anak kedua yang bernama Dino kurang pandai. Oleh karena itu, ia pun jarang dipuji oleh kedua orang tuanya, bahkan sering diolok-olok Danu.
Meskipun Dino adalah anak yang tidak pandai, akan tetapi ia adalah anak yang baik hati. Ia tidak pernah marah dan membalas ejekan kakaknya, Danu. Sebaliknya, ia justru selalu mendoakan kakanya. Selain berdoa,  ia pun tekun belajar.
Ketika tiba di akhir tahun pelajaran ternyata Dino mendapat rangking 3, sedangkan Danu tidak memperoleh juara apapun, bahkan nilai-nilainya pun jauh di bawah adiknya. Kesabaran dan ketekunan Dino selama ini telah membuahkan kebahagiaan bagi dirinya dan kedua orang tuanya.
Kesabaran membuahkan kedamaian, dan ketekunan membuahkan keberhasilan. Orang yang tekun selalu lebih berhasil bila dibandingkan dengan orang yang pandai tetapi malas. Oleh karena itu, marilah kita belajar bersabar dalam menghadapi setiap persoalan dan tetap tekun melakukan semua yang baik serta selalu membawanya dalam doa sehingga Tuhan pun turut bekerja di dalam diri kita. ( Maria Ernest )