Rabu, 16 Februari 2011

18 Februari 2011

Jumat, 18 Februari 2011
Markus 8 : 34 – 9 : 1

8:34 Kemudian Yesus memanggil orang banyak yang ada di situ bersama-sama dengan pengikut-pengikut-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, "Orang yang mau mengikuti Aku, harus melupakan kepentingannya sendiri, kemudian memikul salibnya, dan terus mengikuti Aku.
8:35 Sebab orang yang mau mempertahankan hidupnya, akan kehilangan hidupnya. Tetapi orang yang mengurbankan hidupnya untuk-Ku dan untuk Kabar Baik dari Allah, akan menyelamatkannya.
8:36 Apa untungnya bagi seseorang, kalau seluruh dunia ini menjadi miliknya, tetapi ia kehilangan hidupnya?
8:37 Dapatkah hidup itu ditukar dengan sesuatu?
8:38 Kalau seseorang malu mengakui Aku dan pengajaran-Ku pada zaman durhaka dan jahat ini, Anak Manusia juga akan malu mengakui orang itu, pada waktu Ia datang nanti dengan kuasa Bapa-Nya, disertai malaikat-malaikat yang suci."
9:1 "Ketahuilah!" kata Yesus. "Dari antara kalian di sini ada yang tidak akan mati, sebelum melihat Allah memerintah dengan kuasa!"

Ayat Emas: Mrk 8:34
Orang yang mau mengikuti Aku, harus melupakan kepentingannya sendiri, kemudian memikul salibnya, dan terus mengikuti Aku.

Mengikuti Yesus

Sewaktu Rani hendak berangkat ke Gereja, ia bertemu dengan Ester yang sedang asyik bermain boneka di halaman rumahnya. Ester adalah teman Gereja Rani, namun Ester sangat jarang ke Gereja. Kali ini, Rani mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepada Ester, “Kenapa kamu tidak mau ke Gereja, Ester?”. “Malas. Lebih enakan main,” jawab Ester singkat. Rani pun kembali berkata, “Mana enaknya main sendirian gitu. Lebih seru kalau kita main bersama kan…” belum selesai Rani bicara, dengan semangat Ester segera menyahutnya, “Iya, iya…ayo kita main bareng.” Lagi kata Rani, “Iya, tapi aku kan mau ke Gereja dulu. Gimana kalau kita sama-sama ke Gereja dulu, abis itu baru main bersama?” usul Rani. “Iya dah, aku mau. Tapi tunggu aku mandi dulu ya.” jawab Ester sambil bergegas mandi dan akhirnya mereka pun berangkat ke Gereja bersama-sama. Rani telah berhasil mengusir kemalasan Ester.
Memang demikianlah seharusnya, kita harus berani menyangkal kemalasan kita untuk datang kepada Kristus. Sebab, bila kita tidak berani mencabut akar kemalasan itu, lama kelamaan kita akan menjadi jauh dari Tuhan. Demikianlah Rani, ia sungguh-sungguh telah meneladani Yesus dengan mengajak Ester untuk datang mengikuti Kristus. (Sri Anggraeni)

Selasa, 08 Februari 2011

17 Februari 2011

Kamis, 17 Februari 2011

Markus 8 : 27 – 33

8:27 Yesus dan pengikut-pengikut-Nya pergi ke desa-desa di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Yesus bertanya kepada mereka, "Menurut kata orang, siapakah Aku ini?"
8:28 Mereka menjawab, "Ada yang berkata: Yohanes Pembaptis; ada juga yang berkata Elia, dan yang lain lagi berkata: salah seorang nabi."
8:29 "Tetapi menurut kalian sendiri, Aku ini siapa?" tanya Yesus. Petrus menjawab, "Bapak adalah Raja Penyelamat!"
8:30 Lalu Yesus memperingatkan mereka, supaya tidak memberitahukan kepada siapa pun tentang diri-Nya.
8:31 Setelah itu, Yesus mulai mengajar pengikut-pengikut-Nya bahwa Anak Manusia mesti menderita banyak, dan akan ditentang oleh pemimpin-pemimpin, imam-imam kepala, dan guru-guru agama. Ia akan dibunuh, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan kembali.
8:32 Dengan jelas sekali Yesus memberitahukan hal itu kepada pengikut-pengikut-Nya. Maka Petrus menarik Yesus ke samping, dan menegur Dia.
8:33 Tetapi Yesus menoleh dan memandang pengikut-pengikut-Nya, lalu menegur Petrus, "Pergi dari sini, Penggoda! Pikiranmu itu pikiran manusia; bukan pikiran Allah!

Ayat Emas: Mrk 8:31b
Anak Manusia mesti menderita banyak, dan akan ditentang oleh pemimpin-pemimpin, imam-imam kepala, dan guru-guru agama.

Akibat Perbuatan

            Niko dan Bagas telah berteman akrab sejak kecil. Bahwa sampai sekarang mereka masih suka bermain mobil-mobilan bersama. Suatu hari, Niko membeli motor-motoran baru dan menunjukkannya kepada Bagas supaya dapat dipakai untuk bermain bersama. Karena sangat tertarik dengan mainan itu, Bagas meminjamnya untuk dibawa dan meminta ayahnya untuk membelikannya mainan yang sama. Namun saat itu ayah sedang tidak memiliki uang yang cukup untuk membelikannya. Kemudian, Bagas mengembalikan motor-motoran itu pada Niko dan mereka kembali bermain bersama. Setelah selesai bermain, mereka pun mengemasi mainan mereka dan memasukkannya ke dalam kotak mainan. Namun, kali ini Bagas tidak memasukkan motor-motoran itu ke dalam kotak mainan, tetapi ia sengaja menyembunyikan motor-motoran itu di balik bajunya dan membawanya pulang tanpa sepengetahuan Niko. Bagas telah mencuri motor-motoran Niko. Keesokan harinya, Bagas tidak datang ke rumah Niko untuk bermain bersama seperti biasanya. Karena itu, Niko bermain sendirian. Namun ketika ia ingin bermain motor-motoran barunya ternyata mainan itu tidak ada di dalam kotak mainan. Maka Niko pun mencoba datang ke rumah Bagas dan menanyakan kepadanya, tapi Bagas tidak mau mengaku bila telah mengambilnya. Akan tetapi, ketika hendak pulang, tanpa sengaja Niko melihat motor-motoran itu berada di balik pintu. Ternyata Bagas baru saja memakainya untuk bermain dan menyembunyikannya di tempat tersebut. Tak lama kemudian, ayah Bagas pun mengetahui kejadian itu dan ia turut menanggung malu atas perbuatan Bagas.
Ketika kita melakukan perbuatan buruk, sesungguhnya bukan diri kita saja yang akan menanggung akibatnya, melainkan juga akan berdampak pada orang lain. Karena itu, mari kita menjaga sikap kita untuk selalu berbuat baik dan jujur.(Vina)

16 Februari 2011

Rabu, 16 Februari 2011

Markus 8 : 22 – 26

8:22 Mereka sampai di Betsaida. Di situ orang membawa seorang buta kepada Yesus, dan minta supaya Ia menjamah orang buta itu untuk menyembuhkannya.
8:23 Maka Yesus memegang tangan orang buta itu dan menuntun dia ke luar kota itu. Kemudian Yesus meludahi mata orang itu. Ia meletakkan tangan-Nya pada mata orang itu, lalu bertanya kepadanya, "Dapatkah engkau melihat sesuatu sekarang?"
8:24 Orang itu melihat ke depan, lalu berkata, "Ya. Saya melihat orang berjalan-jalan; tetapi mereka kelihatan seperti pohon."
8:25 Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu. Kali ini orang itu berusaha melihat dengan sedapat-dapatnya. Matanya sembuh, dan ia melihat semuanya dengan jelas sekali.
8:26 Lalu Yesus berkata kepadanya, "Pulanglah, dan jangan kembali ke kota itu."

Ayat Emas: Mrk 8:23
Ia bertanya kepadanya, "Dapatkah engkau melihat sesuatu sekarang?"

Semua Butuh Proses

            Suatu hari Vera sakit panas. Lalu ayahnya memberinya obat, namun panasnya tidak kunjung turun. Kemudian, ayahnya lekas menggendong Vera dan membawanya ke puskesmas. Setelah diperiksa dan diberi obat oleh dokter, ayahpun kembali berjalan kaki sambil menggendong Vera. Dengan sabar ayah menjaga Vera dan tak henti-hentinya berdoa untuk kesembuhan Vera. Setelah istirahat beberapa hari dan rutin meminum obat sesuai dengan petunjuk dokter, maka sembuhlah Vera dan hati sang ayah pun kembali lega.
            Selain membutuhkan obat, orang yang sedang sakit juga membutuhkan waktu untuk proses kesembuhannya. Demikian pula kita yang dulu masih bayi, untuk tumbuh besar dan menjadi dewasa pun membutuhkan waktu dan proses. Bagaimanapun, haruslah selalu disadari bahwa selama masih tinggal di dunia ini kita tidak pernah dapat melepaskan diri dari apa yang disebut hukum alam, bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini selalu membutuhkan waktu dan proses. Bila kita menyadari kebenaran ini, kita tidak akan menuntut banyak hal yang tidak sesuai dengan hukum alam tersebut dan kita menjadi semakin percaya bahwa Tuhan telah mengatur semuanya itu untuk kebaikan hidup kita.
            Mari kita belajar bersabar dan setia mengikuti aturan Tuhan serta percaya bahwa Ia telah merancang semuanya itu untuk kebaikan kita.(Valent).

15 Februari 2011

Selasa, 15 Februari 2011

Markus 8 : 14 – 21

8:14 Pengikut-pengikut Yesus lupa membawa cukup roti. Mereka hanya mempunyai sebuah roti di perahu.
8:15 "Hati-hatilah terhadap ragi orang-orang Farisi dan ragi Herodes," kata Yesus kepada mereka.
8:16 Maka pengikut-pengikut Yesus itu mulai mempercakapkan hal itu. Mereka berkata, "Ia berkata begitu, sebab kita tidak punya roti."
8:17 Yesus tahu apa yang mereka persoalkan. Sebab itu Ia bertanya kepada mereka, "Mengapa kalian persoalkan tentang tidak punya roti? Apakah kalian tidak tahu dan belum mengerti juga? Begitu tumpulkah pikiranmu?
8:18 Kalian punya mata -- mengapa tidak melihat? Kalian punya telinga -- mengapa tidak mendengar? Tidakkah kalian ingat
8:19 akan lima roti itu yang Aku belah-belah untuk lima ribu orang? Berapa bakul penuh kelebihan makanan yang kalian kumpulkan?" "Dua belas," jawab mereka.
8:20 "Dan waktu Aku membelah-belah tujuh roti untuk empat ribu orang," tanya Yesus lagi, "berapa bakul kelebihan makanan yang kalian kumpulkan?" "Tujuh," jawab mereka.
8:21 "Nah, belumkah kalian mengerti juga?" kata Yesus lagi

Ayat Emas: Mrk 8:15
"Hati-hatilah terhadap ragi orang-orang Farisi dan ragi Herodes," kata Yesus kepada mereka.


Tergoda

            Fredy anak orang kaya, namun sangat sombong dan suka merendahkan orang lain. Sedangkan Udin anak orang miskin, namun pandai. Selain sombong, Fredy sangat malas belajar dan tidak pernah mau mengerjakan PR. Karena kemalasannya, Fredy mencoba mendekati Udin dan membelikan jajanan kepadanya asalkan ia mau mengerjakan PRnya. Demikian juga setiap kali ada ulangan, Udin selalu diminta untuk memberinya jawaban. Ternyata Udin merasa senang menerima pemberian Fredy dan mau melakukan semua hal yang diminta Fredy. Lama kelamaan, perbuatan Fredy dan Udin itu diketahui oleh guru mereka dan mereka diberi sangsi untuk mengerjakan ulangan lagi di dalam kantor sambil diawasi oleh guru mereka itu. Akhirnya Fredy tidak naik kelas karena nilainya yang sangat buruk dan Udin sangat menyesali perbuatannya karena telah tergoda oleh pemberian Fredy sehingga membuat Fredy semakin malas belajar sampai tidak naik kelas.
            Tanpa disadari, kesombongan Fredy telah menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam kesusahan. Dan karena tidak berhati-hati, Udin telah terpengaruh pada oleh tawaran Fredy yang kelihatannya menyenangkan namun justru mencelakakannya. Mari kita mewaspadai sikap hidup kita sendiri agar tidak menyesal di kemudian hari.(Cisilia M).

14 Februari 2011

Senin, 14 Februari 2011

Markus 8 : 11 – 13

8:11 Beberapa orang Farisi datang kepada Yesus, dan mulai berdebat dengan Dia untuk menjebak-Nya. Mereka minta Yesus membuat keajaiban sebagai tanda bahwa Ia datang dari Allah.
8:12 Yesus mengeluh lalu menjawab, "Apa sebab orang-orang zaman ini minta Aku membuat keajaiban? Tidak! Aku tidak akan memberikan tanda semacam itu kepada mereka!"
8:13 Lalu Yesus meninggalkan mereka, dan masuk ke dalam perahu; kemudian berangkat ke seberang danau itu
Ayat Emas: Mrk 8:12
"Apa sebab orang-orang zaman ini minta Aku membuat keajaiban? Tidak! Aku tidak akan memberikan tanda semacam itu kepada mereka!"

Percaya Nasihat

            Sepulang dari bermain, Nugi tidak kuat lagi menahan lapar. Lantas ia segera berlari menuju ke meja makan. Namun karena belum mencuci tangannya, maka ia pun ditegur oleh ibu, kata ibu kepadanya, “Nugi, kamu tidak boleh seperti itu. Kalau hendak makan harus cuci tangan terlebih dahulu supaya tidak cacingan dan sakit perut.” Akan tetapi Nugi tidak mau menghiraukan teguran ibu dan sambil makan ia berkata, “Ah, mana bisa cacing hidup di dalam perut. Ibu ini ada-ada saja. Lagian lho, Nugi kan sehat. Mana mungkin sakit perut.” Setelah selesai makan, Nugi pun kembali bermain dengan teman-temannya di halaman. Namun, tak lama kemudian benarlah apa yang dikatakan ibu, Nugi sakit perut dan ia merengek-rengek minta diobati oleh ibu.
            Itulah akibat tidak mau mendengarkan nasihat ibu. Demikian juga kita, seringkali kita tidak mau mempercayai perkataan orang lain sebelum mengalaminya sendiri. Karena itu, mari kita belajar rendah hati mendengarkan nasihat orang lain yang memiliki pengalaman hidup lebih banyak dari kita tanpa harus menunggu kita menyesal di kemudian hari. (Karin)

13 Februari 2011

Minggu, 13 Februari 2011
Minggu Biasa VI/A
Matius 5 : 20 – 22a. 27 – 28. 33 – 34a. 37

5:20 Jadi, ingatlah: Kalian tidak mungkin menjadi umat Allah, kalau tidak melebihi guru-guru agama dan orang-orang Farisi dalam hal melakukan kehendak Allah!"
5:21 "Kalian tahu bahwa pada nenek moyang kita terdapat ajaran seperti ini: Jangan membunuh; barangsiapa membunuh, harus diadili.
5:22 Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu, barangsiapa marah kepada orang lain, akan diadili; dan barangsiapa memaki orang lain, akan diadili di hadapan Mahkamah Agama.
5:27 "Kalian tahu bahwa ada ajaran seperti ini: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: barangsiapa memandang seorang wanita dengan nafsu berahi, orang itu sudah berzinah dengan wanita itu di dalam hatinya.
5:33 "Kalian tahu bahwa pada nenek moyang kita terdapat ajaran seperti ini: jangan mungkir janji. Apa yang sudah kaujanjikan dengan sumpah di hadapan Allah, harus engkau melakukannya.
5:37 Katakan saja 'Ya' atau 'Tidak' -- lebih dari itu datangnya dari si Iblis.

Ayat Emas: Mrk 5:37
Katakan saja 'Ya' atau 'Tidak' -- lebih dari itu datangnya dari si Iblis.

Jangan Mudah Mengucap Janji

Suatu ketika, ibu bertanya pada Dewanto, “Kalau besar nanti kamu ingin jadi apa nak?”. “Aku ingin jadi pastor seperti Romo Bosch. Dia sangat baik dan sederhana. Aku janji akan belajar hidup sederhana supaya bisa menirunya,” jawab Dewanto mantap. “Cita-cita yang sangat bagus itu, nak.” kata ibu. Setelah beberapa hari kemudian, sepulang sekolah Dewanto segera melemparkan tasnya di dalam kamarnya, tanpa melepaskan sepatu dan ganti baju ia bergegas lari ke meja makan karena ia sudah merasa sangat kelaparan. Namun ketika sampai di meja makan, ternyata ia hanya melihat sebakul nasi, sepiring ikan asin dan tempe goreng. Karena tidak suka dengan lauk yang ada, Dewanto menjadi jengkel, “Masak Cuma dikasih makan kayak gini,” katanya dalam hati sambil melangkah kembali ke kamar. Ketika itu, ibu masih belum pulang, biasanya ibu baru keluar dari pabrik tempatnya bekerja pukul 4.00 sore.
Setelah Ibu tiba di rumah, ia tidak bertemu dengan Dewanto. “Mungkin ia sedang tidur siang,” pikir ibu. Namun, sampai hari menjelang malam pun ternyata Dewanto masih belum terlihat juga. Maka, cemaslah hati ibu. Kemudian. ibu mencoba mengetuk pintur kamar Dewanto untuk mengajaknya makan bersama. Namun Dewanto menolak ajakan ibunya, ia hanya membuka pintu untuk berkata pada ibunya, “aku tidak mau makan. lauknya blas gak enak!” lantas ia segera menutup pintu kamarnya kembali. Ibu menjadi sedih mendengar perkataan Dewanto tersebut, tapi ibu tetap berusaha menghiburnya, “Ya sudah, kalau begitu kita beli bakso saja yuk,” ajak ibu. Mendengar ajakan ibunya, Dewanto pun segera keluar kamar menemui ibu sebagai tanda setuju dengan ajakan tersebut (Dinda Putri).

12 Februari 2011

Sabtu, 12 Februari 2011

Markus 8 : 1 – 10
8:1 Tidak berapa lama kemudian, ada lagi sekelompok orang banyak datang berkumpul. Karena mereka tidak punya makanan, Yesus memanggil pengikut-pengikut-Nya dan berkata,
8:2 "Aku kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari lamanya mereka bersama-sama-Ku, dan sekarang mereka tidak punya makanan.
8:3 Kalau Aku menyuruh mereka pulang dengan perut kosong, mereka akan pingsan di tengah jalan. Apalagi di antara mereka ada yang datang dari jauh."
8:4 Pengikut-pengikut Yesus menjawab, "Di tempat yang terpencil ini, di manakah orang bisa mendapat cukup makanan untuk semua orang ini?"
8:5 "Ada berapa banyak roti pada kalian?" tanya Yesus. "Tujuh," jawab mereka.
8:6 Maka Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di atas tanah, lalu Ia mengambil ketujuh roti itu dan mengucap syukur kepada Allah. Kemudian Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya dan memberikannya kepada pengikut-pengikut-Nya untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang. Maka pengikut-pengikut-Nya melakukannya.
8:7 Mereka mempunyai beberapa ekor ikan kecil juga. Yesus mengucap syukur kepada Allah atas ikan-ikan itu, lalu menyuruh pengikut-pengikut-Nya membagi-bagikan ikan-ikan itu juga.
8:8-9 Mereka makan sampai kenyang -- ada kira-kira empat ribu orang yang makan. Kemudian pengikut-pengikut Yesus mengumpulkan kelebihan makanan -- tujuh bakul penuh. Lalu Yesus menyuruh orang-orang itu pulang,
8:10 dan Ia dengan pengikut-pengikut-Nya langsung naik perahu dan pergi ke daerah Dalmanuta.

Ayat Emas: Mrk 8:6
Ia mengambil ketujuh roti itu dan mengucap syukur kepada Allah. Kemudian Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya dan memberikannya kepada pengikut-pengikut-Nya untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang.

Berbagi Makanan

Santi adalah anak Sekolah Dasar kelas 5 yang rajin pergi ke Gereja. Setiap hari Minggu, Santi selalu meluangkan waktunya untuk datang ke rumah Tuhan. Suatu waktu, ketika Santi hendak pergi ke Gereja, ia tidak lupa membeli kue. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan. Namun di tengah jalan, ia bertemu seorang anak kecil yang berpakaian kotor sambil meminta-minta di pinggir jalan sambil berkat, “Mbak, minta makan.” Santi ingat kalau di dalam tasnya ada kue, lantas ia segera mengambil kue tersebut dan memberikannya pada anak itu.
Setelah menerima pemberiannya, anak tersebut terlihat sangat senang dan ia pun segera memakan kue tersebut. Santi turut merasakan kebahagiaan anak itu. Sesaat kemudian, ia pun melanjutkan kembali perjalanannya menuju ke Gereja.
Perbuatan Santi tersebut merupakan perbuatan yang mencerminkan anak Tuhan, yang mau berbagi kasih dengan tulus hati terhadap sesamanya yang kekurangan. Ia telah memancarkan sinar kebaikan Tuhan yang telah memberi teladan dalam berbagi dengan memberi makan kepada empat ribu orang. Sebagai anak-anak Tuhan, marilah kita mulai hari ini saling berbagi kasih melalui tindakan nyata dengan saling memberi satu dengan yang lain (M.M. Nina).