Kamis, 28 Juli 2011

4 Agustus 2011

Mat. 16:13-23 (Pw S. Yohanes Maria Vianney)
            Yesus pergi ke daerah dekat kota Kaisarea Filipi. Di situ Ia bertanya kepada pengikut-pengikut-Nya, "Menurut kata orang, Anak Manusia itu siapa?" Pengikut-pengikut-Nya menjawab, "Ada yang berkata Yohanes Pembaptis. Ada juga yang berkata Elia. Yang lain lagi berkata Yeremia, atau salah seorang nabi." "Tetapi menurut kalian sendiri, Aku ini siapa?" tanya Yesus kepada mereka. Simon Petrus menjawab, "Bapak adalah Raja Penyelamat, Anak Allah Yang Hidup." "Beruntung sekali engkau, Simon anak Yona!" kata Yesus. "Sebab bukannya manusia yang memberitahukan hal itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Sebab itu ketahuilah, engkau adalah Petrus, batu yang kuat. Dan di atas alas batu inilah Aku akan membangun gereja-Ku, yang tidak dapat dikalahkan; sekalipun oleh maut! Aku akan memberikan kepadamu kunci dari Dunia Baru Allah. Apa yang engkau larang di atas bumi, juga dilarang di surga. Dan apa yang engkau benarkan di atas bumi, juga dibenarkan di surga." Setelah itu Yesus mengingatkan pengikut-pengikut-Nya supaya mereka tidak memberitahukan kepada siapa pun bahwa Dialah Raja Penyelamat. Mulai dari saat itu, Yesus berkata terus terang kepada pengikut-pengikut-Nya, bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan mengalami banyak penderitaan dari pemimpin-pemimpin, imam-imam kepala dan guru-guru agama. Ia akan dibunuh, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan kembali. Lalu Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, "Mudah-mudahan Allah menjauhkan hal itu, Tuhan! Jangan sampai hal itu terjadi pada Tuhan!" Yesus menoleh lalu berkata kepada Petrus, "Pergi dari sini, Penggoda! Engkau menghalang-halangi Aku. Pikiranmu itu pikiran manusia; bukan pikiran Allah!"

Rencana Tuhan Baik Adanya
Siang itu Bernard telah bersiap diri untuk segera berangkat latihan pramuka di sekolah. Tapi ketika ia hendak keluar rumah, ternyata mendung begitu gelap. “Celaka!”, Pikir Bernard, “Tak lama lagi pasti akan hujan deras.” Saat itu hati Bernard benar-benar gusar, sebab hari itu adalah kesempatan terakhir latihan pramuka sebelum mengikuti seleksi bagi para siswa Sekolah Dasar untuk mengikuti ajang lomba Kwartir Ranting. “Bagaimana jadinya nanti?” keluh Bernard, “Bisa-bisa aku gak lulus seleksi kalau begini caranya. Aduh, kenapa sih Tuhan gak mau sedikit mengerti. Kalau saja Tuhan mau mengerti, pastilah Ia tidak akan menurunkan hujan hari ini.”
Kiranya, hal seperti itu tidak hanya dialami oleh Bernard. Tidak sedikit pula dari antara kita yang mengeluh ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan apa yang telah kita pikirkan. Bahkan ketika kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan rencana atau harapan kita, tidak jarang dari kita yang segera mengeluh dan protes. Sikap demikian tampaknya sangat wajar dialami oleh manusia, tapi sebenarnya ini bukanlah sikap yang baik. Mengapa dikatakan tidak baik? Karena kita hanya menuruti kemauan kita sendiri. Padahal, bila benar-benar kita sadari, tidaklah semua hal harus sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Oleh sebab itu, kita juga harus memperhatikan dan mengikuti kemauan Tuhan.
Inilah yang hendak diajarkan Tuhan Yesus kepada Kita, bahwa yang paling utama adalah menuruti kemauan Tuhan. Sebab Tuhan Yesus tahu bahwa hanya kemauan Tuhan sajalah yang terbaik bagi hidup kita. Tuhan tidak hanya memikirkan kebaikan kita hanya selama kita masih hidup di dunia ini, tapi juga untuk kebaikan kita di surga nanti. Mulai sekarang, mari kita belajar untuk lebih menerima apapun yang telah diberikan Tuan kepada kita, meskipun terkadang hal itu terasa sangat menyakitkan hati kita. Percayalah, Tuhan pasti memiliki rencana yang sangat baik dalam hidup kita. (Fransisca A. Anggraeni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar