Senin, 07 November 2011

7 November 2011

Senin, 7 November 2011
Lukas 17:1-6

Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Hal-hal yang menyebabkan orang berbuat dosa pasti akan ada. Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya!  2 Lebih baik kalau batu penggilingan diikatkan pada lehernya, lalu ia dibuang ke dalam laut daripada ia menyebabkan salah seorang dari orang-orang kecil ini berbuat dosa.  3 Sebab itu, waspadalah! Kalau saudaramu berdosa, tegurlah dia. Kalau ia menyesal, ampunilah dia.  4 Kalau ia berdosa kepadamu tujuh kali sehari dan setiap kali datang kepadamu dan berkata, 'Saya minta maaf,' ampunilah dia."  5 Para rasul berkata kepada Tuhan Yesus, "Tuhan, kuatkanlah iman kami."  6 Tuhan menjawab, "Kalau kalian mempunyai iman sebesar biji sawi, kalian dapat berkata kepada pohon murbei ini, 'Tercabutlah engkau dan tertanamlah di laut,' pasti pohon ini akan menurut perintahmu."
Ayat Emas : Hal-hal yang menyebabkan orang berbuat dosa pasti akan ada. Tetapi engkaulah orang yang menyebabkannya ! ( Luk. 17:1 )

Dipaksa Teman

                Siang itu Fendi dimarahi oleh gurunya karena telah berani mencuri uang teman sekelasnya. “ Apa yang menyebabkan kamu berani melakukan perbuatan itu ?” yanya pak Ardi, gurunya itu mendengar pertanyaan itu Fendi tidak segera menjawabnya, tapi ia  malah menangis keras. Namun demikian, tangisannya itu tidak menjadikan Pak Ardi surut, ia tetap berusaha mendesak Fendi untuk menjawab pertanyaan itu. Beberapa saat kemudian Fendi berkata, “ Maafkan saya, Pak sebenarnya saya tidak mau mencurinya. Kata-kata Fendi terputus oleh isak tangisannya. Lalu Pak Ardi kembali bertanya, lantas mengapa kamu tetap melakukannya ?” Fendi menundukkan kepalanya dan berkata, Fendi takut, pak, “ Pak Ardi  menjadi semakin heran mendengar jawaban Fendi dan ingin segera mengetahui apa yang telah terjadi. Maka katanya lagi, Takut pada siapa ? Saya ? atau siapa ? Takut pada Adit, pak, karena dia yang memaksa saya mencuri uang itu untuknya. Katanya ia membutuhkan uang itu untuk membayar jajanan yang sudah terlanjur ia makan di kantin sekolah. Kalau saya tidak mau melakukannya, saya akan dipukul
                Setelah mendengar alas an Fendi, Pak Ardi  menasehatinya untuk tidak mengulangi perbuatan itu dan jangan pernah mau bila dipaksa oleh temannya untuk mencuri lagi. Kemudian Pak Ardi pun mengampuni kesalahan Fendi dan segera memanggil Adit untuk diberi hukuman yang lebih berat, karena Adit telah melakukan dua kali kejahatan yakni berhati buruk dan menyebabkan temannya turut terjatuh dalam perbuatan buruknya.
                Sikap Adit ini lebih buruk dari Fendi dan sangat tidak pantas untuk kita tiru, oleh karena itu ia sangat layak untuk mendapatkan hukuman yang lebih berat seperti yang dikatakan oleh Yesus dalam bacaan Injil hari ini. ( Melly Kurnia )


6 November 2011

Minggu, 6 NOVEMBER 2011
Mat 25:1-13

"Apabila Anak Manusia datang sebagai Tuhan, keadaannya seperti dalam perumpamaan ini: Sepuluh gadis pengiring pengantin masing-masing mengambil pelita, lalu pergi menyambut pengantin laki-laki.  2 Lima orang dari mereka bodoh, dan lima yang lainnya bijaksana.  3 Kelima gadis yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak persediaan.  4 Kelima gadis yang bijaksana membawa pelita bersama-sama dengan minyak persediaan.  5 Pengantin laki-laki itu datang terlambat, jadi gadis-gadis itu mulai mengantuk lalu tertidur.  6 Tengah malam, barulah terdengar suara teriakan, 'Pengantin laki-laki datang! Mari sambut dia!'  7 Sepuluh gadis itu bangun, dan memasang pelita mereka.  8 Gadis-gadis yang bodoh itu berkata kepada yang bijaksana, 'Berikanlah minyakmu sedikit kepada kami, sebab pelita kami sudah mau padam.'  9 'Tidak bisa!' jawab anak-anak gadis yang bijaksana itu, 'sebab nanti kita semua tidak punya cukup minyak. Pergilah beli di toko.'  10 Maka gadis-gadis yang bodoh itu pergi membeli minyak. Sementara mereka pergi, tibalah pengantin laki-laki. Kelima gadis yang sudah siap itu masuk bersama-sama dengan pengantin laki-laki ke tempat pesta, dan pintu pun ditutup!  11 Kemudian gadis-gadis yang lainnya itu tiba. Mereka berseru, 'Tuan, Tuan, bukakan pintu untuk kami.'  12 Tetapi pengantin laki-laki itu menjawab, 'Aku tidak mengenal kalian!'"  13 Lalu Yesus mengakhiri perumpamaan-Nya itu begini, "Oleh sebab itu berjaga-jagalah, sebab kalian tidak tahu harinya ataupun jamnya."

Ayat Emas : Kelima gadis yang bijaksana membawa pelita bersama-sama dengan minyak persediaan .”( Mat 25:4 )

Gadis Bijaksana

                Malam itu Kelly baru saja pulang dari rumah Anggi. Ketika masuk ke dalam rumah, ibu melihat wajahnya yang berseri-seri. Maka ibu pun merasa heran dan bertanya padanya, “ Apa yang membuatmu girang Kelly ? Maukah kamu berbagi kegembiraan mu dengan ibu ? Kelly langsung menyahut, “ Bagaimana saya tidak senang, bu. Sejak tadi siang saya diajah Anggi ke taman hiburan dan dapat bermain-main sepuasnya. Setelah itu kan kami pulang ke rumahnya dan ternyata di rumahnya ada saudara Anggi yang baru dating dari luar kota. Dia membawakan kami banyak mainan dan kami pun kembali bermain sepuasnya. Yang lebih menyenangkan lagi, saya diberinya boneka cantik ini. Pokoknya hari ini Kelly senang sekali . Kata Kelly sambil menunjukkan boneka yang dimaksudnya dan bergegas ke kamarnya. Tapi, sebelum ia sampai di kamarnya ibu bertanya, lalu, kamu tidak belajar ?” “ Gampang dah bu. Besok lagi masih bisa, sekarang Kelly kan sudah capek. Jawabnya sambil lalu.
                Keesokan harinya, betapa terkejutnya Kelly diberitahu oleh gurunya kalau pagi ini ada ulangan harian. Akhirnya ia tidak dapat mengerjakan soal-soal ulangan tersebut. Kelly sangat menyesal, karena sebenarnya soal-soal itu mudah dikerjakan tapi karena ia tidak belajar akibatnya ia mendapat nilai buruk. Namun penyesalannya tidak berguna lagi, karena tidak dapat mengubah nilainya yang sudah terlanjur buruk. Oleh karena itu, alangkah baiknya bila kita pun berjaga-jaga untuk selalu giat belajar supaya bila setiap kali ada ulangan , kita telah siap. ( Lintang )

5 November 2011

Sabtu, 5 NOVEMBER 2011
Lukas 16:9-15

9 Lalu Yesus berbicara lagi, kata-Nya, "Dengarlah! Pakailah kekayaan dunia ini untuk mendapat kawan, supaya apabila kekayaan dunia ini sudah tidak berharga lagi, kalian akan diterima di tempat tinggal yang abadi.  10 Orang yang bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, bisa dipercayai juga dalam hal-hal besar. Tetapi orang yang tidak bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, tidak bisa dipercayai juga dalam hal-hal besar.  11 Jadi, kalau mengenai kekayaan dunia ini kalian sudah tidak dapat dipercayai, siapa mau mempercayakan kepadamu kekayaan rohani?  12 Dan kalau mengenai barang yang dimiliki orang lain, kalian terbukti tidak bisa dipercayai, siapa mau memberikan kepadamu apa yang menjadi milikmu?  13 Tidak seorang pun dapat bekerja untuk dua majikan; sebab ia akan lebih mengasihi yang satu daripada yang lain, atau ia akan lebih setia kepada majikan yang satu daripada yang lain. Begitulah juga dengan kalian. Kalian tidak dapat bekerja untuk Allah dan untuk harta benda juga."  14 Orang-orang Farisi mendengar semua yang dikatakan oleh Yesus. Lalu mereka menertawakan-Nya, sebab mereka suka uang.  15 Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Kalianlah orang yang di hadapan orang lain kelihatan benar, tetapi Allah tahu isi hatimu. Sebab apa yang dianggap tinggi oleh manusia, dipandang rendah oleh Allah.

Ayat Emas : “ Orang yang bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, bisa dipercayai juga dalam hal-hal besar. Tetapi orang yang tidak bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, tidak bisa dipercayai juga dalam hal-hal besar ( Luk. 16:10 )

Memimpin itu Tidak Mudah

                Sejak usai pemilihan ketua kelas, beberapa hari belakangan ini Llyas terlihat lebih suka membuat keributan di kelas. Ia telah beberapa kali dinasihati oleh Sisi, ketua kelasnya yang baru. Tapi semakin hari sikapnya menjadi semakin keterlaluan, akhirnya Sisi memberitahukan persoalan itu kepada Pak Victor, guru wali kelas mereka. Sampai akhirnya Llyas dipanggil ke kantor dan diberi sangsi untuk menyapu seluruh lantai di kelasnya. Kejadian itu membuat Llyas semakin sakit hati kepada Sisi dan ia mengancamnya. Indra yang melihat tindakan Llyas saat itu pun segera menghampirinya dan mencobanya bertanya  kepadanya secara baik-baik, “ Mengapa akhir-akhir ini sikapmu menjadi seperti ini, Llyas ? Tidakkah engkau tahu kalau sikapmu terus begini, maka teman-teman tidak aka nada yang mau bergaul denganmu lagi ? “ Biarkan saja ! Bukankah semua teman memang sudah tidak ada yang suka denganku ? kata Llyas. “ Lho ? Apa yang menjadikanmu merasa tidak kamu sukai ? Bukankah selama ini aku pun masih berteman denganmu ? Tanya Indra. “ Tapi kenyataannya mana ? Teman-teman justru lebih banyak yang memilih Sisi untuk menjadi ketua kelas ! kalau memang benar suka padaku, harusnya mereka memilih aku dong !” jawab Llyas dengan suara keras. Karena  perkataan Llyas itulah akhirnya Sisi dan Indra mengerti kenapa beberapa hari belakangan ia lebih suka memberontak itu karena ia ingin menjadi ketua kelas. Kemudian Sisi dan Indra menyampaikan hal itu kepada Pak Victor dan akhirnya Pak Victor mencoba untuk memberinya kesempatan menjadi ketua kelas. Namun ketika dipercaya menjadi ketua kelas, Llyas tidak mampu menjalankan tugas dan tanggungjawabnya secara baik. Bahkan ia sendiri justru sering melanggar aturan sekolah. Akhirnya Llyas dipanggil Pak Victor ke kantor dan ditegur, Bagaimana kamu dapat mengatur teman-teman sekelas, kalau mengatur diri sendiri saja tidak bisa ? demikianlah kata Pak Victor. Lantas, karena Llyas dianggap tak mampu menjalankan tugasnya, maka jabatan ketua kelas itupun kembali diserahkan kepada Sisi.
                Sikap Llyas itu seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi. Kesukaan mereka pada uang  telah menjadikan mereka selalu ingin menjadi pemimpin supaya dihormati dan mudah memperoleh kekayaan. Demikian halnya Llyas yang menganggap bahwa bila menjadi ketua kelas akan dihormati teman-temannya dan ia dapat berbuat semaunya. Sikap demikian sangat tidak disukai oleh Yesus. Oleh karena itu, Yesus menasehati supaya kita berhati-hati terhadap sikap serakah yang dapat merusak kebaikan-kebaikan yang ada di dalam diri kita dan tetap setia melayani Tuhan dan sesama dengan tulus hati. ( Anastasia Lamer )

Rabu, 02 November 2011

4 November 2011

Jumat, 4 NOVEMBER 2011
Pw St. Karolus Borromeus
Luk 16:1-8
Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Adalah seorang kaya. Ia mempunyai seorang pegawai keuangan yang mengurus kekayaannya. Orang kaya itu mendapat laporan bahwa pegawai keuangannya memboroskan uangnya.  2 Jadi ia memanggil pegawai keuangan itu dan berkata, 'Apa ini yang saya dengar mengenai engkau? Sekarang, serahkan kepada saya laporan lengkap mengenai pekerjaanmu mengurus kekayaan saya. Engkau tidak boleh lagi menjadi pegawai keuangan saya.'  3 Maka pegawai keuangan itu berpikir, 'Saya harus berbuat apa sekarang? Tuan saya mau memecat saya. Mencangkul, saya tidak kuat; mengemis, saya malu.  4 Saya ada akal; apabila saya sudah dipecat, saya harus mempunyai banyak kawan yang mau menampung saya di rumah mereka!'  5 Jadi pegawai keuangan itu memanggil setiap orang yang berutang kepada tuannya. Kepada yang pertama, ia berkata, 'Berapa utangmu kepada tuan saya?'  6 Orang itu menjawab, 'Seratus tempayan minyak zaitun.' Pegawai itu berkata kepadanya, 'Ini surat utangmu. Duduklah dan cepatlah menulis: lima puluh.'  7 Kemudian ia berkata kepada orang yang kedua, 'Dan Saudara, berapa utang Saudara?' Orang itu menjawab, 'Seribu karung gandum.' Pegawai keuangan itu berkata kepadanya, 'Ini surat utangmu. Tulislah: delapan ratus.'  8 Maka majikan dari pegawai keuangan yang tidak jujur itu memuji pegawainya itu karena tindakannya yang cerdik itu; sebab orang-orang dunia ini lebih cerdik mengatur urusan mereka daripada orang-orang yang hidup dalam terang."

Ayat Emas : “ Sebab orang-orang dunia ini lebih cerdik mengatur urusan mereka daripada orang-orang yang hidup dalam terang. ( Luk. 16:8b )

Cerdik
            Rita sangat prihatin melihat keadaan perpustakaan sekolahnya yang kekurangan buku-buku bacaan. Karena keprihatinannya itu , ia ingin sekali membelikan buku-buku untuk diberikan kepada sekolah. Sejak saat itu Ritapun berusaha selalu menyisihkan sebagian dari uang sakunya untuk ditabung dalam celengan di rumah. Tanpa terasa ternyata ia telah melakukannya hingga waktu hampir menjelang kelulusan. Rita pun ingin segera membuka celengannya. Betapa senangnya hati Rita ketika mengetahui bahwa ternyata uang yang ia kumpulkan sedikit demi sedikit itu telah menjadi sangat banyak hingga akhirnya ia pun dapat membeli banyak buku yang dianggapnya berguna bagi adik-adik kelas di kemudian hari.
            Keesokan harinya, ketika hendak memberikan buku-buku itu kepada petugas perpustakaan, ia bertemu Adi teman sekelasnya, lho mau dibawa kemana buku-buku sebanyak ini, Rita ? Tanya Adi. “ Aku ingin memberikan buku-buku ini bagi sekolah sebagai kenang-kenangan sekaligus ucapan terima kasihku kepada sekolah ini yang telah mendidik aku selama ini.” Jawab Rita.” Wah bagus itu !” celetuk Adi . lalu katanya lagi, Mari kubantu membawanya. Aku kan gak tega melihat perempuan sebaik kamu begini harus membawa buku sebanyak ini sendirian.” Rita sangat senang menerima tawaran Adi tersebut., terima kasih ya Adi,’kata Rita’ tenang saja. Kamu tetap disini saja, biar semuanya aku antarkan ke perpustakaan, kata Adi. Lantas Adi segera bergegas mengantarkan buku-buku itu ke perpustakaan . Kemudian kepada petugas perpustakaan itu Adi pun berkata, Pak, sebagai rasa terima kasih kami , kali ini kami membawa buku-buku ini untuk kami sumbangkan bagi sekolah ini. “ Kemudian kata petugas perpustakaan itu kepadanya,” Terima kasih ya Adi,” kamu memang benar-benar anak yang baik. “ Ah, biasa saja Pak, “ kata Adi. Ia sengaja tidak memberitahukan kepada petugas perpustakaan kalau sumbangan buku-buku itu sebenarnya hasil usaha Rita selama ini dengan harapan supaya dirinyalah yang mendapatkan pujian itu.
            Adi sangat cerdik memanfaatkan kebaikan Rita untuk keuntungan dirinya sendiri. Demikian pula yang sering terjadi dalam kehidupan kita, bahwa tidak sedikit orang-orang yang culas dan tidak jujur tega menindas dan memanfaatkan orang yang jujur untuk mencari keuntungan bagi diri mereka sendiri. Namun demikian , kecerdikan yang tidak baik , demikian tidak patut kita lakukan, saat ini., kita memang sedang tinggal di dunia yang dipenuhi kecurangan. Tetapi , sebagai anak-anak Allah hendaknya kita harus tetap mengandsalkan Allah dan tidak turut melakukan perbuatan yang tidak baik seperti itu. Jauh lebih baik bila kita meneladani sikap Santo Karolus Boromeus yang terus bekerja tanpa pamrih membangun Gereja dan rumah sakit untuk melayani umat Allah, demikianlah kita pun harus menjaga kemurnian hati kita dengan tetap berbuat baik tanpa mengharapkan pamrih.(Listyana Raharjo ).

3 November 2011

Kamis, 3 NOVEMBER 2011
Lukas 15:1-10
Pada suatu hari, banyak penagih pajak dan orang-orang yang dianggap tidak baik oleh masyarakat, datang mendengar Yesus.  2 Orang-orang Farisi dan guru-guru agama mulai mengomel. Mereka berkata, "Cih, orang ini menerima orang-orang yang tidak baik dan malah makan bersama mereka!"  3 Oleh sebab itu Yesus menceritakan kepada mereka perumpamaan ini,  4 "Andaikata seorang dari kalian mempunyai seratus ekor domba, lalu ia kehilangan seekor apakah yang akan dibuatnya? Pasti ia akan meninggalkan domba yang sembilan puluh sembilan ekor itu di padang rumput, dan pergi mencari yang hilang itu sampai dapat.  5 Dan kalau ia menemukan kembali domba itu, ia begitu gembira sehingga dipikulnya domba itu di bahunya,  6 lalu membawanya pulang. Kemudian ia memanggil kawan-kawan dan tetangga-tetangganya, dan berkata, 'Mari kita bergembira. Dombaku yang hilang sudah kutemukan kembali!'  7 Nah, begitulah juga di surga ada kegembiraan yang lebih besar atas satu orang berdosa yang bertobat, daripada atas sembilan puluh sembilan orang yang sudah baik dan tidak perlu bertobat."  8 "Atau andaikata seorang wanita mempunyai sepuluh uang perak, lalu kehilangan sebuah apakah yang akan dibuatnya? Ia akan menyalakan lampu dan menyapu rumahnya serta mencari di mana-mana sampai ditemukannya uang itu.  9 Pada waktu ia menemukan uang itu, ia memanggil teman-teman serta tetangga-tetangganya, lalu berkata, 'Aku senang sekali sudah menemukan kembali uangku yang hilang. Mari kita bergembira!'  10 Begitulah juga malaikat Allah gembira kalau ada satu orang jahat bertobat dari dosa-dosanya. Percayalah!"

Ayat Emas : “ Begitulah juga malaikat Allah gembira kalau ada satu orang jahat bertobat dari dosa-dosanya. Percayalah !” ( Luk. 15:10 )

Tak Pernah Ada Kata Terlambat
            Sore itu, Geri melihat ibu sedang duduk terdiam di kursi teras belakang rumah. Ia tahu kalau saat itu ibunya sedang sedih karena telah kehilangan uang yang sedianya hendak digunakan untuk membayar sekolah Rani, adik Geri. Setelah memandang beberapa saat wajah ibu yang terlihat murung itu, Geri menjadi sangat sedih dan menyesal karena telah mencuri uang ibu untuk jajan.
            Tak lama kemudian, Geri bergegas menghampiri ibu sambil menangis. Betapa terkejutnya ibu saat itu, yang melihat Geri tiba-tiba menghampirinya sambil menangis. Lantas, ada apa , nak ? Tanya ibu yang menjadi bingung melihat sikap Geri. “ Maafkan Geri, kata Geri. Sambil menangis sesegukan, lanjutnya, Geri menyesal. Geri mencuri uang ibu buat jajan. Perbuatan Geri telah menyusahkan hati ibu. “ “ Baiklah Geri, ibu memaafkanmu. Ibu senang kamu telah mengakui keslahanmu dan menysalnya. Tak pernah ada kata terlambat untuk memperbaikki kesalahan bagi kita,” kata ibu. Sejak saat itu Geri tidak pernah lagi mengulangi perbuatannya yang buruk dan ia senantiasa berusaha menyenangkan hati ibu dengan membantunya di rumah.
            Mengakui kesalahan dan berusaha memperbaikki sikap kita jauh lebih berarti dan sekedar penyesalan di bibir. Benarkah kata ibu Geri, tidak pernah ada kata terlambat bagi kita untuk bertobat dan menjadi anak yang baik. ( Volanda )


2 November 2011

Rabu, 2 November 2011
Peringatan Semua Arwah Orang Beriman
Yoh 6:37-40
37 Semua orang yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku. Aku tidak akan menolak siapa pun yang datang kepada-Ku.  38 Sebab Aku turun dari surga, bukan untuk melakukan kemauan sendiri, melainkan kemauan Dia yang mengutus Aku.  39 Dan inilah kemauan Dia yang mengutus Aku: supaya dari semua orang yang diberikan kepada-Ku, tidak satu pun hilang; tetapi supaya Aku membangkitkan mereka pada Hari Kiamat.  40 Memang inilah keinginan Bapa-Ku: Supaya semua yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya mempunyai hidup sejati dan kekal, dan Aku hidupkan kembali pada Hari Kiamat."

Ayat Emas : “ Memang inilah keinginan Bapa-Ku : Supaya semua yang melihat Anak dan percaya kepadaNya mempunyai hidup sejati dan kekal , dan Aku hidupkan kembali pada hari Kiamat.”
( Yoh 6:40 )

Kembali Ke Rumah
            Sudah hampir satu bulan ini ayah sering terlihat murung dan suka menyendiri duduk di kursi bamboo yang berada di teras samping rumah. Suatu ketika, Kinanti mencoba menemani ayah dan duduk bersamanya dan bertanya, “ Aku perhatikan akhir-akhir ini ayah seperti sedang menyimpan perasaan yang kurang menyenangkan. Kalau boleh Kinan mengetahui, sebenarnya masalah apa yang menjadikan ayah sedemikian sedih ?” Ayah tak segera menjawab pertanyaan Kinanti, ia hanya mengelus rambut Kinanti sambil memandangi wajahnya. Kinanti semakin tidak menerti maksud ayah. “ Katakanlah, ayah. Kinanti akan mendengarkan ayah,” kata Kinanti. “ Tidak ada apa-apa, Kinan, ayah hanya terpikir adik-adikmu yang sudah lama pergi merantau dan sampai sekarang belum pernah kembali menjenguk rumah maupun berkirim kabar,” ucap ayah.” Aku ingin kau menjemput adik-adikmu dan mengajak mereka pulang. Ayah tak ingin mereka menderita di kota. Meski harus bersusah payah menghidupi mereka, ayah akan merasa lebih tenang bila mereka tetap tinggal di rumah bersama kita, “ lanjut ayah. Kinanti dapat memahami betapa besar kerinduan ayah pada adik-adiknya, lalu katanya, “ Tenanglah ayah, Kinanti tidak akan mengecewakan ayah dan akan pergi ke kota untuk mmenjemput adik-adik.”
            Keesokan harinya, Kinanti pun berangkat ke kota dan setelah berhari-hari mencari mereka ternyata tidak menemukan satu pun di antara mereka sampai hamper menyerah. Hingga suatu hari , ketika ia hendak kembali pulang ke desa, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya dari arah belakang, kak Kinanti !’ sepertinya Kinanti masih sangat mengenal suara itu. Maka, ia pun segera menoleh ke belakang dan ternyata benar itu suara Nardi, adik bungsunya. Lantas Kinanti pun segera mendekati Nardi dan mendekapnya erat-erat sambil menangis. Sesaat ia bertanya kepadanya tentang adik-adik yang lainnya dan Nardi memberitahu nya bahwa selama ini mereka tinggal bersama di sebuah gubug pinggiran kota. Maka Kinanti pun ingin segera menemui adik-adiknya yang lain dan memberitahukan kalau ayah lama memikirkan mererka. Lantas, Kinanti bersama Nardi pun segera pergi ke pinggiran kota, tempat dimana adik-adiknya itu berada. Hingga akhirnya mereka semua diajaknya kembali pulang ke rumah. Betapa bahagianya ayah setelah mengetahui kedatangan mereka dan ia ingin supaya merteka tetap berkumpul bersama di rumah dan tak perlu lagi kembali ke kota.
            Demikian pula dengan Yesus, semua orang yang melihatNya dan percaya kepadaNya serta mau mengikutiNya pastilah akan kembali ke Rumah Bapa dengan selamat. Demikian juga Nardi dan adik-adik Kinanti yang ketika pertama kali bertemu dan percaya pada perkataannya serta mau diajak pulang ke rumah, akhirnya dapat berkumpul kembali bersama ayah mereka dan hidup bahagia. ( Marsudi )

1 November 2011

Selasa, 1 November 2011
Hari Raya Semua Orang Kudus
Mat 5:1-12
Waktu Yesus melihat orang banyak itu, Ia naik ke atas bukit. Sesudah Ia duduk, pengikut-pengikut-Nya datang kepada-Nya,  2 lalu Ia mulai mengajar mereka:  3 "Berbahagialah orang yang merasa tidak berdaya dan hanya bergantung pada Tuhan saja; mereka adalah anggota umat Allah!  4 Berbahagialah orang yang bersedih hati; Allah akan menghibur mereka!  5 Berbahagialah orang yang rendah hati; Allah akan memenuhi janji-Nya kepada mereka!  6 Berbahagialah orang yang rindu melakukan kehendak Allah; Allah akan memuaskan mereka!  7 Berbahagialah orang yang mengasihani orang lain; Allah akan mengasihani mereka juga!  8 Berbahagialah orang yang murni hatinya; mereka akan mengenal Allah.  9 Berbahagialah orang yang membawa damai di antara manusia; Allah akan mengaku mereka sebagai anak-anak-Nya!  10 Berbahagialah orang yang menderita penganiayaan karena melakukan kehendak Allah; mereka adalah anggota umat Allah!  11 Berbahagialah kalian kalau dicela, dianiaya, dan difitnah demi Aku.  12 Nabi-nabi yang hidup sebelum kalian pun sudah dianiaya seperti itu. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah upah di surga yang disediakan Tuhan untuk kalian."

Ayat Emas : “ Berbahagialah orang yang mengasihani orang lain ; Allah akan mengasihi mereka juga !” ( Mat 5:7 )

Anggrek Bulan Untuk Ratri
          
 Di suatu hari yang panas, sambil berkerudung jaket Ratri melenggang kea rah pasar bunga yang letaknya tak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Saat asyik menikmati perjalanannya tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara teguran seseorang dari balik kaca mobil yang melintas di dekatnya, katanya, “ Ratri, siang-siang begini kok jalan sendirian. Memangnya kamu mau kemana ?” Kemudian Ratri mencoba menengok kea rah suara itu dan akhirnya ia tahu bahwa orang yang menyapa itu adalah tante Lena. Lalu menjawabnya, ‘ Oh, tante. Ini lho tante, Ratri pengin membeli anggrek bulan untuk ditanam di dekat gua Maria di taman rumah. Kalau begitu bareng tante sekalian saja. Tante juga lewat pasar bunga kok,” tawar tante Lena. “ Terima kasih, kali ini Ratri sedang ingin sambil jalan-jalan kok,” jawab Ratri. “ ya sudah, kalau gitu tante duluan. Hati-hati di jalan,” kata tante Lena sambil memacu laju mobilnya.
            Kemudian Rastri pun kembali meneruskan langkah kakinya kea rah pasar bunga. Namun tak selang berapa lama, ia menjumpai seorang kakek yang sedang mengais-ngais makanan di tempat sampah. Ketika memandang kakek itu, Ratri pun menjadi sangat kasihan dan memberikan uang yang sedianya akan ia gunakan untuk membeli anggrek bulan kepadanya. Entahlah apa yang sebenarnya sedang ia pikirkan, setelah memberikan uangnya, tiba-tiba Ratri membalikkan badan dan kembali pulang ke rumahnya. Ratri tak jadi membeli bunga yang sebenarnya ia inginkan.
            Ketika hari menjelang sore, datanglah tante Lena ke rumah Ratir. Ia bermaksud ingin melihat anggrek bulan yang baru dibeli Ratri. Namun, ketika tak menjumpainya, ia pun bertanya kepada Ratri dan Ratri pun mengisahkan apa yang telah ia lakukan tadi siang sehingga tidak jadi membeli bunga. Usai mendengar cerita Ratri, tante Lena kembali menghampiri Ratri sambil membawakan anggrek bulan untuk Ratri. Betapa bahagianya hati Ratri dan ia pun segera memeluk tante Lena, sambil berkata,” Terima kasih, tante. Pada akhirnya, hari ini saya tetap dapat mempersembahkan anggrek bulan kepada Bunda Maria.” Seperti halnya Ratri, bermurah hatilah maka kita pun akan mendapatkan kemurahan dari Tuhan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya melalui orang-orang disekitar kita. ( Kristiatmono )